Derby se-kota (3/6/23) antara Manchester City kontra Manchester United (MU) pada final Piala FA 2023 di stadion Wembley bisa berlangsung tegang dan panas. Alasan paling pertama adalah soal gengsi di antara kedua tim.Â
Berada di satu kota, kedua tim pastinya akan berupaya kuat untuk memenangi turnamen tertua di Inggris tersebut.Â
Alasan lain adalah soal ambisi dan target yang diemban oleh kedua tim. Man City yang menjadi juara Liga Inggris musim 2022/23 pastinya berupaya kuat mendapatkan trofi Piala FA sebagai jalan menuju treble untuk musim ini.Â
Sebaliknya, MU pastinya tak rela hal itu terjadi. Selain akan melukai MU, juga ambisi itu bisa saja mengulangi pencapaian MU di musim 1997/98, di mana MU yang dilatih oleh Sir Alex Ferguson berhasil trebel; Liga Inggris, Piala FA, dan Liga Champions Eropa.Â
Selain membendung ambisi trebel Man City, MU pastinya mau melengkapi raihan trofi Piala Carabao. Apabila meraih trofi Piala FA, MU menutup musim ini dengan cukup manis. Setidaknya, MU mendapatkan dua trofi. Hal itu pun akan menguatkan reputasi Pelatih Erik Ten Hag di Inggris yang nota bene baru berada satu musim dengan MU.Â
Namun, langkah MU untuk coba membendung Man City naik panggung juara di Wembley agaknya rumit. Man City mempunyai kekuatan tim yang cukup komplit dan seimbang.Â
Keseimbangan Man City diperkuat oleh taktik Pelatih Pep Guardiola. Musim ini, Guardiola melakukan perubahan taktik yang cukup mengagumkan.Â
Kelebihan Taktik Guardiola
Sebenarnya, bukan rahasia lagi jika Guardiola terbilang pelatih doyan eksperimen dalam hal taktik dan strategi. Musim ini Guardiola menemukan taktik yang cukup ampuh. Taktik itu cukup membuat Man City tampil seimbang dan konsisten.Â
Hal itu terbukti dari pencapaian Man City. Selain sudah menjadi juara Liga Inggris, Man City sementara berada di dua final, final Piala FA dan Final Liga Champions.Â