Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Cara Real Madrid Meredam Kekuatan Manchester City

10 Mei 2023   06:51 Diperbarui: 10 Mei 2023   06:58 721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum laga leg pertama semifinal Liga Champions antara Manchester City kontra Real Madrid di Santiago Bernabeu (10/5/23), Pelatih Carlo Ancelotti menaruh pujian pada Man City. Menurut pelatih asal Italia ini, timnya akan menghadapi tim yang tampak sulit untuk dihentikan. 

Ya, sebelum bertandang ke Santiago Bernabeu, Man City membawa catatan rekor 11 kemenangan berturut di semua kompetesi dan belum terkalahkan di 20 laga terakhir. Tak ayal, penilaian Ancelotti, pada satu sisi, sangatlah benar, di mana Man City tampak sulit untuk dihentikan untuk saat ini. 

Hasil laga kedua tim pun berakhir seri 1-1. Madrid berhasil menahan imbang Man City.  Madrid berhasil menampilkan performa sebagai "raja Eropa" dan membuat Man City sedikitnya kesulitan meruntuhkan kesolidan Madrid. Malahan, beberapa kali Madrid mempunyai peluang emas yang mampu diselamatkan oleh Ederson. 

Tercatat, Madrid mampu mencatatkan 13 tembakan ke gawang Man City dengan 4 tepat sasar. Sementara itu, Man City mencatatkan 10 tembakan dengan 6 yang tepat sasar. Secara umum, Madrid bermain lebih pragmatis, dan memanfaatkan setiap peluang di lini belakang Man City. 

Cara pertama Madrid meredam Man City adalah menguatkan lini belakang. Secara mengejutkan, Ancelotti memainkan gelandang E. Camavinga sebagai bek kiri. 

Pemain muda asal Perancis berhasil tampil meyakinkan selama 90 menit sebagai bek kiri. Tercatat dia menciptkan 5 takel dan menciptakan asis bagi gol Madrid yang dicetak oleh Vinicius Jr pada babak pertama. 

Camavinga berhasil meredam pergerakan Bernardo Silva sehingga menyulitkan pemain asal Portugal ini  menyortir bola ke Erling Haaland. 

Lini belakang Madrid juga mampu meredam pergerakan Haaland. Para pemain belakang dan lini tengah tak memberikan ruang  bagi Haaland melakukan tembakan. 

Selepas laga dalam wawancara dengan BT Sport (BBC Sport. 10/5/23), penjaga gawang Madrid Thibaut Courtois mengakui sistem kerja timnya dalam meredam pergerakan Haaland. Menurutnya, timnya tak memberikan ruang bagi Haaland dan pemain Man City. Akibatnya, mereka lebih banyak melakukan tembakan spekulasi dari luar kotak penalti.

Hanya saja, Madrid gagal membendung tembakan jarak jauh De Bruyne dari luar kotak penalti. Gol Bruyne menjauhi Man City dari kekalahan sekaligus membuktikan efektivitas Man City dalam memecah kebuntuhan.  

Haaland juga sulit mendapat asupan bola yang cukup lantaran lini tengah Madrid yang dikoordinir oleh Luka Modric mampu mengimbangi lini tengah Man City. Jadinya, Haaland hanya mencatakan 3 tembakan ke gawang dan tercatat tak begitu mendapatkan bola. 

Cara kedua Madrid meredam Man City adalah jeli membaca pola permainan Man City. Semenjak kedatangan Haaland, permainan Man City agak sedikitnya berubah. Tim beradaptasi dengan karakter pemain berusia 22 tahun tersebut. 

Permainan Man City tak lagi menekankan dominasi dan kontrol bola, tetapi juga bisa bermain lebih langsung. Ketika mendapatkan bola dan melihat ruang kosong di barisan belakang lawan, para pemain Man City biasanya cepat-cepat melakukan serangan cepat. 

Bahkan, kiper Ederson juga kerap menjadi bagian dari sistem permainan langsung Man City. Kiper asal Brasil itu tak ragu untuk memberikan umpan-umpan panjang memanfatkan kualitas para pemain seperti Haaalnd, De Bruyne, dan Jack Grealish.

Gaya ini terbaca baik oleh para pemain Madrid. Koordinasi antara lini tak memberikan ruang bagi para pemain Man City melakukan serangan balik. Ketiga Man City menguasai bola, lini belakang dan lini tengah bermain rapat. 

Ketiga, Madrid bermain tenang menghadapi Man City. Ketenangan Madrid diimbangi oleh intensitas dari setiap lini. 

Carvajal mampu meredam Jack Grealish di sisi kanan, dan Camavinga meredam B. Silva. Akibatnya, Man City jarang mendapat asupan bola dari kedua sisi tersebut. 

Selain itu, trio gelandang Modric, Kross dan F. Valverde mampu mengimbangi para gelandang Man City. Lebih jauh, performa lini depan, terlebih khusus Vinicius Jr mampu merumitkan konsentrasi lini belakang Man City. Tekanan yang tercipta membuat performa tim pun ikut kabur. 

Madrid mampu meredam kekuatan Man City. Hasil imbang 1-1 membuat kedua tim mempunyai kans yang sama untuk lolos di partai final yang akan berlangsung di Istanbul.  

Di leg kedua, Man City akan menjadi tuan rumah. Kendati demikian, Madrid mempunyai rekam jejak yang cukup meyakinkan kala bertandang ke kandang tim-tim Liga Inggris di dua musim terakhir, termasuk ke kandang Man City pada musim lalu. 

Untuk itu, Man City perlu mewaspadai kekuatan Madrid. Laga pada leg pertama menjadi pelajaran yang cukup berharga di mana Madrid mampu meredam agresivitas permainan Man City. 

Salam Bola

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun