Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Tantangan Kaesang dan PSI Ikuti Kesuksesan Partai Anak Muda di Thailand

1 Oktober 2023   17:27 Diperbarui: 1 Oktober 2023   17:34 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masuknya Kaesang Pangarep ke lingkaran politik di tanah air menuai pelbagai diskusi politik. Kaesang mengiakan pinangan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan kemudian setelah beberapa hari mendapatkan kartu anggota, Kaesang ditetapkan sebagai ketua umum PSI.

Diskusi politik pun menghangat. Alasan paling mendasar bukan semata-mata PSI sebagai partai, tetapi status Kaesang sebagai salah satu Putera Presiden Joko Widodo. Masuknya Kaesang ke lingkaran politik sepertinya melengkapi karir politik dari keluarga Presiden Jokowi.

Juga, pilihan Kaesang berbeda dengan pilihan Jokowi dan kakanya, Gibran yang menjabat sebagai walikota Solo. Baik Jokowi dan Gibran merupakan kader PDI-P.

Di balik diskusi itu, satu benang merah yang mewarnai pilihan politik Kaesang adalah soal karakteristik PSI, yang identik dengan partai kaum muda. Bahkan, dalam  pidato sebagai ketum PSI, Kaesang mencontohi kesuksesan partai kaum muda di Thailand, Partai Move Forward (MFP) sebagai refrensi kesuksesan.

Sepintas tentang MFP

MFP merupakan partai kaum muda di Thailand. Kesuksesan besar partai ini adalah memenangkan pemilu dengan raihan 152 kursi parlemen mengungguli partai-partai lama dalam pemilihan umum pada Mei 2023.

Keberhasilan MFP tak lepas dari strategi politik yang dibuat. Selain tak melepaskan sistem kampanye konvensional seperti pemasangan baliho dan pembagian stiker, MFP juga sangat memanfaatkan peran media sosial, terlebih khusus TikTok.

Berbekal pengikut yang banyak, MFP memanfaatkan medsos sebagai instrumen kampanye. 

Selain media kampanye, MFP juga mempunyai ide politik yang terbilang berani lantaran mengeritisi dan menantang sistem yang sementara terbangun di negara Thailand. 

Salah satu keberanian MFP adalah menggugat undang-undang tentang hukuman berat yang dilimpahkan kepada siapa saja yang melakukan pencemaran nama baik atau penghinaan ke golongan monarki atau pihak kerajaan dan anggota keluarga kerajaan.

Undang-undang itu terbilang berat karena membebankan hukuman paling kurang 15 tahun penjara bagi yang menghina keluarga kerajaan.

Tak hanya itu.  MFP juga ikut mengritisi dominasi militer di negara Thailand, terlebih khusus pengaruh pihak militer di politik. MFP juga mengusulkan pembebasan wajib militer dan pengurangan anggaran untuk pertahanan.

Pada titik ini, keberadaan MFP tak lepas dari kampanye yang langsung bersentuhan dengan konteks hidup bernegara di Thailand. 

Keberanian partai kaum muda ini mengeritisi sistem kerja yang telah lama hidup dan berlaku di Thailand tentu saja menarik simpati besar dari rakyat Thailand. Tak ayal, MFP meraih 36,23 persen suara dalam pemilu Mei 2023.

Menimbang jalan politik dari MFP di Thailand radanya cukup sulit dan menantang bagi Kaesang dan PSI mengikuti jejak yang sama. Sejauh ini, PSI hanya lekat dengan identitas sebagai partai kaum muda tetapi belum mendengungkan pesan politik yang kuat dan yang menggugat. 

Paling tidak, selain memberikan aspirasj untuk kaum muda, PSI mesti mampu memberikan terobosan baru yang bisa saja berseberangan dengan langkah dengan partai-partai kuat yang ada. Bahkan, PSI juga melihat secara kritis program pemerintah dan menjadikan hal itu sebagai rujukan dalam berkampanye.

Namun, hal itu cukup sulit. Paling pertama adalah status Kaesang sebagai anak Jokowi. Juga, PSI ini mempunyai kedekatan politik yang sangat kuat untuk dengan Jokowi.

Dengan ini, radanya sulit PSI dan Kaesang mengritik pemerintah saat ini. Besar kemungkinan, PSI akan ikut arus partai-partai besar atau pun sikap politik Jokowi.

Efeknya pun pada kesuksesan PSI pada pemilu mendatang. Barangkali target kader yang masuk senayan tercapai tetapi tak seheboh raihan partai kaum muda di Thailand. 

Bukan tak mungkin gegera tak ada terobosan baru dalam masa kampanye, pemilih cenderung bertahan pada partai-partai lama. Apalagi, ada partai yang begitu dekat dengan Jokowi dan membangun ide kesinambungan program Jokowi sebagai agenda kampanye politik.

Ditambah lagi, dalam partai-partai lain juga ada kaderisasi kaum muda sebagai pemimpin masa depan.

Lebih jauh, konteks pemilih yang masih kuat dengan politik primodialisme, yang memilih politikus berdasarkan kesamaan latar belakang daripada melihat program kerja yang ditawarkan.

Oleh sebab itu, sangat sulit bagi Kaesang dan PSI untuk mengikuti jejak kesuksesan Partai kaum muda di Thailand untuk memenangkan pemilu mendafang jika tidak ada strategi kampanye yang kuat dan pesan politik yang kuat dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun