Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Terbuktinya Kekuatiran Pep Guardiola dan Jalan Tanpa Arah Erik Ten Hag

1 Oktober 2023   07:21 Diperbarui: 1 Oktober 2023   07:38 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Manchester United kalah dari Crystal Palace 1-0. Foto: AFP/Oli Scarff via Kompas.com

Dua tim Liga Inggris asal satu kota Manchester, Manchester United dan Manchester City menghadapi nasib apes dalam pekan ketujuh lanjutan Liga Inggris 2022/23 (30/9/23). MU kalah tipis 1-0 dari Crystal Palace di Old Trafford dan Man City kalah 2-1 dari tuan rumah Wolves di Molineux Stadium.

Kekuatiran Pep Guardiola Terbukti

Kekalahan Man City dari Wolves menjadi kekalahan kedua berturut-turut dalam satu pekan terakhir. Tengah pekan lalu di kompetesi Piala Carabao, Man City tumbang 1-0 di tangan Newcastle United.

Kekalahan dari Newcastle itu memang bisa diprediksi lantaran pelatih Man City, Pep Guardiola menyatakan bahwa tak mengambil resiko untuk memainkan skuad andalannya dalam kompetesi tersebut. 

Akibatnya, pemain seperti Erling Haaland dibangkucadangkan dan Guardiola  lebih memberikan pemain yang jarang turun dan juga memberikan kesempatan kepada pemain muda dari akademi.

Sebenarnya, alasan Guardiola juga berhubungan dengan kondisi timnya. Beberapa pemain pentingnya seperti Kevin de Bruyne, Bernardo Silva, dan John Stones sementara menderita cedera. Ditambah lagi, Rodri yang mendapat sanksi lantaran mendapat kartu merah sewaktu bermain Man City bermain kontra Nottingham Forest.

Masalah cedera di timnya menjadi sorotan Guardiola. Pelatih asal Spanyol itu menilai bahwa persoalan cedera yang terjadi pada pemain penting timnya akan berdampak negatif pada performa tim untuk jangka waktu yang panjang. Keseimbangan tim bisa terganggu.

Benar saja, kekuatiran Guardiola terbukti dalam laga kontra Wolves. Kendati Man City mendominasi laga, namun tim berjuluk the Netizens itu seperti kehilangan faktor pemecah kebuntuan tim kala menghadapi tim-tim yang bermain ekstra defensif seperti Wolves.

Silva, De Bruyne dan bahkan Rodri kerap menjadi pemain yang memecah kebuntuan tim lewat gol-gol penting mereka. Awal musim ini saja, dua gol Rodri Rodri menjadi penentu kemenangan tim.

Faktor pemecah kebuntuan itu kurang kala penyerang Man City mandek dalam mencetak gol. 

Belum lagi, ketidakhadiran Rodri yang memberikan efek di lini tengah. Guardiola memainkan duet Mateo Kovacic dan Mattheus Nunes di posisi sebagai gelandang jangkar.

Untuk pertama kalinya kedua bermain bersama dan mereka sama-sama baru bergabung dengan Man City. Jadinya, irama permainan Man City yang seharusnya dipegang oleh Rodri di sektor gelandang jangkar agak menurun.

Biasanya, Guardiola tak menyentuh sama sekali Rodri. Biasanya, Guardiola mengutak-atik tandem dari pemain timnas Spanyol tersebut.

Kekalahan Man City menjadi bukti nyata kekuatiran Guardiola terjadi. Jika banyak pemain penting yang absen, permainan tim ikut terpengaruh, terlebih khusus keseimbangan permainan tim.

Erik Ten Hag Tanpa Arah

Ketika Guardiola sudah merasakan langsung kekuatirannya, pelatih MU Erik Ten Hag sepertinya masih berjalan tanpa arah. Kekalahan dari Crystal Palace memperpanjang kekalahan MU musim ini.

Sedihnya, tim berjuluk "Setan Merah" ini menderita kekalahan di kandangnya sendiri, Old Trafford. Untuk kedua kalinya di Liga Inggris musim ini, suporter MU melihat timnya tunduk di kediamannya sendiri. Jadinya, keangkeran Old Trafford menjadi kabur.

Ten Hag pastinya mulai disorot. Proyeknya musim ini terlihat berjalan di tempat dan cenderung mundur ke belakang. Seharusnya, dengan pembelian pemain awal musim ini menguatkan performa tim yang tampil meyaksikan musim lalu. Namun, kenyataannya, MU seperti tak menemukan irama terbaik dalam memanfaatkan pemain baru dan lama.

Padahal, saat bermain kontra Crystal Palace di Liga Inggris, Ten Hag mulai menurunkan beberapa pemain yang dibelinya pada awal musim ini seperti striker R. Hojlund, Mason Mount dan S. Amrabat dimainkan sejak menit-menit awal.

Anehnya, skuad Ten Hag ini agak berbeda jauh saat MU mengalahkan Crystal Palace 3-0 di Piala Carabao tengah pekan lalu. Saat itu, optimisme merebak dari permainan MU yang tampil dengan beberapa pemain muda seperti F. Pelistri,H. Mejbri, dan A. Garnacho di lini tengah.

Namun, Ten Hag hanya memainkan Pelistri sejak menit awal dan membangkucadanhkan Mejbri dan Garnacho saat bertemu Crystal Palace di Liga Inggris dan memberikan tempat untuk B. Fernandez dan Marcus Rahsford. 

Pergantian itu tak membuat permainan MU meningkat. Malahan, performa MU stagnan dan tak bisa mengalahkan Crystal Palace sebagaimana yang mereka lakukan di Piala Carabao. Taktik rotasi Ten Hag untuk menghadapi tim yang sama tak berjalan lancar.

Jalan yang diambil oleh Ten Hag seperti tanpa arah. Seyogianya, Ten Hag mempertahankan skuad yang sama atau juga tetap memainkan pemain yang tampil meyakinkan sebelumnya seperti Garnacho di bagian kiri daripada memainkan Rashford.

Kekalahan MU seperti menunjukkan jalan tanpa arah Ten Hag yang sementara ditempuh di MU. Nasibnya mulai disoroti. Cepat atau lambat jika performa MU tak membaik, kursi Ten Hag juga bisa tergoncang.

Salam Bola

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun