Keberhasilan dari cabang sepak bola Timnas Indonesia U-22 pada ajang SEA Games 2023 masih membekas kuat di benak pecinta sepak bola di tanah air.Â
Paling tidak, dua kemenangan dramatis, baik kontra Vietnam di babak semifinal dan Thailand di partai final menghadirkan kebanggaan dan memberikan asa untuk performa timnas Indonesia di waktu-waktu yang akan datang.Â
Reaksi rakyat Indonesia atas prestasi timnas U-22 itu meunjukkan pelbagai nuansa. Nuansa itu mengenai kehausan rakyat Indonesia pada prestasi atau trofi pada olahraga sepak bola.Â
Maka tak salah jika mengatakan bahwa medali emas pada SEA Games tak boleh menjadi titik puncak atau kulminasi. Medali emas di SEA Games 2023 mesti menjadi titik tolak untuk prestasi yang lebih besar.
Tak pelak, raihan medali emas dari cabang sepak bola sangatlah berefek besar untuk pecinta sepak bola di Indonesia. Harapannya, prestasi itu makin ditingkatkan pada kompetisi-kompetisi lain.Â
Nuansa yang lain dari keberhasilan Timnas Indonesia berhubungan dengan harapan pada kualitas timnas Indonesia. Pergantian pengurus badan sepak bola seluruh Indonesia (PSSI) pada bulan Februari lalu, yang mana Erick Thohir menjadi ketua umum PSSI diharapkan bisa memberikan asa besar untuk prestasi sepak bola Indonesia.Â
Pertanyaannya, bagaimana prestasi itu bisa tercapai? Raihan SEA Games dan efeknya sudah menjadi salah satu contoh.Â
Tak bisa dipungkiri bahwa hal itu adalah pekerjaan yang tak gampang lantaran banyak negara di Asia Tenggara juga sudah mempunyai proses pembinaan yang cukup maju. Vietnam dan Thailand kerap sukses di ajang sepak bola se-Asia Tenggara lantaran mempunyai proses pembinaan dan pendampingan yang kuat.Â
Proses pembinaan pemain menjadi agenda penting dari kepemipinan Erick Thohir. Tentu saja, proses pembinaan itu mulai dari akar rumput, dalam mana PSSI perlu menguatkan sistem perekrutan talenta-talenta terbaik sejak usia muda.Â
Alih-alih mencanangkan program naturalisasi, lebih baik PSSI mulai menguatkan sistem pembinaan di dalam negeri. Pastinya, Indonesia yang sudah berakar dengan sepak bola memiliki banyak talenta yang bisa diorbitkan untuk timnas.
Menariknya, keberhasilan timnas U22 di SEA Games tanpa kehadiran pemain naturalisasi. Artinya, secara kemampuan kita mampu. Kemampuan itu hanya perlu diasah dan ditempah dengan sistem kerja dan pembinaan yang tepat.Â
Oleh sebab itu, rencana bermain dengan timnas Argentina patut untuk ditilik lebih jauh dari sisi pembinaan pemain. Apakah hal itu bagian dari proses pembinaan ataukah promosi bisnis belaka? Siapa yang diuntungkan?Â
Melansir berita dari Kompas.com (22/5/23), dalam dinding Twitter resmi AFA, badan sepak bola Argentina sudah terlampir jadwal laga kontra timnas Indonesia yang berlangsung pada 19 Juni 2023 mendatang. Lewat anggota Komite Eksekutif PSSI Arya Sinulingga, pihak PSSI menyatakan bahwa belum memastikan hal tersebut.Â
Beberapa hari setelahnya, 24/5/23, dalam konfrensi pers, ketum PSSI Erick Thohir menyampaikan secara resmi kepastian kedatangan timnas Argentina ke Indonesia pada 19 Juni 2023 mendatang.Â
Kendati demikian, pertanyaannya, apa relevansi dari laga timnas Indonesia kontra timnas Argentina?Â
Pada satu sisi, memang baik bagi timnas Indonesia menjajal kekuatan negara lain. Namun, laga kontra tim seperti Argentina tampak tak seimbang apabila menilik peta kekuatan antara Indonesia dan Argentina.
Tantangannya, ketika laga tersebut menjadi eksibisi dan hiburan semata. Apalagi, jika pemain seperti Lionel Messi, Julian Alvarez dan beberapa bintang Argentina datang dan bermain.Â
Alih-alih mengapresiasi dan mengakui kehebatan kualitas timnas Indonesia, pecinta sepak bola bisa terjebak pada kekaguman pada para bintang timnas Argentina.
Seyogianya, proses pembinaan itu mesti menghadirkan pertandingan yang kompetitif dengan negara-negara yang sepadan atau pun levelnya tak begitu jauh dari timnas Indonesia.Â
Tujuannya, agar para pemain tak sekadar bertanding, tetapi tim juga bisa belajar dari tensi dan persaingan yang dihadapi. Jadi, laganya bukan sekadar hiburan semata, tetapi ada pelajaran berharga demi mentalitas para pemain.Â
Lebih jauh, keberhasilan timnas Indonesia di SEA Games menjadi pelajaran berharga bahwa pecinta sepak bola di tanah air membutuhkan prestasi dan trofi.Â
Laga kontra timnas Argentina atau juga klub-klub mapan dari Eropa hanya memberikan euforia sesaaat. Namun, prestasi dan trofi, sebagaimana raihan emas yang mengakhiri paceklik timnas Indonesia di cabang sepak bola selama 32 tahun, euforia yang cukup bermakan, menghadirkan kekuatan dan kecintaan besar bagi timnas di tanah air.Â
Oleh sebab itu, relevansi timnas Argentina yang hendak bermain di Indonesia tak begitu mendesak. Yang paling mendesak adalah proses pembinaan yang melibatkan upaya yang kuat untuk membangun mentalitas timnas mempersiapkan pelbagai kompetesi.
Dengan itu, kita tak hanya berhenti merayakan medali emas di cabang sepak bola. Kita perlu menguatkan pembinaan dan latihan agar para pemain makin kuat. Efek lanjutnya, timnas mempunyai kesiapan untuk bermain di Asia Tenggara dan Asia pada umumnya.Â
Salam Bola
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H