Cristiano Ronaldo menjadi salah satu topik yang santer diperbincangkan kala timnas Portugal mengalahkan timnas Swiss (6-1) (7/12/20). Perbincangan itu bermula dari keputusan berani pelatih Fernando Santos mencadangkan pemain berusia 37 tahun tersebut.
Ketika Ronaldo berada di bangku cadangan, Portugal tampil mengagumkan. Bahkan Goncalo Ramos, pemain yang mengambil alih perannya mampu mencetak tiga gol sekaligus ke gawang Swiss.
Sontak saja, situasi itu seolah merumitkan posisi Ronaldo di tempat utama. Sangat sulit untuk meminggirkan Ramos yang memboyong tiga gol dan mengembalikannya ke bangku cadangan saat Portugal bersua Maroko di babak perempat final.Â
Pastinya, pilihan Santos di laga perempat final kontra Maroko adalah tetap menempatkan Ronaldo di bangku cadangan, dan kembali memainkan Ramos.Â
Keputusan ini sangat beralasan. Ramos menunjukkan bukti bahwa dia pantas berada di lini depan Portugal, dan mampu membayar kepercayaan pelatih dan mengisi posisi Ronaldo.Â
Ternyata, penempatan Ronaldo di bangku cadangan berujung pada pelbagai isu dan menghadirkan kontroversi.
Muncul isu bahwa Cristiano Ronaldo berniat meninggalkan timnas Portugal. Akan tetapi, rumor itu pun ditepis oleh badan sepak bola Portugal.Â
Yang menjadi kontroversial lantaran banyak pihak yang mendukung Ronaldo secara pribadi lebih menginginkannya bermain daripada berada di bangku cadangan. Hal ini bisa secara tak langsung mempengaruhi iklim di kubu timnas.Â
Alih-alih mendukung tim sebagai satu kesatuan, malah ada pihak yang malah menginginkan pribadi tertentu untuk bermain. Boleh saja hal itu bisa menguntungkan dari sisi bisnis, mendongkrak popularitas laga, dan juga demi promosi.Â
Akan tetapi, hal itu belum tentu menguntungkan performa tim. Terlebih lagi performa si pemain tak begitu mentereng seperti di masa-masa jayanya.Â