Penilaian Garcia ini, memang, bisa ada benarnya. Namun, hal itu bisa membuka titik awal perdebatan antara si pemain dan pelatih atau pelatih dengan klub.Â
Bukan rahasia lagi jika tak mudah untuk melatih Ronaldo yang sudah bereputasi besar di dunia sepak bola. Hal itu sudah terbukti di klub sebelumnya.
Contohnya ketika Ronaldo yang enggan diganti. Ataupun Ronaldo yang meninggalkan lapangan sebelum laga berakhir gegara tak dimainkan.Â
Makanya, tantangan sebenarnya berada di pundak Garcia sebagai pelatih.Â
Pada tempat pertama, Garcia yang berada di kursi pelatih pasti tertantang untuk mengeluarkan kemampuan terbaik Ronaldo atau juga membangun tim yang benar-benar mengakomodasi kemampuan Ronaldo.Â
Bagaimana pun, Ronaldo membutuhkan tim untuk bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya.Â
Untuk itu, reputasi Garcia juga dipertaruhkan dengan keberadaan Ronaldo. Kegagalan untuk menghadirkan kemenangan bisa saja tak membebani Ronaldo semata, tetapi juga pelatih yang gagal memanfaatkan pemain terbaiknya.Â
Di posisi terpisah, Al-Nassr tak mau asetnya itu dipersalahkan begitu saja. Uang yang dikucurkan untuk mendatangkan Ronaldo terbilang besar.Â
Menjadikan Ronaldo sebagai "kambing hitam"bisa menimbukan kesalahpahaman di antara kedua belah pihak, antara Garcia dan klub.Â
Keberadaan Ronaldo sudah mendongkrak nama Al-Nassr. Klub pasti menginginkan agar Ronaldo tetap menjadi pusat perhatian guna tetap menjaga nama klub di hadapan pecinta sepak bola.Â
Ketika Ronaldo disalahkan, hal itu seolah bisa saja berbenturan dengan visi klub untuk menaikan pamornya dengan memanfaatkan keberadaan Ronaldo.Â