De Beek gagal memainkan peran Fernandes. Bahkan pemain asal Belanda ini mempunyai jumlah sentuhan yang terbilang sedikit daripada Casemiro dan Erikssen di lini tengah.Â
Terang saja, hal ini menunjukkan ketidakseimbangan skuad yang dimiliki Ten Hag musim ini. Ketika ada pemain penting yang absen, Ten Hag tak mempunyai pemain pelapis yang sepadan guna mengisi tempat yang ditinggalkan.Â
Akibatnya, tim tampil tak seimbang, dan malah didominasi oleh permainan lawan.Â
Kekalahan dari Villa menjadi pelajaran berharga untuk MU yang masih berupaya untuk tampil konsisten. Mau tak mau, MU harus terus berbenah, termasuk membeli pemain dan mengeluarkan pemain yang tak berkontribusi penuh untuk performa MU.Â
Pelajaran untuk MU dari Arsenal yang makin dewasa
Nasib MU berbanding terbalik dengan Arsenal. Arsenal berhasil meraih kemenangan tipis 1-0 di Stamford Beridge (6/11/22). Â Kemenangan the Gunners pun kembali menempatkan Arsenal di puncak klasemen sementara Liga Inggris.
Kemenangan Arsenal kontra Chelsea mempertegas dua hal. Dua hal ini pun bisa menjadi referensi untuk MU yang masih berupaya untuk tampil konsisten. Â
Pertama, kestabilan skuad Arsenal.Â
Dua musim terakhir, Mikel Arteta melakukan pembaharuan skuad secara besar-besaran di Arsenal. Tak tanggung-tanggung, pelatih asal Spanyol ini menggeser para pemain seperti Pierre Emeric Aubameyang, Nicolas Pepe, dan Alexandre Lacazette  dengan beberapa pemain baru.
Juga, Arteta memberikan peran penting ke pada pemain muda nan bertalenta seperti Gabriel martinelli, Eddie Nketah, dan Saka.Â
Tidak gampang untuk memulai cara yang baru. Musim lalu, Arsenal mengawali performanya dengan jalan yang cukup sulit. Namun, situasi perlahan membaik bersamaan dengan keberhasilan proses adaptasi dan meningkatnya performa beberapa pemain baru.Â