Misalnya, slogan dari salah satu bacapres yang menulis demikian "Tuanku, ya Rakyatku". Sangat simple, tetapi slogan itu akan diingat apabila selalu ditempatkan pada setiap baliho politik.
Ketika baliho-baliho dari para caleg tanpa slogan atau pesan politik, tingkat ketertarikan dari publik menjadi minim. Ada kecenderungan bahwa orang melihat baliho-baliho yang dipajang tak berbeda jauh di antara satu sama lain.
Coba kita bandingkan dengan baliho-baliho iklan dari produk tertentu. Baliho-baliho itu selalu menghadirkan slogan yang gampang diingat dan memantik rasa keingintahuan konsumer. Efek lanjutnya, konsumen juga tertarik untuk membeli atau mendapatkan barang yang dipromosikan.
Begitu pula dengan baliho-baliho politik dari para caleg. Tidak cukup hanya menuliskan nama dengan pelbagai gelar yang diraih. Akan tetapi, para caleg mampu memberikan pesan politik lewat slogan yang bisa memantik daya tarik masyarakat.
Pesan politik lewat baliho sangatlah penting untuk menarik perhatian publik. Dengan pesan politik tertentu, publik tahu alasan si caleg maju dalam kontestasi politik.
Untuk itu, tiap caleg seyogianya mempunyai slogan dan pesan politik dalam setiap baliho yang dipasang. Tujuan akhirnya agar menjadi sarana untuk memberikan pesan kepada publik.Â
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H