Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Sebab Kemerosotan Liverpool dan Masalah yang Tak Diatasi dengan Tepat

5 Februari 2023   13:40 Diperbarui: 6 Februari 2023   08:35 1080
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Liverpool menderita kekalahan dari Wolves 0-3.| Foto: AFP/Darren Staples via Kompas.com

Barangkali kekalahan Liverpool dari Wolves (0-3) di Stadion Molineux (4/2/23) tak terlalu mengejutkan. Pasalnya, performa Liverpool di beberapa laga terakhir, atau pada musim ini umumnya tak begitu meyakinkan. 

Tercatat Liverpool sudah kebobolan 27 gol dari 20 laga. Lalu, belum pernah menang di lima laga terakhir di Liga Inggris. 

Liverpool tertahan di posisi ke-10 klasemen sementara Liga Inggris. Dua kesempatan meraih trofi sudah raib dari tangan Moh Salah dan kawan-kawan.

Peluang yang paling nyata hanyalah Liga Champions Eropa, namun situasinya begitu rumit apabila menimbang performa Liverpool sejauh ini. 

Liverpool merosot tajam di musim ketujuh Jurgen Klopp sebagai pelatih. Sangat sulit untuk menilai Klopp sebagai salah satu sebab utama dari kemerosotan Liverpool. 

Yang paling nyata adalah sebab perubahan skuad yang berujung pada perubahan permainan tim. Orientasi Klopp dalam membeli pemain memang tak berbeda jauh dari filosofi permainnya, gegenpressing, terlebih khusus para penyerang seperti Darwing Nunez, Cody Gakpo, dan Luiz Diaz yang dibeli satu musim terakhir. 

Hal itu tampaknya hanya berlaku untuk lini depan. Dalam mana, ketika Sadio Mane memilih hengkang ke Bayern Muenchen, Klopp menutup lubang yang ditinggalkan dengan membeli Darwin Nunez dari Benfica. 

Sayangnya, Nunez tak tampil konsisten hingga pertengahan musim ini. Lantas, Klopp membeli Gakpo dari PSV untuk menguatkan lini serangan. Namun, langkah itu pun masih mentok, di mana dari 6 laga yang dimainkan oleh Gakpo, belum tercatat satu pun gol dan assist.

Ternyata, permainan Liverpool tak sepenuhnya ditentukan oleh lini depan. Lini tengah menjadi salah satu lini yang timpang di Liverpool. Fabinho yang biasanya dinobatkan sebagai gelandang jangkar mengalami kemerosotan. Kecepatannya menurun kala menghalau serangan balik lawan. 

Sama halnya Thiago. Selain persoalan cedera yang kadang menghantui pemain timnas Spanyol, juga soal kecepatan dalam menjawab tuntutan taktik. Thiago memang piawai dalam mengatur aliran bola dan mengatur tempo permainan. 

Namun, kelemahannya soal fisik dalam meladeni permainan cepat tim. Jadinya, ketika Liverpool melakukan serangan balik, para gelandang kerap kalah cepat dengan pergerakan para pemain depan. Akibatnya, terjadi lubang besar antara para penyerang dengan para gelandang. 

Dalam laga kontra Wolves, Klopp memainkan Thiago, B.Bajcetic dan N. Keita di lini tengah. Namun, ketiganya kalah cepat dan saing dengan gelandang dan penyerang Wolves. 

Klopp tak menutup lubang di lini tengah dengan membeli seorang gelandang yang kuat yang bisa menjadi penghubung antara lini. Bellingham memang ditargetkan, namun hal itu sebatas rumor tanpa kejelasan yang pasti. 

Cukup aneh juga ketika Liverpool mendatangkan Arthur dari Juventus. Gelandang asal Brasil gagal memberikan kontribusi untuk tim, dan malah berpaku dengan cedera panjang. 

Selain itu, Liverpool juga tak menemukan sosok pengganti Roberto Firmino yang lagi cedera. Di antara trio Salah, Mane, dan Firmino, Firmino kerap memainkan peran sebagai penyupalai bola bagi Mane dan Salah. 

Posisinya sebagai penyerang tengah dan kadang bermain sedikit di belakang Salah dan Mane ikut membantu dalam menciptakan peluang. Bahkan Firmino juga kerap menjadi pencetak gol untuk tim.

Darwin dan Gakpo lebih pada penyerang langsung. Mereka juga membutuhkan gelandang yang bisa menyuplai bola, dan bukannya penyerang seperti Salah ynag bisa melakukan penetrasi atau pun Firmino. Tak heran, Nunez dan Gakpo menjadi tak efektif karena tak ada gelandang yang mengenal betul karakter mereka. 

Jadi, sebab utama dari kemerosotan Liverpool adalah karakter para pemain yang tak cocok lagi dengan karater permainan tim. Para pemain tak sepenuhnya menjawab taktik pelatih. 

Walaupun ada upaya regenerasi, namun para pemain yang dibeli malah gagal untuk menjawab tuntutan Klopp dan tak sesuai dengan kebutuhan tim yang sebenarnya. 

Terbukti, ketika Liverpool membeli Gakpo daripada mencari gelandang yang bisa membantu peran Thiago dan Fabinho di lini tengah. 

Pada transfer musim dingin, Klopp gagal mencari pemain yang bisa menjadi gelandang yang menghubungkan lini tengah atau pun lini depan. 

Solusinya itu sangat bergantung pada skuad saat ini. Klopp barangkali perlu berupaya mengubah permainan tim, sekaligus mengubah peran para pemain. 

Salah sering dimainkan sebagai penyerang kanan. Kelebihan Salah adalah umpan-umpan pendek dan mematikan di daerah pertahanan lawan. Juga, salah mempunyai kualitas dribel yang mumpuni. 

Klopp bisa memanfaatkan Salah sebagai penyerang lubang di belakang dua striker seperti Gakpo dan Darwin. Perannya sebagai penyuplai bola dan pencipta peluang Gakpo atau pun Nunez di lini tengah. Dengan ini, Salah menjadi penghubung para gelandang dan lini depan. 

Tentu saja, peran ini bisa terjadi apabila pelatih mau mengubah peran pemain dan juga pemain menerima peran tersebut. Hal ini bisa menutup lubang yang menganga lantaran para gelandang terlihat tak menjawabi kebutuhan sistem permainan serangan balik ala Jurgen Klopp. 

Kemerosotan Liverpool mempunyai sebab yang gagal diatasi pada transfer musim dingin. Solusinya bergantung pada keberanian Klopp mengubah peran pemain sesuai dengan kondisi dan kelemahan yang dimiliki oleh tim. 

Salam Bola

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun