Manchester City dan Inter Milan menambah deretan tim yang lolos ke babak perempat final  Liga Champions Eropa (15/3/23).
Man City lolos berkat kemenangan besar 7-0 (agregat 8-1) atas tim asal Bundesliga Jerman, RB Leipzig di stadion Etihad.Â
Sementara itu, Inter berhasil menahan imbang 0-0 (agregat 1-0) tim tuan rumah, Portu di stadion Dragao Stadium.Â
Arti Lima Gol Erling Haaland
Haaland menjadi tokoh protagonis dari kemenangan telak  Man City atas Leipzig. Tak tanggung-tanggung, pemain asal Norwegia ini mencatatkan 5 gol.Â
Raihan 5 gol menempatkan Haaland sejajar dengan Lionel Messi dan Luiz Adriano yang juga pernah mencetak 5 gol dalam satu laga di Liga Champions.Â
Lima gol Haaland ini sangatlah bermakna dan hadir pada momen yang tepat. Pasalnya, keran gol Haaland sempat macet. Akibatnya, banyak tanya dan rasa penasaran dari matinya efektivitas Haaland di depan gawang lawan.
Pekan lalu di ajang Liga Inggris, Haaland memang mencetak gol saat bermain kontra Crystal Palace. Namun, golnya yang menjadi gol tunggal kemenangan Man City itu tercipta dari titik penalti.Â
Selebihnya, dalam laga-laga sebelumnya, Haaland terlihat dalam situasi abu-abu untuk menemukan kembali daya bunuhnya di depan gawang lawan.Â
Terasa aneh memang ketika Haaland yang begitu produktif dalam urusan mencetak gol tiba-tiba berhenti mencetak gol. Pastinya, ada pertanyaan yang menyeruak.Â
Pertanyaan dan keraguan pada efektivitas Haaland pun terjawab. Pemain muda yang baru berusia 22 tahun ini langsung menjawab keraguan itu dengan memborong lima gol dalam satu laga.Â
Andaikata pelatih Man City, Pep Guardiola tak menggantinya di menit ke-63, Haaland bisa saja melampui rekor Messi dan Luiz Adriano.Â
Pasalnya, Man City menguasai jalannya laga dengan 67 persen. Selain itu, Man City juga tak ragu-ragu memborbardir lini belakang Leipzig. Tercatat 23 tembahkan ke gawang, dan 16 yang tepat sasar.Â
Menariknya, Haaland mencatakan tembakan ke gawang Leipzig dengan 8 tembakan tepat sasar, dan menghasilkan 4 gol. Dengan raihan 5 gol, Haaland pun tercatat sebagai pemain tercepat yang mencetak lebih dari 30 gol dalam 25 laga Liga Champions.Â
Haaland kembali menemukan naluri mencetak gol pada waktu yang tepat. Lima gol itu mementahkan keraguan pada dirinya yang sempat muncul ke permukaan.Â
Selain itu, gol-gol Haaland terjadi di tengah upaya Man City keluar dari situasi sulit lantaran pada leg pertama, Leipzig berhasil menahan Man City 1-1. Kesolidan lini belakang Leipzing di leg pertama runtuh di tangah Haaland.Â
Momen bermain di depan pendukung sendiri menjadi kunci di mana Man City berhasil meruntuhkan kekuatan Leipzig. Â Selain itu, Guardiola juga sukses menemukan formula yang tepat untuk meruntuhkan pertahanan Leipzig.Â
Haaland didapuk sebagai striker tunggal. Lalu, mantan pemain B. Dortmund ini ditopang oleh 4 gelandang yang mempunyai daya jelajah, kemampuan passing dan umpan silang yang mumpuni. Tak ayal, Haaland yang berperan sebagai striker tunggal mendapat sokongan yang sangat besar.Â
Pada titik ini pula, Leipzig gagal menciptakan kejutan dan Man City seperti memberikan pesan bagi tim-tim lainnya tentang statusnya sebagai salah satu favorit juara Liga Champions pada musim ini.
Status itu makin kuat lantaran Guardiola sudah memiliki dua striker yang bisa membantu dalam urusan mencetak gol, Haaland dan J. Alvarez.Â
Haaland membuktikannya itu dalam laga kontra Leipzig. Haaland bisa menjadi salah satu kunci penting pada upaya Guardiola meraih trofinLiga Champions bersama Man City serentak memberikan trofi pertama.
Kedisiplinan Inter Milan Runtuhkan Portu
Inter berhasil menahan imbang tuan rumah Portu 0-0 di stadion Dragao. Hasil itu sudah cukup melapangkan jalan Inter ke babak perdelapan final sekaligus menyusul saudara sekota AC Milan yang sudah lolos pekan lalu.
Dua wakil Italia yang sudah lolos. Bisa jadi, Italia bisa meloloskan tiga wakil ke perempat final apabila Napoli berhasil menggusur Eintracht Frankfurt di stadion Diego Maradano dini hari esok WIB.Â
Sebenarnya, Napoli mempunyai keunggulan lantaran menang 2-0 di leg pertama di kandang Frankfurt. Makanya, bermain di depan pendukung sendiri terlihat sebagai kesempatan emas untuk menguatkan jalan Napoli ke perempat final.Â
Memanfaatkan keunggulan 1-0 pada pertemuan di leg pertama di San Siro, Inter memainkan gaya bertahan. Sistem parkir bus.Â
Sistem ini menekankan permainan bertahan rapat tanpa sedikit memberikan ruangan bagi tim lawan untuk melakukan tembakan. Juga, sistem ini dipoles dengan kedisilpinan para pemain Inter dalam menjaga ruang dan tempat dari penguasaan pemain Portu.Â
Jadinya, Inter lebih banyak bermain di daerah pertahanan sendiri dan hanya mencari celah untuk melakukan serangan balik. Tercatat Inter hanya menguasai 32 persen dari jalannya laga. Kendati demikian, Inter yang lolos karena keunggulan agregat.Â
Tak ada yang salah dari taktik ala Inter. Hal ini kerap terjadi dalam konteks Liga Champions yang terjadi dalam format dua leg. Leg pertama selalu menentukan dan mempengaruhi leg kedua.Â
Inter memanfaatkan keunggulan leg pertama, dan membuat Portu harus gigit jari di kediamannya sendiri. Inter berhasil memanfaatkan faktor keunggulan pada leg pertama. Gaya ini berhasil lantaran para pemain bermain disiplin dan dibarengi dengan taktik khas tim Italia, gaya grendel. Â
Gaya Inter berbuah manis. Inter mendapatkan satu tiket ke babak perempat final. Ini merupakan capaian pertama kali Inter setelah satu dekada. Terakhir kali Inter melaju ke perempat final di tahun 2011.
Melajunya Man City dan Inter memperkuat persaingan di Liga Champions  Eropa di perempat final. Tinggal dua tiket tersisa.
Boleh jadi, tim-tim Inggris bisa bersaing ketat dengan tim-tim Italia perempat final andaikata Liverpool melakukan keajaiban di Santiago Bernabeu dini hari esok.Â
SalamÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H