Jadinya, aksinya membuang medali bukan karena kekecewaan pada perjuangan timnya, tetapi lebih pada penghargaan pada si penerima, dalam suporter AS Roma. Â
Beberapa inteprestasi yang bisa diambil dari aksi Mou tersebut kala melemparkan medalinya ke salah satu suporter.
Tampak jelas, aksi Mou terlahir dari kehendak yang cukup bebas lantaran dia mendekati tribun suporter AS Roma dan melemparkan medalinya kepada salah satu suporter.Â
Boleh jadi, di satu sisi aksi itu membahasakan ketidakpuasan Mou pada apa yang tercapai oleh timnya.Â
Selain itu, aksi Mou itu pun bisa membahasakan langkah Mou pada di musim depan. Tak sedikit klub yang masih melirik Mou, seperti Paris Saint Germain dan merekrutnya sebagai pelatih.Â
Oleh karena itu, aksi Mou itu sebagai tanda perpisahan. Medali itu pun sebagai kenangan untuk suporter Roma yang telah mendukung timnya di partai final.Â
Aksi yang dilakukan oleh Mou hampir sama dilakukan oleh pemain timnas Thailand U-22, Jonathan Khemdee. Thailand meriah medali perak setelah kalah 5-2 dari Indonesia.Â
Setelah menerima medali perak, Khemdee membuang medali tersebut beserta maskot SEA Games ke arah tribun penonton. Besar kemungkinan, Khemdee kecewa dengan hasil yang diperoleh oleh timnya yang gagal di final dan hanya meraih runner up.Â
Situasi persis sama dengan Mou. Akan tetapi, Khemdee membuang medali tanpa melihat siapa yang dituju. Kabarnya, medali perak Khemdee didapatkan oleh remaja Kamboja bernama Chhay Sathya.Â
Sathya tak ragu mengungkapkan kebanggaannya setelah mendapatkan medali tersebut karena tertera lambang negaranya Kamboja. Bahkan, medali itu ditawar dengan harga tinggi.
Sontak saja, aksi Khemdee mendapat kritikan karena dinilai tak menghargai maskot pemberian negara penyelenggara serentak upaya tim yang sudah sampai ke final.Â