Tentu saja, hal ini tak memberikan keuntungan untuk tim. Ketika ada pemberontakan dari si pemain, saat itu pula situasi di ruang ganti bisa menjadi runyam. Terlebih lagi, kondisi Tottenham yang tak begitu konsisten akhir-akhir ini.Â
Pada diri Conte, alih-alih memperbaiki situasi, mantan pelatih Juventus, Chelsea, dan Inter Milan ini pun merasa diri bukan sebagai orang yang dikritik oleh Richarlison.Â
Dengan nada diplomatis, Conte menilai bahwa kritik Richarlison bukan tertuju pada dirinya. Dia pun menilai bahwa situasi Richarlison di tim lebih karena situasi cedera yang sering dialaminya.Â
Relasi dengan Richarlison menjadi salah satu contoh di mana Conte sudah memiliki relasi yang harmonis dengan pemain. Puncaknya, kala Conte ikut mengomentari klub, terlebih khusus pemilik.Â
Conte meluapkan kekecewaan pada timnya yang ditahan imbang Southampton. Tottenham yang sudah unggul 3-1 atas Tottenham harus gigit jari lantaran Southampton mampu mengejar ketertinggalan.Â
Melansir berita dari mirror.co.uk (19/3/23), Conte menilai bahwa situasi timnya tak lepas dari tanggung jawab klub. Secara sarkas, Conte mengritik pemilik klub dan mengaitkan rekor klub selama 20 tahun tanpa trofi. Conte juga menilai bahwa kegagalan tim tak sekadar karena faktor pelatih dna pemain, tetapi juga pemilik klub.Â
Akibat komentarnya itu, relasi Conte dengan Levy menjadi hambar. Isu pemecatan pun mencuat ke media. Dan, akhirnya isu itu menyata kala klub memutuskan untuk memecat pelatih berusia 53 tahun.Â
Conte sebenarnya mengakhiri kontraknya pada musim semi mendatang. Namun, klub tampaknya tak mau tinggal terlalu lama dalam air keruh karena relasi antara Conte dan klub sudah tak begitu harmonis.Â
Conte, memang, terbilang sebagai pelatih yang bermental kuat. Terbukti, kala Conte memilih untuk menanggalkan jabatannya sebagai pelatih Inter Milan dua musim lalu lantaran ketaksepakatannya dengan kebijakan klub. Padahal, musim itu Conte mampu membantu Inter meraih Scudetto.Â
Sejak dikontrak Tottenham pada bulan November 2021, Conte melakonkan 76 laga sebagai pelatih Totenham. Catatan menunjukkan bahwa Conte hanya memenangi 41 laga dan kalah 23 kali.Â
Musim lalu, Conte mampu membantu Tottenham masuk 4 besar dan bermain di Liga Champions Eropa. Akan tetapi, situasi tak berpihak Tottenham pada musim ini.Â