Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Asnawi Jadi Antitesis Naturalisasi dan Inspirasi untuk Piala Dunia U17

26 Juni 2023   09:51 Diperbarui: 27 Juni 2023   08:06 1253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Naturalisasi di cabang olahraga menjadi polemik yang sulit menemui titik akhir. Polemik itu terjebak antara nasib atlet didikan lokal. Apabila cabang olahraga hanya menekankan naturalisasi, lantas bagaimana dengan pemain yang terlahir dan terbentuk di dalam negeri. 

Tesis ini menjadi landasan yang menolak upaya gencar dalam menaturalisasi pemain. 

Cabang sepak bola menjadi salah satu olahraga yang terbilang gencar. Terbukti saat timnas Indonesia meladeni timnas Argentina. Dalam laga yang berlangsung pada 19 Juni 2023 di Stadion Gelora Bung Karno ini, Pelatih timnas, Shin Tae-yong menurunkan sebagian besar pemain naturalisasi. 

Tercatat dari menit pertama peluit pertandingan ditiup, pemain lokal yang ada di lapangan hanya lima orang pemain, yakni penjaga gawang Ernando Ari, Asnawi Mangkualam, Rizky Ridho, Marselino Ferdinan, dan Dimas Drajad. Selebihnya, pemain yang diturunkan adalah pemain naturalisasi. 

Tentu saja, dari sisi komposisi sangat jelas bahwa pemain naturalisasi mempunyai peran sangat besar di skuad timnas. Toh, mereka direkrut dan dinaturalisasikan lantaran kualitas yang mereka miliki. Jadinya, tak sulit bagi para pemain naturalisasi ini mendapat tempat di skuad utama. 

Efek terlihat jelas. Pemain asli kelahiran Indonesia sedikit terpinggirkan. Memang, tak secara total, tetapi apa yang terjadi dalam laga kontra timnas Argentina, keberadaan pemain asli Indonesia bisa terancam apabila langkah naturalisasi menjadi prioritas. 

Memang, para pemain naturalisasi ikut menguatkan permainan Indonesia. Kendati demikian, hal itu perlu dievaluasi agar naturalisasi tak menghambat proses pembinaan di dalam negeri. Sebaliknya, hal itu bisa membangkitkan inspirasi para pemain di dalam negeri. 

Asnawi Mangkualam (23 tahun) menjadi salah satu sensasi dalam laga kontra timnas Argentina. Hal yang paling menarik perhatian tatkala Asnawi mengawal pemain bintang muda klub Manchester United, Alejandro Garnacho. Termasuk saat Asnawi melakukan tekel bersih guna menghalangi pergerakan Garnacho. 

Sontak saja, nama Asnawi melambung di media sosial. Pelbagai spekulasi naik ke ruang publik. Bahkan, ada spekulasi bahkan hoaks, yang entah dari mana datangnya, yang menyatakan ketertarikan klub-klub mapan Liga Inggris pada pemain kelahiran 4 Oktober 1999 tersebut. 

Performa Asnawi dalam laga kontra Argentina patut diapresiasi. Asnawi yang ditempatkan sebagai bek kanan mampu mengunci sisi kanan permainan Argentina mulai dari Nicolas Gonzalez hingga Garnacho. Tercatat Asnawi mampu melakukan 4 tekel bersih sepanjang 90 menit laga berlangsung.

Sosok Asnawi bisa menjadi inspirasi untuk pemain binaan lokal. Ternyata, kualitasnya tak berbeda jauh dengan pemain naturalisasi. Malahan, Asnawi mampu bersinar di antara pemain naturalisasi yang dimainkan oleh STY. 

Asnawi seperti menjadi antitesis pemain naturalisasi. Tentu saja, kehebatan Asnawi tak terlepas dari proses pembinaan yang dialaminya dan dijalaninya. 

Berkiprah di K League 2, liga divisi dua Korea Selatan, menjadi salah satu pelajaran berharga bagi Asnawi. Paling tidak, Asnawi mempunyai pengalaman di luar negeri dengan iklim klub yang berbeda dan sepak bola yang berbeda dari Indonesia. Pengalaman itu pun membuat Asnawi bertumbuh sebagai pesepak bola. 

Di sini terlihat bahwa kualitas pemain di dalam negeri bisa meningkat apabila diasah dengan proses pembinaan yang terbaik. Selain diberi kesempatan untuk berkiprah di luar negeri, juga PSSI bisa membangun sistem pembinaan yang setara atau seperti yang dibuat di luar negeri.

Kita seperti mengcopy kualitas pembinaan yang dibangun oleh klub-klub besar di luar negeri. Tujuannya, agar para pemain lokal bisa belajar dan kemampuannya bisa dinaikan. 

Ya, pemain naturalisasi mempunyai kualitas lantaran terbentuk dalam iklim pembinaan sepak bola yang terbaik. Belum tentu, pemain naturalisasi yang sama terlahir di Indonesia dan terbentuk oleh iklim pembinaan di Indonesia mampu mengeluarkan kualitas terbaik mereka. 

Asnawi bisa tampil bersinar di antara pemain naturalisasi berkat kualitas yang terasah lewat pengalamannya bermain di luar negeri. Pengalaman Asnawi itu seperti menjadi pelajaran bagaimana membangun pemain lokal. 

Selain diberi kesempatan untuk berkiprah di luar negeri, juga kita barangkali meniru proses pembinaan yang dibuat oleh negara dan klub yang sukses dalam urusan sepak bola. 

Tentu saja, hal itu tak segampang membalikan telapak tangan. Komitmen yang kuat dari setiap pihak di PSSI menjadi salah satu kunci. 

Event Piala Dunia U-17 bisa menjadi salah satu langkah terbaik untuk Indonesia. Alih-alih semata-mata memikirkan bagaimana meraih sukses, juga kompetisi itu menjadi momentum untuk pemain-pemain lokal membuktikan diri sekaligus belajar dari tim-tim kuat. 

Pendek kata, Piala Dunia U-17 bisa menjadi pelajaran bagi atlet-atlet lokal. Sehingga kelak, pecinta sepak bola tak hanya menyaksikan empat atau lima pemain lokal di antara pemain naturalisasi, tetapi 11 pemain lokal tanpa pemain naturalisasi. 

Performa Asnawi kontra timnas Argentina menjadi salah satu inspirasi untuk mencapi target tersebut. Asnawi mampu tampil meyakinkan karena tekad yang kuat untuk menimba pengalaman-pengalaman baru, termasuk bermain di luar negeri. 

Salam Bola

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun