Sebenarnya, di media sosial sudah banyak kritik yang dilimpahkan ke Lautaro. Bahkan Lautaro pun diingatkan dengan sosok Higauin yang juga gagal bersinar tatkala bermain sebagai striker di final piala dunia 2014 di Brasil saat Argentina menjadi runner up.
Lautaro pastinya kembali mendapat tempat kedua saat bermain kontra Belanda. Bisa saja, Scaloni lebih memilih Alvarez yang sudah mencetak dua gol di Piala Dunia 2022 daripada Lautaro yang belum menampilkan performa terbaiknya.
Sebaliknya Alvarez sementara percaya diri. Pergerakannya di lini depan dan kerja kerasnya mengimbangi pergerakan Messi.Â
Gol kedua Argentina memang terjadi atas kesalahan kiper Australia, tetapi lebih dari itu hal itu juga merupakan buah kerja keras dari Alvarez dan De Paul yang terus menekan lini belakang Australia.Â
Terlepas dari performa meyakinkan Alvarez, Scaloni masih mempunyai pekerjaan besar untuk menguatkan mentalitas Lautaro. Tujuannya, beban tugas mencetak gol tak hanya berpaku pada satu pemain semata.Â
Selain itu, Argentina memang mempunyai benteng yang kuat. Lini belakang Argentina tampil gesit. Umumnya bertipe pekerja keras dan menyebabkan pemain lawan sulit menembus permainan belakang Argentina.Â
Akan tetapi, Argentina perlu mewaspada tendangan-tendangan spekulasi lawan. Memberi ruang kosong bagi lawan untuk menembak dari jarak jauh bisa menjadi momok yang bisa merugikan Argentina di babak ke-8 besar.Â
Argentina berhasil tembus ke babak 8 besar. Peluang untuk meraih trofi piala dunia terbuka. Kendati demikian, Argentina akan menghadapi tantangan serius saat bermain kontra Belanda yang cenderung bermain untuk mendapatkan hasil daripada menekankan gaya.Â
Salam Bola
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H