Todd Boehly Makin Terjepit
Sejak mengontrak Frank Lampard sebagai pelatih interim, performa Chelsea tak kunjung membaik. Dari tiga laga dalam kepelatihan Lampard, Chelsea mengalami kekalahan. Dengan ini, keputusan memecat Graham Potter bukan solusi, serentak pemilihan Lampard sebagai pelatih bukanlah jalan keluar.Â
Akhir pekan ini, Chelsea kalah 1-2 dari Brighton. Kekalahan itu membuat Chelsea makin terpuruk. Lampard belum bisa menemukan formula yang tepat untuk meramu skudnya.Â
Dari tiga laga terakhir itu, Lampard tampaknya masih berada level mengutak-atik skuad guna menemukan formula yang tepat. Kontra Brighton, Lampard memainkan R. Sterling sebagai striker tunggal. Sebelumnya, dia mencoba J. Felix dan K. Havertz, tetapi hal itu gagal.Â
Berformasikan 4-2-3-1, Lampard coba melakukan perubahan besar-besar. Lampard memberi tempat pada C. Pulisic, D. Zakaria, C. Gallagher dan M. Mudryk. Keempat pemain ini jarang dimainkan musim ini.Â
Makanya, pilihan Lampard lebih pada uji coba skuad untuk menemukan performa terbaik. Namun, Lampard terbilang tak sadar kalau lawannya adalah Brigton, yang nota bene berstatuskan sebagai salah satu tim kuda hitam di Liga Inggris pada musim ini.Â
Tak ayal, Chelsea kalah di pelbagai sisi. Brigton lebih mendominasi daripada Chelsea.Â
Kekalahan ini memojokan pemilik klub Todd Boehly. Dalam laga itu, suporter tak segan-segan melakukan konfrontasi langsung dengan Boehly.
Artinya keputusan Boehly sebagai pemilik klub sudah tak mendapat simpati suporter. Boehly gagal mengikuti jejak Roman Abramovich yang setiap kali pergantian pelatih selalu memberikan efek positif pada performa tim.Â
Hasil pada musim ini akan menentukan reputasi Boehly. Boleh saja, pengusaha asal Amerika Serikat ini mengucurkan banyak uang untuk membeli pemain mahal. Namun, hal itu belum tentu menyenangkan suporter.Â
Bagaimana pun, suporter menginginkan gelar. Hal itu sudah menjadi hukum yang berlangsung di Chelsea. Ketika tim tak memberikan gelar, manajemen klub bisa drikitk dan juga dicela.Â