Barcelona berhasil menjadi pemenang dalam lanjutan La Liga Spanyol kontra rival abadi, Real Madrid di Camp Nou (20/3/23). Hasil laga yang bertajuk el clasico ini memantapkan posisi Barca di puncak klasemen sementara La Liga Spanyol.Â
Jarak dengan Madrid makin melebar. Hingga pekan ke-26 kedua tim pun terpaut 12 poin. Tertinggal 12 laga. Kans Barca menjadi juara musim 2022/23 makin besar.Â
Bermain di depan pendukungnya sendiri, Barca sempat tertinggal gegara gol bunuh diri Ronald Araujo di menit ke-9. Barca yang menguasai 54 laga tak patah arang. Menjelang akhir babak pertama, lewat gelandang senior Sergio Roberto, Barca menyamai kedudukan 1-1.Â
Upaya Barca berakhir untuk mengalahkan Madrid  pun berbuah injury time. Adalah Franck Kessie yang merupakan pemain pengganti mencetak gol di menit 92 dan gol itu pun menyudahi perlawanan Madrid.
Mengandalkan formasi 4-3-3, Xavi Hernandez mampu meredupkan agresivitas permainan Madrid. Karim Benzema yang didapuk sebagai striker utama di lini depan Madrid jarang mendapat suplai dari V. Junior dan F. Valverde. Pertahanan Barca sangat sulit diruntuhkan.
Dalam laga kontra Madrid, kembali Xavi menggeser Araujo di sisi kanan guna meladeni kecepatan Vinicius. Taktik ini kembali berbuah manis lantaran Vinicius tak terlalu memberikan ancaman serius pada lini belakang Barca. Bahkan, Vinicius gagal mencatatkan satu pun tembakan ke gawang Barca.Â
Kelebihan Barca tak hanya di sektor pertahanan. Akan tetapi, para gelandang Barca seperti S. Roberto dan Kessie mampu mencetak gol. Walau Raphinha, R. Lewandowski, dan Gavi gagal tampil efektif, Barca mempunyai gelandang tengah yang bisa mencetak gol di waktu-waktu yang krusial.
Xavi kembali mecundangi Carlo Ancelotti pada musim ini. Kemenangan ini bisa menjadi bekal Barca dalam meladeni Madrid di leg kedua ajang Copa del Rey yang berlangsung pada pekan depan. Pada leg pertama, Barca unggul 1-0 di Santiago Bernabeu.Â
Di leg kedua, Barca kembali bermain di depan pendukungnya sendiri. Kemenangan di La Liga Spanyol bisa menjadi suntikan moral untuk Barca saat menjamu Madrid.Â
Akan tetapi, Barca juga pun perlu waspada. Bagaimana pun, Madrid pastinya belajar dari dua laga yang berlangsung dalam jangka waktu sebulan. Terlebih khusus pada bagaimana Madrid menembus barisan belakang Barca.Â
Tantangan Madrid adalah energi di lini tengah. Madrid masih mengandalkan Toni Kroos dan Luka Modric dalam memainkan bola di lini tengah. Kontrol kedua pemain ini memang masih mumpuni, namun kecepatan keduanya tak memberikan keseimbangan bagi Madrid kala melakukan serangan pada Barca dan mengimbangi bek-bek muda Barca.Â
Padahal, Barca sangat begitu rapuh saat bermain kontra tim yang bermain agresif dan kompak. Terbukti saat Barca tunduk kontra Manchester United atau pun Bayern Muenchen, di mana dua tim ini mengandalkan serangan yang agresif di setiap lini. Agresivitas kedua tim ini nampak ketika para pemain melakukan aliran bola dengan cepat ke lini depan ketika mendapatkan peluang.Â
Madrid tunduk di el clasico untuk kedua kalinya dalam jangka waktu satu bulan. Pastinya, Madrid tak mau kehilangan muka di el clasico yang akan berlangsung pada pekan depan dalam ajang Copa del Rey.
Sebaliknya laga big match di Liga Italia antara Inter Milan kontra Juventus berlangsung seru (23/3/23). Tim berjuluk Nyonya Tua, Juventus menang tipis 1-0 atas Inter Milan. Juve juga menang berkat gol di menit-menit akhir, lewat D. D'Ambrosio pada menit ke-97.Â
Kemenangan Juve ini sangatlah penting karena hal itu menunjukkan upaya Juve untuk kembali tembus empat besar dan kemudian menguatkan mentalitas tim.Â
Juve yang berhasil menang di markas Inter, San Siro sementara berada di posisi ke-7 klasemen sementara Liga Itali. Tertinggal 11 laga untuk musim ini. Jarak dengan Milan di peringakt ke-4 hanya terpaut 8 poin.Â
Andaikata Juve tak mendapat hukuman pengurangan 15 poin gegara kasus yang menimpa para petingginya, barangkali Juve menjadi salah satu tim yang masih memberikan persaingan kuat untuk Napoli di puncak klasemen.Â
Juve mau tak mau perlu bangkit dari keterpurukan. Terlebih khusus dari kejatuhan mental gegara hukuman yang menimpa klub di pertengahan musim ini.Â
Makanya, kemenangan kontra Inter sangatlah bermakna. Pada tempat pertama, Juve menunjukkan mentalitas sebagai tim yang teta kompetetif walau menghadapi skandal dan juga mendapatkan sanksi. Lebih jauh, hal ini menyatakan bahwa Juve tak boleh begitu saja dicoret sebagai tim yang patut diperhitungkan.Â
Pada tempat lain, kemenangan itu menguatkan mentalitas para pemain Juve. Bagaimana pun, skandal atau pun sanksi yang diterima bisa melemahkan mentalitas para pemain untuk tetap berseragam Juve di musim depan.Â
Namun, karena performa terbaik tetap dipertahankan, mentalitas para pemain pun bisa terangkat. Niat untuk hengkang bisa saja ditangguhkan dan mulai berpikir bagaimana bisa bangkit pada musim depan guna membenarkan situasi buruk pada musim ini.Â
Juve menunjukkan kekuatannya saat menang kontra Inter. Peluang untuk masuk 4 besar Liga Italia masih terbuka. Kemenangan kontra Inter pun memberikan kekuatan moril untuk tim hingga akhir musim.
Salam BolaÂ
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H