Belum lagi, lini belakang Man City yang cukup solid. Hampir enem bek Man City, termasuk Gvardiol yang dibeli awal musim selalu mengalami rotasi di Liga Inggris.
Karenanya, kendati ada pemain yang cedera seperti De Bruyne, Grealish, dan John Stones, pemain Man City tetap terkontrol.
Selain itu, beban Man City agak ringan. Guardiola sendiri mengakui bahwa meraih trofi Liga Champions musim ini relatif gampang lantaran Man City sudah mengatasi "beban" yang dinanti-nantikan sekian musim. Bagi Guardiola, terasa sangat berat untuk meraih trofi pertama daripada setelahnya.
Tantangan terbesar Man City untuk mempertahankan trofi adalah sikap tim itu sendiri. Tak waspada atau merasa superior bisa saja membuat tim terperosok. Ambisi untuk meraih trofi perlu menjadi fondasi kuat dan tak boleh lenyap dari benak para pemain Man City.
Apalagi, untuk konteks Liga Champions Eropa yang kerap menghadirkan kejutan. Tim-tim lawan tak boleh dipandang sebelah mata.
Selain itu, apabila menimbang performa tim-tim di Eropa umumnya, tak banyak klub yang bisa menantang kekuatan Man City. Dari daratan Inggris, Man City akan menghadapi kekuatan dari Newcastle United, Manchester United, dan Arsenal.
Laga kontra satu tim yang seliga rada rumit karena tiap tim sudah kerap bertemu satu sama lain dan sudah saling mengenal.Â
Dari luar Liga Inggris, Man City akan menghadapi tantangan serius dari Real Madrid. Kehadiran J. Bellingham membuat Madrid makin kuat musim ini. Apalagi, Carlo Ancelotti masih bertahan dan pastinya mau mengakhiri musimnya dengan Madrid lewat cara yang manis.
Hanya saja, Madrid belum menghadapi tim solid seperti Man City. Kalau di level La Liga Spanyol, Madrid tampil solid karena kontribusi para pemain muda, belum tentu hal itu terjadi di level Eropa.
Sementara itu, tim-tim lain masih belum menemukan performa terbaik. Inter Milan yang menjadi finalis musim lalu agaknya patut diperhitungkan karena permainannya yang ditampilkan kontra Man City di final tetap terjaga hingga musim ini.
Terbukti saat Inter menggasak saudara sekotanya, AC Milan dengan kemenangan 5-1. Inter lebih bermain efektif dan pragmatis dengan memanfaatkan setiap ruang untuk mencari gol. Kerja keras tim asuhan S. Inzaghi kontra Milan seperti mengingatkan performa mereka saat merumitkan Man City di partai final.