Ditambah lagi dengan kepergian O.Dembele ke PSG. Kepergian Dembele membuat ketimpangan Barca di lini depan.
Musim lalu, Dembele termasuk pemain penting andalan Xavi di sayap kanan. Pergerakan dan kecepatannya kadang merepotkan lini belakang lawang  boleh dibilang, Dembele melengkapi posisi dari Roberto Lewandowski di lini depan.
Hanya saja pemain asal Perancis tersebut menghadapi masalah klasik, yakni persoalan cedera. Hal itu menjadi salah satu tantangan terbesar untuk Barca. Jadi, kepergiannya juga tak begitu disesalkan apabila menimbang persoalan cedera yang kerap dialaminya.
Mau tak mau, Xavi perlu mengangkat moral dan kualitas dari Ferran Torres, Rapinha dan Ansu Fati. Ketiganya tampil tak konsisten musim lalu. Untuk itu, kepergian Dembele menyempitkan persaingan di antara pemain di lini depan tetapi sekaligus menjadi tantangan untuk Xavi saat para pemain tak memperbaiki performa mereka.
Barca mempunyai ketimpangan karena membeli pemain untuk mendapatkan hasil instan, efeknya jangka pendek karena umumnya sudah berada di atas usia 30 tahun, dan itu bisa mempengaruhi regenerasi pemain muda dalam skuad.
Barangkali untuk level domestik Madrid dan Barcelona bisa kembali menjadi saingan kuat untuk meraih juara. Kendati demikian, dengan kondisi skuad yang dimiliki, tak menutup kemungkinan jika ada tim lain yang akan mengganggu kekuatan kedua tim tersebut.
Juga, Barca dan Madrid bukan lagi menjadi tim yang sulit ditundukan. Musim lalu menjadi bukti bahwa baik Madrid maupun Barca agak sulit menghadapi tim-tim medioker di Liga Spanyol, dan bahkan tunduk dari tim-tim papan tengah.
Kondisi yang persis sama bisa terjadi pada musim 2023/24 lantaran ketimpangan skuad yang dimiliki oleh kedua tim.
Salam Bola
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H