Memang, kegagalan mendapatkan Mbappe meninggalkan lubang yang cukup parah. Terbukti, saat Karim Benzema menderita cedera. Vinicius Jr dan Rodrygo tak secara total menutup lubang dari striker veteran tersebut.Â
Kendati demikian, Madrid tak rugi dobel. Dalam arti, apabila klub merekrut pemain yang merupakan altenatif kedua direkrut secara terburu, dan kemudian gagal bersinar. Pada titik itu, langkah Madrid di bursa transfer sudah terbilang bijak.
Kedua, oritentasi Madrid dalam membangun skuadnya cukup jelas. Di tahun 2000-an, Madrid begitu lekat dengan istilah Galacticos. Istilah ini mengacu pada kebijakan Madrid dalam merekrut para pemain bintang dengan harga tinggi dari pelbagai klub di Eropa. Namun, langkah itu tak serta merta memberikan prestasi instan, dan malah Madrid kalah saing dengan Barca.Â
Langkah Madrid itu perlahan berubah total. Terbukti dalam perekrutan para pemain pada dua musim terakhir. Madrid lebih memilih pemain muda, harga ramah kantong, dan mempunyai prospek jangka panjang untuk Madrid.Â
Gelandang muda Eduardo Camavinga dan Aurelien Tchoaumeni menjadi bagian penting dari skuad Carlo Ancelotti. Kedua pemain ini menggenapi gelandang Madrid dan didapuk sebagai pengganti dari Toni Kroos dan Luka Modric. Â Â
Pada musim ini, Madrid kembali memburu pemain muda. Setelah mendapatkan penyerang potensial asal Barsil Endrick yang bisa bergabung di tahun 2024, Madrid juga berhasil merekrut gelandang muda asal Inggris, Juden Bellingham (19 tahun) dari Borussia Dortmund.Â
Bellingham terbilang gelandang yang paling dilirik oleh klub-klub mapan Eropa. Akan tetapi, kapten Dortmund itu lebih memilih Madrid daripada menjawabi pinangan dari klub-klub lain, termasuk klub-klub mapan asal kampung halamannya di Inggris.
Dengan kehadiran Bellingham, lini tengah Madrid makin komplit. Lebih jauh, Madrid memiliki jalan regenarasi yang cukup efektif , dalam mana peran Kross dan Modrid diganti oleh para pemain yang tepat. Kehilangan Modric dan Kroos dalam waktu dekat pun tak akan meninggalkan lubang yang cukup besar untuk Madrid.Â
Selain itu, Madrid dua mengelangki transfer dari Brahim Diaz (23 tahun) dan Fran Garcia (23 tahun). Â Target terakhir Madrid adalah bagaimana menutup posisi yang ditinggalkan Benzema. Tentu saja, hal itu tak cukup muda lantaran kontribusi Benzema yang selalu konsisten hingga memutuskan hengkang dari Madrid.
Nama seperti Harry Kane (29 tahun) bisa jadi pilihan pas. Dari sisi usia, Kane masih bisa memberikan kontribusi berarti di lini depan Madrid. Apalagi di Madrid, Kane ditopangi oleh sekumpulan pemain muda yang bertalenta.Â
Langkah Terbalik Barcelona