Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Agar Outing Tak Membosankan tapi Bermakna

22 Desember 2022   08:50 Diperbarui: 22 Desember 2022   13:50 879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi outing dengan teman kantor (Sumber dari grid.id)

Akhir tahun kerap menjadi kesempatan berlibur. Tak sedikit institusi yang memanfaatkannya untuk berpiknik atau outing. 

Di tempat saya tinggal di Filipina, liburan sudah berlansung sejak 16 Desember 2022. Karena di sini mayoritas Kristen Katolik yang mau merayakan Natal, maka konsep outingnya pun dibarengi dengan acara natal bersama teman sekantor atau teman sekerja.

Umumnya, konsep acara natal bermacam-macam. Tak hanya berpiknik. Akan tetapi, konsepnya dibarengi dengan permainan tertentu hingga tukar hadiah di antara peserta outing. 

Pendek kata ada program yang disediakan. Bahkan ada pemandu acara yang mengatur lalu lintas program. Jadinya, program tak sekadar tercipta sewaktu di tempat outing, tetapi sudah disiapkan sebelum berada di tempat outing. 

Pernah saya mengikutinya dan mengalaminya. Menarik memang karena kegiatan tak monoton dan membosankan.

Terlebih lagi di acara permainan. Kami dibagi dalam grup. Grupnya pun tak bergantung pada kesamaan posisi, tetapi lebih bervariasi. 

Keuntungannya, kami dilatih untuk bekerja bersama untuk sebuah permainan. Kendati demikian, kerja sama itu tak begitu mementingkan persaingan yang ketat, tetapi lebih bersenang-senang. 

Pengalaman ini pun tak hanya membuat kami rileks karena kondisi dan tempat baru. Akan tetapi, hal itu juga membantu kami dalam berinteraksi secara mendalam di antara satu sama lain. 

Pengalaman ini seolah membawa ingatan saya sewaktu di seminari. Pengalaman kegiatan community building.

Waktu itu, kegiatannya dibuat di pantai. Dua hari. Dalam benak kami, pergi ke pantai biasanya hanya untuk bersenang-senang semata-mata. Pikiran ini muncul karena umumnya kami belum terlalu paham dengan kegiatan community building.

Namun, konsep kegiatan ini agak berbeda. Rupanya seperti berpiknik di pinggir pantai, tetapi dipadukan dengan pelbagai kegiatan tertentu.

Kegiatannya pun bermacam-macam. Tak hanya berupa kegiatan berkelompok besar, tetapi kami juga ada kegiatan dibagi ke dalam ke beberapa kelompok. Bahkan ada waktunya kami diminta untuk sendirian untuk berefleksi.

Jadinya, kegiatan ini tak membosankan. Dari pengalaman ini, saya melihat bahwa agar kegiatan outing menjadi bermakna apabila melibatkan beberapa  kegiatan yang bermakna untuk grup.

Ilustrasi outing. Foto: Dok. Shutterstock/Jack Frog via Kompas.com
Ilustrasi outing. Foto: Dok. Shutterstock/Jack Frog via Kompas.com

Ciptakan kegiatan Community building di tempat outing merupakan salah satu cara untuk membuat kegiatan bernilai. 

Community building biasanya dijadikan pilihan untuk membangun dan menguatkan komunitas kerja. Apalagi komunitas yang baru terbentuk.

Kami membuatnya saat kami baru bergabung dalam komunitas. Umumnya, kami berasal dari pelbagai daerah dan latar belakang yang berbeda.

Jumlah kami sekitar 40-an orang. Kami baru berada bersama dalam komunitas sekitar 4 bulan. Jadi, kami belum terlalu saling mengenal antara satu sama lain.

Tak cukup bertemu setiap hari untuk saling mengenal. Perlu ada upaya agar ada saling mengenal dan mengetahui lebih mendalam.

Makanya, community building menjadi alternatif untuk menguatkan kesatuan kami di komunitas. Tentu saja, konsep community building sudah disiapkan sedemikian agar kegiatan itu bisa mencapai tujuan yang diharapkan. 

Misalnya, pembagian kelompok harus bervariasi. Semakin majemuk sebuah kelompok, semakin menarik dan bernilai untuk menggali potensi dan cerita di antara satu sama lain. 

Sejauh yang saya ingat, mulai dari bangun pagi hingga tidur malam, sudah ada jadwal kegiatan. 

Bangun pagi, kami mengawalinya dengan doa bersama, dan dilanjutkan dengan olahraga bersama. 

Setelah sarapan pada jam tertentu, kami pun dikumpulkan dan mendapatkan instruksi. 

Instruksinya bisa berupa kami berkumpul dan grup ataukan diminta untuk berefleksi secara pribadi. Lalu, kami diminta untuk membagi cerita dalam grup tentang apa yang kami alami. 

Topik reflesinya bermacam-macam. Karena community buildingnya bertujuan untuk menguatkan perkenalan di antara anggota grup, maka pertanyaan refleksi lebih berkaitan dengan pribadik kami. 

Untuk itu, kami diminta untuk memperkenalkan diri baik itu pendidikan, kehidupan keluarga dan pelbagai pengalaman lainnya.

Biasanya pada malam hari, kegiatan lebih pada aspek psikologis dan spritual. Yang mendampingi menyiapkan api unggun. 

Lalu, dalam rupa grup kami mengelilingi api unggun, dan diminta untuk bercerita kepada  teman-teman yang lain dengan cara yang berbeda dan seturut dengan talenta kami masing-masing.

Jadinya, kegiatan menjadi menyenangkan. Makin menyenangkan kala ada teman-teman yang kreatif dalam memperkenalkan diri.  

Memang, ada momen di kala kami harus serius lantaran kami diminta untuk bercerita tentang pelbagai pengalaman hidup. 

Tak sedikit teman yang berkisah tentang pengalaman sulit di dalam hidup mereka. Akibatnya, hal ini ikut mempengaruhi suasana. Kami terbawa emosi. 

Pendek kata, kegiatan itu membuat kami saling mengenal satu sama lain. Walaupun wajah kegiatan lebih bernuansa outing, namun karena program yang disediakan dan diatur, outing itu menjadi menyenangkan dan bermakna untuk yang mengikutinya. 

Tentu saja, masih banyak cara agar kegiatan outing memberikan manfaat untuk kelompok. Hal itu sangat bergantung pada kejelian dalam melihat dan mencermati kebutuhan institusi. Outing menjadi wadah, tetapi ada kegiatan yang bisa memberikan outing makin bermakna. 

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun