Lionel Messi menjadi salah satu pemain bintang yang ramai dibicarakan setelah musim kompetesi 2022/23. Alasannya karena Messi memutuskan mengakhiri kontraknya bersama klub kaya Paris Saint Germain (PSG). Pelbagai spekulasi pun mengitari pemain asal Argentina tersebut.Â
Beberapa klub dikaitkan dengan pemain berjuluk La Pulga atau si Kutu ini. Misalnya, Messi dikaitkan dengan klub asal Arab Saudi, klub MLS, Inter Miami, dan beberapa klub asal Liga Inggris.Â
Pakar transfer pemain sepak bola, Fabrizio Romano menulis dalam dinding media sosialnya (5/6/23) tentang kemungkinan Messi pulang ke Barcelona. Romano menulis bahwa Jorge Messi yang merupakan ayah dari Lionel Messi mengungkapkan peluang kepulangan Messi ke Barca setelah bertemu dengan presiden klub Joan Laporta.Â
Ditambah lagi, kepulangan Messi tampaknya disetujui oleh kubu La Liga Spanyol. Dalam mana, kepulangan Messi tak begitu berdampak pada masalah keuangan atau seturut dengan aturan keuangan yang ditetapkan.Â
Ya, kepergian Messi dua musim lalu dari Barca sangat dilatari oleh masalah keuangan yang dialami oleh Barca. Beban keuangan yang tak seimbang membuat penandatangan kontrak Messi tak terpenuhi. Akibatnya, klub harus merelakan Messi pergi.Â
Dua musim berlalu, kepergian Messi tetap meninggalkan kerinduan besar di Camp Nou. Di beberapa kesempatan, nama Messi menggema di stadion Camp Nou.Â
Bagaimana pun, selama dua dekada, Messi telah menjadi ikon sekaligus legenda yang menghinoptis suporter dan juga memberi warna permainan di Barca. Kualitas Messi mampu memberikan sumbangsih besar untuk prestasi Barca semenjak Messi bermain untuk tim senior.Â
Guna menutup kepergian Messi, Barca pun coba berbenah. Pembenahan itu dimulai dengan mendatangkan sejumlah pemain untuk menguatkan skuad.Â
Dalam rentang dua musim kepergian Messi, Barca yang dilatih oleh Xavi Hernandes mampu meraih trofi Piala Super Spanyol dan La Liga Spanyol pada musim ini. Kendati demikian, performa Barca belum secara total konsisten, yang mana tak begitu meyakinkan di turnamen-turnamen Eropa.Â
Pada satu titik, memang, upaya membangun tim mulai berbuah positif. Perubahan itu mengetengahkan permainan tim, dan bukannya penekanan pada satu kualitas individu.Â
Tentu saja, perubahan itu membutuhkan proses dalam mana Barca harus beradaptasi dengan para pemain baru yang berbeda karakter dengan ciri khas permainan Barca.Â
Terlebih lagi, kecendrungan Barca yang sekaligus menjadi titik lemah Barca yang begitu memercayakan beberapa individu dalam sekian musim terakhir. Misalnya, bek kiri yang kerap dipercayakan kepada J. Alba. Beruntung bagi bagi Barca karena menemukan sosok pengganti yang tepat lewat kehadiran bek muda Balde.Â
Dengan ini, kepergian Alba akhir musim ini tak begitu meninggalkan lubang karena Xavi sudah mempunyai pemain pengganti yang tepat. Balde dilapisi oleh bek senior, M. Alonso yang didatangkan secara gratis dari Chelsea di awal musim ini.Â
Persoalan lain yang dialami Barca tatkala kehilangan Sergio Busquets. Seperti Alba, Busquets juga mengakhiri karir profesionalnya bersama Barca.Â
Berbeda dengan Alba yang jarang dimainkan musim ini, Busquets kerap menjadi andalan Xavi sebagai gelandang jangkar. Sentuhan Busquets memang masih akurat, namun mantan pemain timnas Spanyol itu terlihat lambat kala meladeni tim-tim yang mempunyai intensitas permainan yang cukup agresif.Â
Tempat Busquets bisa saja diisi oleh Frenkie de Jong. Namun, Barca juga perlu membutuhkan pelapis lantaran de Jong juga bisa dimainkan sebagai gelandang serang. Apalagi saat Busquets masih fit, De Jong masih dinomorduakan dari Busquets. Makanya, Barca bisa kesulitan mencari pemain untuk mengisi posisi Busquets.Â
Untuk itu, kedatangan Messi tak serta merta menaikan performa Barca pada musim depan apabila klub tak mencerna dengan baik kebutuhan klub yang sebenarnya.Â
Lebih dari itu, kedatangan Messi bisa saja membangun kembali sistem ketergantungan Barca pada Messi. Padahal, sudah dua musim Barca berupaya melepaskan diri dari ketergantungan klub pada Messi.Â
Ketika Messi kembali hadir dalam tim, peluang untuk membangun kembali ketergantungan itu bisa terjadi. Misalnya, aliran bola akan condong ke Messi atau juga sumber pergerakan permainan Barca dimulai dari Messi. Jadinya, Messi menjadi titik sentral dan para pemain lain bisa berlaku pasif. Â
Tak masalah apabila Messi masih berada pada level usia muda. Namun, berada di usia 35 tahun, pekerjaan itu rada sulit karena persaingan fisik dengan para pemain lain.Â
Efek lanjutnya, hal itu bisa meminimalisir peran para pemain lain. Pedri dan Gavi, dua gelandang muda, yang biasanya mempunyai daya jelajah yang luas bisa saja terbatas lantaran karena Messi akan mengambil peran tersebut.Â
Kepulangan Messi bisa saja membawa Barca pada masalah lama. Maka dari itu, apabila Messi benar-benar datang ke Barca, tim harus berupaya memikirkan strategi yang tepat untuk mengakomodasi Messi dalam permainan tim.Â
Dalam arti, perubahan yang sementara berjalan tak terpengaruh, dan Messi menguatkan sistem yang sudah terbangun semenjak kepergiannya.Â
Salam Bola
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H