Namun, secara umum Rodri jarang diperbincangkan. Jarang disorot kamera.
Yang kerap menjadi sorotan adalah Erling Haaland yang menjadi top skorer Manchester City pada musim lalu atau juga Kevin de Bruyne. Kedua pemain ini menjadi finalis pemain terbaik versi UEFA yang kemudian dianugerahkan untuk Erling Haaland.
Di balik kesuksesan treble Manchester City musim lalu, Haaland yang lebih sering menjadi buah bibir daripada pemain berusia 27 tahun tersebut.
Secara umum, Rodri terbilang sebagai pemain low profile tetapi sangat signifikan dalam sistem permainan ala Guardiola. Kedisiplinan dalam menjaga tempat dan membaca pola permainan tim dan lawan menjadi kelebihan Rodri dan keuntungan besar bagi Guardiola.
Sosok Rodri ini mengingatkan peran tak tergantikan Sergio Busquets yang diorbitkan Guardiola ke tim senior Barcelona. Busquets begitu jarang diperbincangkan dan disorot.Â
Namun, pemain Inter Miami itu menjadi salah satu aktor penting permainan tiki-taka ala Barca. Perannya tak terlihat di balik organisasi permainan Barca.
Rodri masih sangat sulit tergantikan dari pola permainan Manchester City sampai musim ini. Untuk meringankan peran Rodri, Guardiola masih memainkan formasi dua gelandang bertahan. Tujuannya untuk membantu dan meringankan peran Rodri di lini tengah.
Karena peran Rodri yang cukup penting, Guardiola pun merasa pusing ketika Rodri mendapat kartu merah dalam laga kontra Nottingham Forest di Liga Inggris pada pekan keenam. Akibat kartu merah itu, Rodri berpeluang untuk tak main kontra Arsenal pekan depan.
Ketidakhadiran Rodri bisa menjadi masalah untuk Guardiola. Terlebih lagi, Kovavic belum pulih secara total dari cedera. Kavin Philips juga belum tampil konsisten sejak didatangkan dari Leeds United musim lalu.Â
Praktisnya tanpa Rodri, Guardiola mungkin mengubah formasi atau mencari tandem yang cocok untuk Nunes jika memainkan formasi dua gelandang jangkar.
Pendek kata, absenya Rodri bisa membuat lubang besar yang diekspos permainan lawan atau juga melemahkan sistem permainan Manchester City.Â