Ketika Lazio menderita kekalahan dari Inter Milan (3-1) (30/5/23) di Stadion Giuseppe Meazza dalam lanjutan pekan ke-32 Serie A Liga Italia, suporter Napoli bersukacita. Peluang meraih scudetto kian mendekat. Tugas Napoli hanyalah mengalahkan Salernitana di stadion Diego Armando Maradano.
Tanda-tanda perayaan dari kubu Napoli mulai terlihat. Suporter memadati stadion. Atribut-atribut perayaan juara mulai nampak menghiasi stadion. Peluang untuk meraih kemenangan dari Salernitana sangatlah besar apabila menimbang performa dan kekuatan kedua tim.
Terlebih lagi, Napoli berhasil mencetak gol menembus kesolidan lini belakang Salernitana di menit ke-62. Akhirnya, tembok kokoh dari tim berperingkat ke-14 itu runtuh oleh serangan demi serangan para pemain Napoli.Â
Napoli makin mendominasi jalannya laga. Tercatat Napoli mencatatkan 73 persen penguasaan bola dengan 24 tembakan ke gawang Salernitana. Salernitana hanya mengandalkan skema serangan balik dan tembakan spekulasi dari luar garis 16.
Dominasi tim yang dilatih oleh Luciano Spaletti itu sepertinya sangat sulit untuk ditundukan. Kiper Salarnitana. G. Ochoa beberapa kali melakukan penyelamatan yang menjauhkan tambahan gol. Total 7 penyelamatan krusial yang dilakukan timnas Meksico ini. Â
Stadion Diego Armando Maradona makin riuh. Pesta untuk menjadi juara Liga Italia musim ini makin nyata.
Namun, tak disangka, gol penyama kedudukan terjadi menjelang menit-menit akhir. Salernitana berhasil menyamakan skor 1-1. Para pemain Napoli dan suporter terhenyak dan tak bisa menyembunyikan kekecewaan. Pesta juara ditunda!
Salernitana berhasil memanfaatkan kelengahan lini belakang Napoli. B. Dia melakukan tembakan di antara barisan para pemain belakang Napoli. Kiper Napoli, A. Meret terlambat mengantisipasi tendangan Dia, dan terlahirlah gol penyama kedudukan.Â
Para pemain Salernitana merayakan gol ke gawang Napoli seperti membalas perayaan riuh para pemain Napoli kala gol pertama terjadi. Napoli berupaya bangkit, tetapi terlambat. Skor hingga peluit akhir tetap 1-1.Â
Napoli pun menunda perayaan menjadi juara Liga Italia. Kendati demikian, peluang Napoli menjadi makin besar karena gap poin dengan Lazio yang berada di peringkat ke-2 terpaut 18 poin. Hanya keajaiban yang bisa menghalangi jalan Napoli menjadi juara Liga Italia pada musim ini.
Jadi, cepat atau lambat, Napoli akan menjadi juara Liga Italia. Apalagi, Liga Italia hanya menyisahkan 6 laga. Secara matematis, Napoli bisa meraih juara saat menang atau pun imbang kontra Udinese.Â
Masalahnya, laga itu berlangsung di markas Udinese, Stadion Friuli. Sangat berbeda jika status Napoli sebagai juara terjadi di stadion Diego Armando Maradano karena faktor sejarah dan kelekatan stadion dengan klub dan suporter.Â
Terlebih lagi, Stadion Napoli berganti nama lantaran kontribusi Maradona yang mempersembahkan titel Liga Italia 33 tahun lalu. Setelah era Maradona, Napoli harus menunggu 33 tahun, dan penantian itu terjadi musim ini bersamaan dengan pergantian nama stadion pada musim ini.Â
Pesta tertunda Napoli memang tak begitu membebankan. Napoli hanya sedikitnya menunggu untuk berpesta dan dinyatakan sebagai juara Liga Italia musim 2022/23.
Di balik keberhasilan Napoli pada musim ini, persaingan Liga Italia yang cukup sengit berkutat dalam perebutan tiket Liga Champions Eropa pada musim depan.Â
Secara matematis, terhitung 6 tim yang sementara memperebutkan tempat untuk masuk 4 besar. Hanya dua tiket Liga Champions yang diperebutkan, karena sebagai calon juara, Napoli sudah otomatis lolos.Â
Lazio yang berperingkat kedua dengan poin 61 belum aman lantaran Juventus (peringkat ketiga) mempunyai 60 poin, Inter, AC Milan, AS Roma dengan koleksi 57 poin, dan Atalanta yang diperingkat ke-7 dengan 55 poin.Â
Gap poin dari tim berperingkat ke-2 hingga ke-7 cukup dekat. Makanya, 6 laga tersisa di Liga Italia musim ini akan menentukan tim mana yang akan mengikuti jejak Napoli ke Liga Champions Eropa musim depan.Â
Prediksinya cukup sulit lantaran keenam tim mempunyai performa yang relatif sama. Sama-sama tak terlalu konsisten di lima laga terakhir. Tak heran, tempat di empat besar selalu cepat berganti di antara tim-tim ini.
Juga, tim-tim ini mempunyai konsentrasi dobel. Inter dan AC Milan masih bermain di semifinal Liga Champions Eropa. Lalu, Juventus dan AS Roma berlaga di semifinal Liga Eropa. Situasi tersebut ikut mempengaruhi performa tim-tim ini di Liga Italia. Â
Dengan ini, sangat sulit memprediksi tim mana yang akan mengikuti jejak Napoli ke Liga Champions Eropa musim depan. Keputusan bisa ditentukan di dua laga terakhir.Â
Atau juga, misalnya, skenarionya Lazio dan Juve di peringkat kedua dan ketiga tak meraih kekalahan di 6 laga terakhir. Hal itu menutup kesempatan tim-tim lainmya.
Oleh sebab itu, persaingan menuju Liga Champions Eropa menguatkan persaingan di Liga Italia di tengah kejelasan Napoli menjadi juara Liga Italia musim ini. Walau Scudetto hampir pasti ke Napoli, persaingan di Liga Italia tetap tak luntur, tetapi menjadi seru lantaran perebutan tiket ke kompetesi Eropa.Â
Salam Bola
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H