Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Perlu Hapus Konsep "Main Cari Pengalaman" Saat Indonesia Jamu Turkmenistan

8 September 2023   10:45 Diperbarui: 8 September 2023   19:57 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika tim nasional Indonesia U-23 gagal meraih trofi di ajang Piala AFF 2023 yang berlangsung di Thailand beberapa waktu lalu, tak sedikit pihak yang memberikan komentar yang bernada positif di balik kegagalan Garuda Muda tersebut.

Komentar positif itu terlahir karena permainan apik Garuda Muda hingga masuk final bermain kontra Vietnam, usia para pemain yang relatif muda dipandang sebagai masa depan timnas, dan daya juang yang mereka tampilkan selama turnamen tersebut.

Muara komentar positif itu pun berujung pada konsep bahwa biar kalah atau gagal meraih piala, yang terpenting para pemain muda itu belajar dari pengalaman yang telah terjadi.

Pada tempat pertama, konsep itu tidaklah salah.  Bagaimana pun, pengalaman dari setiap laga menjadi bekal dan bahan yang bisa mendewasakan para pemain agar mentalitas mereka makin kuat dan kualitas mereka pun terjaga. 

Apalagi, hal itu berlaku untuk para pemain muda. Mereka perlu diteguhkan dengan komentar-komentar positif agar bisa menjaga performa terbaik mereka sampai di level senior.

Efek lanjutnya, para pemain itu terbiasa dengan turnamen besar dan tak demam panggung ketika menghadapi laga-laga sulit dan turnamen ketat ketika sudah masuk tim senior.

Kendati demikian, konsep itu patut dievaluasi, atau tepatnya dikoreksi. Alasannya, konsep itu bisa menciptakan pola pikir pembiarsn yang mana kita menerima kenyataan kegagalan sebagaimana adanya karena kita terpenjara pada pola pikir kekalahan sebagai medium belajar dari pengalaman.

Setiap kali timnas Garuda kalah, kita akan selalu menghibur diri dengan pikiran bahwa kekalahan mereka menjadi pelajaran berharga dan mereka perlu belajar dari pengalaman itu. 

Namun, sampai kapan kita berada dalam pola pikir seperti itu?

Ada kalanya kita perlu keluar atau meninggalkan pola pikir itu. Terkhususnya untuk timnas senior yang sudah melewati proses seleksi, pelbagai turnamen, dan dilengkapi atau diperkuat oleh beberapa pemain naturalisasi.

Caranya, menuntut atau berharap agar performa tim membaik dan memberikan hasil yang positif. Kita perlu berharap agar tim kita bermain untuk menang.

Harapan kita itu sekiranya sejalan dengan penampilan para pemain. Dalam mana, mereka bermain untuk menang dengan determinasi yang tinggi dan semangat kerja keras yang kuat.

Kontra Timnas Turkmenistan pada FIFA match day yang akan berlangsung di Gelora Bung Tomo, Surabaya (8/9/23), skuad Indonesia perlu memberikan performa yang terbaik. Konsep belajar pada pengalaman perlu dipinggirkan. Malahan, target meraih kemenangan harus dikedepankan dan diutamakan.

Terlebih lagi, pelatih timnas Shin Tae-yong akan diperkuat oleh beberapa pemain naturalisasi dalam laga ini. Ini akan menjadi pembuktian para pemain naturalisasi tersebut dan arena bagi Tae-yong membuktikan lebih jauh kualitasnya sebagai pelatih timnas senior.

Bukannya mengeyampingkan kualitas timnas Turkmenistan, ambisi untuk menang harus membaluti semangat timnas Indonesia. Ambisi itu perlu diperkuat dengan kerja keras dan daya juang yang kuat.

Pasalnya, Turkmenistan bukanlah lawan sembarang. Dari sisi peringkat, Turkmenistan sementara berada di urutan ke-138, dan Indonesia bertengger di posisi yang ke-150. Turkmenistan datang dengan optimisme karena menang kontra Taiwan 4-0 pada pekan lalu.

Untuk itu, Indonesia perlu meraih kemenangan dalam laga ini. Keuntungan Indonesia adalah bermain di depan pendukungnya sendiri. Dengan itu, konsep untuk menjadikan laga ini sebagai arena belajar perlu dikesampingkan.

Tujuannya, tentu saja agar memperkuat mentalitas para pemain serentak membuktikan kualitas timnas senior yang dihuni oleh beberapa pemain naturalisasi.

Pastinya, laga ini akan berlangsung seru lantaran ambisi berbeda dari kedua tim. Indonesia pastinya mau memperbaiki ranking di FIFA. Sebaliknya, Turkmenistan tak mau peringkatnya turun gegera hasil yang diperoleh di Indonesia.

Salam Bola

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun