Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Manchester City Terlalu Tangguh dan Ambisi Arsenal di Ujung Tanduk

27 April 2023   05:25 Diperbarui: 27 April 2023   05:41 853
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pemain Man City merayakan gol ke gawang Arsenal. AFP/Oli Scarff via Kompas.com

Manchester City berhasil menundukan tamunya, Arsenal (4-1) dalam lanjutan Liga Inggris pekan ke-33 di stadion Etihad (27/4/23). Hasil laga ini seolah ikut menentukan nasib peraih trofi Liga Inggris musim ini. Gap poin kedua tim hanya terpaut 2 poin. 

Arsenal, memang, masih berada di puncak klasemen sementara. Namun, posisinya sudah sangat tidak nyaman lantaran Man City masih memiliki dua tabungan.  Artinya, apabila Man City memenangi dua laga tersisa tersebut, maka Man City akan unggul 4 poin dari Arsenal. 

Bermain di depan pendukungnya sendiri, Man City terlalu tangguh untuk tamunya, Arsenal. Man City mendominasi jalannya laga. Juga, Man City menciptakan beberapa peluang emas dalam mencetak gol ke gawang Arsenal. 

Seturut statistik, Man City mempunyai 14 tembakan ke gawang dengan 9 yang tepat sasar ke gawang Arsenal. Sementara itu, Arsenal hanya memiliki 8 tembakan ke gawang Man City dan hanya 2 yang tepat sasar. 

Kelemahan terbesar Arsenal dalam laga ini adalah lini belakang. Lini belakang Arsenal tampak rapuh untuk meladeni pola serangan para pemain City. 

Salah satu gol Man City yang dicetak oleh Kevin de Bruyne dari skema serangan balik menjadi bukti bagaimana lini belakang Arsenal sulit berduel Erling Haaland yang memberikan assits untuk De Bruyne. 

Hanya rata-rata 50 persen keberhasilan lini belakang Arsenal menghalau serangan Man City. Sebaliknya, Man City mempunyai 80 persen catatan dalam menghalau serangan Arsenal. 

Duet Gabriel dan R. Holding tampaknya bukannya duet tangguh untuk meladeni para penyerang Man City. Duet Gabriel dan Holding memang sudah terbaca sebagai sebab dari kerapuhan lini belakang. 

Namun Pelatih Arsenal, Mikel Arteta tak mempunyai pengganti yang sepadan. Kekurangan pemain pelapis yang berkualitas membuat Arteta kesulitan dalam mengisi lubang yang ditinggalkan oleh bek andalan, William Saliba. 

Lebih jauh, ketangguhan Man City juga terletak di lini tengah. Dikomandoi oleh Kevin De Bruyne, Man City unggul dalam penguasaan bola dari M. Odegaard dan rekan-rekannya. Dengan formasi 4-3-3, Pelatih Man City Pep Guardiola berhasil meredam permainan dari kaki ke kaki ala Arsenal.

Dengan kata lain, Guardiola membaca kekuatan Arsenal yang kuat dalam kontrol bola dan bermain dari kaki ke kaki. Permainan itu diladeni dengan gaya yang sama. Jadinya, Pep seperti menguji kekuatan dan kreativitas para gelandangnya dengan gelandang yang dimiliki oleh Arsenal. 

Yang terjadi, Man City unggul atas lini tengah Arsenal. Ya, lini tengah Man City tak hanya pandai dalam urusan mengatur permainan, tetapi juga jeli dalam membuka peluang untuk mencetak gol dan bahkan menjadi pencetak gol. 

Terbukti, dua gol Kevin de Bruyne yang berlaku sebagai seorang gelandang. Alih-alih mewaspadai striker Erling Haaland, Man City mempunyai opsi lain dalam mencetak gol lewat para gelandang. Jadinya, Arsenal kewalahan dalam mengawal para pemain Man City untuk tak mencetak gol. 

Untuk itu, Man City cukup tangguh untuk Arsenal. Ketangguhan Man City didasari oleh komposisi skuad yang dimiliki dan strategi tim dalam meladeni permainan cepat dan operan dari kaki ke kaki ala Mikel Arteta.

Kekalahan dari Man City di stadion Etihad mengancam nasib Arsenal untuk meraih trofi Liga Inggris musim ini. Boleh dibilang, Arsenal berada di ujung tanduk. Cepat atau lambat, posisinya sebagai pemuncak klasemen akan tergeser dan ambisi untuk meraih trofi berakhir. 

Hanya keajaiban yang tetap memberikan kesempatan untuk Arsenal untuk meraih trofi musim ini. Apalagi Arsenal hanya menyisahkan 5 laga dan 7 laga untuk Man City. 

Dari laga-laga itu, jalan Arsenal agak sulit lantaran Arsenal dalam beberapa laga menghadapi tim-tim tangguh seperti bermain kontra Chelsea, Newcastle, dan Brighton.  

Sementara itu, Man City mempunyai keuntungan karena menghadapi tim-tim papan tengah seperti Fulham, West Ham, Leeds, Everton. Man City juga bertemu Chelsea dan Brighton, namun kualitas Man City untuk saat ini sulit untuk ditundukan. Dengan ini, peluang untuk menjadi juara Liga Inggris pada musim ini semakin tertuju ke Man City.  

Kecuali skenario lain terjadi. Misalnya, Arsenal perlu memenangi semua laga tersisa, dan Man City mengalami kekalahan di dua laga. Skenario ini cukup sulit dan rumit apabila menimbang performa Man City sejauh ini. 

Man City sementara berada tren positif di setiap kompetesis. 12  kemenangan berurutan dari semua kompetesi dan hanya kebobolan 6 gol. Belum lagi, menjelang akhir musim, di mana Man City biasanya tampil pada level terbaik menjelang akhir musim. 

Tren positif itu akan menyulitkan lawan-lawan Man City dan juga membuat peluang Arsenal untuk mengamankan posisi di puncak klasemen Liga Inggris makin sulit.

Posisi Arsenal di puncak klasemen sementara Liga Inggris sudah tidak aman. Man City terlalu tangguh untuk tim berjuluk Meriam Merah itu. Oleh karenanya, Man City sudah siap untuk mempertahankan gelar Liga Inggris pada musim ini. 

 

Salam Bola 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun