Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Manchester United Dibayangi Masalah Lama dan Sebab Konsistensi Liverpool

8 Mei 2023   07:41 Diperbarui: 8 Mei 2023   07:49 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Manchester United menderita kekalahan dari West Ham. Foto: AFP/Ian Kingston via Kompas.com

Kekalahan Manchester United (MU) dari West Ham dan Newcastle United dari Arsenal memperketat persaingan di empat besar Liga Inggris. Persaingan itu bukan saja antara MU dan Newcastle, tetapi juga Liverpool yang sementara berada di tempat kelima. 

MU mengalami persoalan ketakstabilan di lima laga terakhir. Dua kali kalah di dua laga terakhir menjadi bukti ketakstabilan tim asuhan Pelatih Erik Ten Hag itu. MU seolah terjebak di jalan lama, seperti yang terjadi di awal musim ini dan musim-musim sebelumnya. 

Sistem kerja yang sudah dibangun oleh Ten Hag seperti mengalami kemerosotan secara tiba-tiba. Efektivitas tim melorot tajam. 

Dalam laga kontra Wes Ham (8/5/23), Ten Hag tetap mengandalkan formasi 4-2-3-1. Hanya saja, Ten Hag coba melakukan eksperimen dengan memainkan Marcus Rashford sebagai striker tunggal dan di belakang Rashford, Ten Hag memainkan W. Weghorst. 

Taktik ini bukanlah eksperimen baru. Musim ini, Weghorst yang didatangkan pada bulan Januari tahun ini beberapa kali dimainkan sebagai penyerang lubang. Tempat itu sebenarnya biasa dimainkan oleh Bruno Fernandes. 

Sama halnya dengan Rashford yang biasa dimainkan sebagai penyerang sayap kiri. Kecepatan dan kelincahannya untuk mengecoh bek lawan menjadi poin plus bagi serangan MU. 

Namun, MU tak mempunyai pilihan lain di sisi striker yang berada pada level terbaik. Makanya, Ten Hag mendorong Rashford sebagai striker tunggal dan Fernandes sebagai penyerang sayap.  

Persoalannya, ketika Rashford tak mempunyai asupan bola yang cukup mumpuni. Tipe Fernandes lebih pada pengatur serangan, pengumpan di belakang striker, dan bukannya penyerang sayap seperti Rashford.

Selain itu, letak persoalan MU juga terjadi di lini belakang. Absenya duo bek andalan L. Martinez dan P. Verane secara bersamaan menghadirkan lubang besar. Ten Hag tak menemukan formula yang tepat untuk menutup lubang yang ditinggalkan oleh kedua bek tersebut. 

L. Shaw yang sejatinya adalah bek kiri dioperasikan sebagai bek tengah guna menjadi pendamping V. Lindelof. Cara itu tak menjawabi totak kebutuhan MU. 

Kelebihan dari Martinez adalah daya juang. Bek asal Argentina ini tak segan bertarung dengan para penyerang lawan. Semangat kerja memberikan energi ekstra di dalam tim.  

Semangat Martinez dibarengi dengan kepemimpinan Verane. Verane tampil solid dan tenang. Wajah kepemimpinannya tampak saat memberikan koordinasi kepada rekan-rekan setimnya kala lawan melakukan serangan. 

Kelebihan dari keberadaan duo bek Martinez dan Verane itu pun lenyap dari skuad MU. Akibatnya, David de Gea gampang terekspos dan melakukan blunder yang tak perlu. Gelandang jangkar Casemiro dan Erikssen tak mendapat perlindungan yang mumpuni. 

Masalah cedera menyebabkan MU seperti terjebak pada masalah lama. Ketika pemain penting atau andalan cedera atau absen karena akumulasi kartu, performa tim ikut menurun. 

Artinya, Ten Hag mempunyai pekerjaan besar untuk membangun keseimbangan tim pada musim depan. Sangat sulit berkompetesi dengan Manchester City atau pun Arsenal yang mempunyai keseimbangan tim yang cukup komplit. 

Masalah yang menghantui MU menjelang akhir musim adalah awasan sekaligus bisa menjadi petaka bagi MU mendapatkan tiket Liga Champions untuk musim depan. Gegara menderita kekalahan dari West Ham, posisi MU makin didekati oleh Liverpool. 

Memang, Liverpool mempunyai satu laga lebih dari MU. Namun, kedua tim hanya terpaut 1 poin saja.

MU masih memiliki 4 laga tersisa. Lalu, Liverpool hanya tertinggal 3 laga. Apabila kedua tim memenangkan laga-laga tersisa tersebut, maka peluang Liverpool tertutup, dan MU yang melaju. 

Situasi rumit yang menghantui MU seperti membuka asa untuk Liverpool. 6 kali menang dari 6 laga terakhir menunjukkan bahwa Liverpool seperti bangkit dari hibernasi panjang. 

Kebangkitan Liverpool tak hanya dibarengi dengan penemuan formula bagaimana memainkan C. Gakpo dan D. Nunez. Akan tetapi, hal itu juga dibaringi dengan kembalinya penyerang D. Jota dan L. Diaz dari cedera panjang. 

Dengan ini, Pelatih Liverpool, Jurgen Klopp mempunyai alternatif di lini depan. Ketika Jota dan Diaz cedera dan Gakpo dan Nunez tampil di bawah standar terbaik, Klopp tak mempunyai pilihan pengganti di sektor penyerang. 

Kembalinya dua pemain tersebut membuat persaingan di lini depan makin kuat. Bahkan dalam laga Brentford, Klopp coba melakukan eksperimen dengan memainkan Gakpo sebagai gelandang tengah. Juga, saat Nunez tak tampil meyakinkan, Klopp mempunyai L. Diaz sebagai pengganti yang sepadan. 

Intensitas permainan Liverpool juga ikut menguat. Misalnya, dalam laga kontra Brentford (8/5/23), Liverpool mencatatkan 15 tembakan ke gawang dan 5 yang tepat sasar. Berbanding terbalik dengan Brentford yang hanya mendapatkan 5 tembakan. 

Konsistensi Liverpool akan menjadi kunci dari tiga laga terakhir. Peluang untuk menyapu bersih poin di tiga laga tersisa bisa terjadi. 

Tantangan Liverpool kala bermain kontra Aston Villa yang berupaya mendapatkan satu tiket ke Liga Eropa. Semenjak dilatih oleh Unai Emery, performa Villa melejit tajam, yang mana sempat mendekati zona degradasi tetapi saat ini sudah bersaing ketat di 7 besar Liga Inggris. 

Kendati demikian, menimbang performa Liverpool di enem laga terakhir, peluang Liverpool untuk mendapat poin penuh di tiga laga terakhir makin besar. Jurgen Klopp sudah mendapatkan performa terbaik anak-anak asuhnya, dan para pemain sudah menemukan ritme permainan sebagai tim yang solid. 

Salam Bola

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun