Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Optimisme untuk PSSI dan Komitmen Erick Thohir Berantas Mafia Bola

21 Februari 2023   07:50 Diperbarui: 21 Februari 2023   08:01 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keterpilihan Erick Thohir sebagai ketua umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) membangkitkan ekspetasi besar untuk sepak bola di tanah air. Ekspetasi itu tergaris dalam satu ide yakni transformasi sepak bola di tanah air ke arah yang maju. 

Di balik ekspetasi itu, secara pribadi saya melihat ada optimisme pada PSSI di bawah kepemimpinan Thohir. Rasa optimis itu, pertama-tama, dilandasi oleh niat besar dan keberaniaan tinggi Menteri BUMN di kabinet Jokowi ini untuk memperbaiki wajah sepak bola di tanah air. 

Kedua, rekam jejak Thohir di dunia olahraga, terlebih khusus sepak bola. Thohir yang sudah "makan garam" di dunia sepak bola bisa menjadi jawaban atas dahaga dan harapan rakyat Indonesia pada perkembangan sepak bola di tanah air. 

Faktor reputasi dan pengalaman Thohir bisa menjadi nilai plus dalam mendukung pembangunan sepak bola. 

Tentu saja, sebagian besar dari kita  berharap agar tak mau terus-terusan menonton negara-negara tetangga menjadi juara di  wilayah Asia Tenggara atau juga negara-negara tertentu saja yang bermain di Piala Asia atau pun Piala Dunia.

Kita sangat berharap agar di bawah kendali Thohir, sepak bola Indonesia bisa berprestasi. Sepak bola Indonesia pun bukan sekadar olahraga yang diminati, tetapi olahraga yang bisa mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. 

Ketiga, optimisme besar juga terlahir karena kedekatan Thohir dengan lingkaran istana. Apalagi salah satu wakil ketum Thohir adalah Zainudin Amali yang nota bene berstatuskan menteri olahraga Indonesia. Ini pun menguatkan koneksi antara PSSI masa kini di bawah kepemimpinanan dengan pemerintahan Jokowi-Mar'uf.  

Kunjungan Thohir bersama waktum Zainudin Amali, waktum Ratu Tisha dan para anggota komite Eksekutif (Exco) PSSi ke Istana Merdeka, Jakarta (20/3/223) menjadi langkah awal dari komitmen Thohir dan timnya bersama pemerintah untuk memajukan olahraga sepak bola yang sudah sangat berakar di tanah air.

Koneksi dengan pemerintahan bisa menjadi kunci Thohir dalam merealisasikan program kerjanya. Bahkan Thohir bisa menjadi instrumen pemerintah dalam memajukan dunia sepak bola. 

Pasalnya, sepak bola sudah sangat merakyat. Terasa kurang ketika prestasi tak menghiasi partisipasi Indonesia dalam olahraga ini. Bahkan hal ini secara tak langsung ikut mempertanyakan kinerja pemerintah, terlebih khusus peran presiden dalam kemajuan sepak bola. 

Makanya, keberadaan Thohir menjadi hal bisa menguntungkan upaya pemerintaha dalam membangun olahraga sepak bola di tanah air.  

Lebih jauh, optimisme besar untuk kepemimpinan Thohir di PSSI adalah niat besarnya untuk memberantas mafia sepak bola di tanah air. Bukan rahasia lagi, mafia bola menjadi salah satu sebab besar dari kemunduran sepak bola.

Mafia bola bukanlah wajah baru di dunia sepak. Hal itu tak hanya terjadi di konteks Indonesia, bahkan di beberapa liga-liga besar di Eropa. Sebut saja, scandal calciopoli yang melibatkan beberapa klub-klub besar di serie A Italia. 

Mafia bola mengontrol alurnya pertandingan. Gegara peran mafia bola, aspek kompetitif, persaingan yang adil dan sehat, serta sportivitas dikesempingkan. Yang lebih ditekankan adalah keuntungan bisnis sebagian kecil orang, tetapi mengorbankan aspek cinta tanah air dari sebagian besar rakyat Indonesia. 

Menariknya, pemberantasan mafia bola menjadi salah satu agenda yang langsung muncul pertama kali selepas beberapa hari keterpilihan Thohir sebagai ketum PSSI. Ini artinya Thohir sangat tahu dan mengenal virus yang sudah mengganjal di sepak bola tanah air, dan sekaligus bisa menjadi benalu yang bisa saja meruska reputasinya sebagai ketum. 

Bagaimana pun, posisi Thohir sebagai ketum PSSI dipertaruhkan. Ketika Thohir berhasil mengatasi mafia sepak bola serentak memberikan perkembangan pada sepak bola di tanah air, pada saat bersamaan reputasi Thohir terangkat ke permukaan. Reputasi yang positif bisa menjadi investasi besar dalam karir politik Thohir di percaturan politik di tanah air. 

Pertemuan Thohir dengan Kepala Kepolisan RI (Kapolri), Jenderal Listyo Sigit Prabawo beberapa hari setelah keterpilihannya sebagai ketum PSSI, menjadi langkah awal dalam mengatasi mafia sepak bola. Kerja sama antara PSSI dan pihak kepolisian bisa menguatkan komitmen dalam pemberantasan mafia sepak bola. 

Mafia bola adalah tantangan sepak bola di tanah air dan kepemimpinan Thohir sebagai ketum PSSI. Pemberantasan mafia bola bisa menjadi awal dari transformasi sepak bola di tanah air serentak akan menjadi bukti komitmen besar Thohir untuk sepak bola.

Ketika mafia bola diatasi, optimisme untuk Thohir sebagai pemimpin menguat. Sebaliknya, ketika mafia bola masih merajalela, optimisme pun akan berganti sikap psimis dan sinis. 

 

Salam Bola 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun