Bayang-bayang kegagalan musim lalu kala Manchester City disingkirkan oleh Real Madrid di semifinal Liga Champions tak terjadi pada musim ini. Pada musim ini, terlebih khusus di leg kedua di stadion Etihad (18/5/23), Man City tampil superior atas tamunya Madrid dengan kemenangan meyakinkan 4-0.Â
Kemenangan itu membuat Man City lolos dengan agregat 5-1 atas Madrid dan siap menghadapi Inter Milan di Instanbul, Turki pada 10 Juni mendatang. Tak menafikan kekuatan Inter, menimbang perjalanan dan kekuatan Man City pada musim ini terlihat Man City lebih difavoritkan untuk mengangkat trofi Liga Champions daripada tim asal Italia tersebut.Â
Kelebihan Man City dan Kelemahan Madrid
Kemenangan Man City tak lepas dari sentuhan Pelatih Pep Guardiola dan komposisi skuad yang dimiliki. Dalam dua leg laga kontra Madrid, Guardiola tak mengubah formasi dan susunan pemain.Â
Formasi 3-2-4-1 menjadi andalan Guardiola saat menghadapi tim kuat seperti Bayern Muenchen dan Real Madrid musim ini. Pemain yang diturunkan sejak menit pertama di Santiago Bernabeu pada leg kedua juga dimainkan di stadion Etihad di leg kedua.
Pada satu sisi, Guardiola yang doyan perubahan taktik dan kejutan tampil pragmatis. Beda di leg kedua, Man City mendominasi permainan dengan 60 persen kontrol permainan.Â
Di sisi lain, Guardiola membaca kekuatan skuadnya  saat bermain kontra Madrid di leg pertama dan kekuatan bisa dimanfaatkan untuk meladeni Madrid di leg kedua. Hanya tertinggal bagaimana memotivasi anak asuhnya melihat celah di antara skuad permainan Madrid.  Â
Terlebih lagi, Pelatih Carlo Ancelotti memainkan sebagian besar dari pemain kala menahan imbang Man City 1-1 di Santiago Bernabeu pekan lalu. Terkecuali menurunkan Eder Militao sebagai bek dan membangkucadangkan Antonio Rudiger.Â
Secara umum, Man City tampil lebih superior dari Madrid. Taktik Ancelotti tak berjalan mulus sebagaimana meladeni permainan Man City di leg pertama.
Camavinga yang kembali dimainkan sebagai bek kiri dan Carvajal di bek kanan menjadi arena duel para pemain Man City. Grealish di sisi kiri cukup merumitkan Carvajal, dan begitu pula B. Silva di sisi kanan ikut merumitkan Camavinga.Â