Akhir pekan ini dalam lanjutan Liga Inggris pekan ke-13 akan tersaji laga duel sekota London, antara Chelsea kontra Arsenal.Â
Duel ini bisa menentukan peta persaingan di papan atas klasemen sementara Liga Inggris musim ini.
Arsenal lagi bercokol di puncak klasemen sementara Liga Inggris dengan koleksi 31 poin. Pesaing terdekat Arsenal adalah Manchester City yang akhir pekan ini menghadapi Fulham dengan memiliki 29 poin. Artinya, gap Arsenal dan Man City hanya terpaut 2 poin.Â
Dari sisi koleksi poin, Man City berharap  keuntungan dari lawatan Arsenal ke Stamford Bridge. Kekalahan pada Arsenal bisa membuka peluang untuk Man City naik ke puncak klasemen.Â
Di atas kertas Man City yang bermain kontra Fulham bisa meraih poin penuh. Terlebih lagi, striker Erling Haaland yang ditepikan di tiga laga terakhir Man City kabarnya sudah fit dan siap diturunkan Man City saat bermain kontra Fulham.
Maka dari itu, pasukan Mikel Arteta perlu waspada dengan Chelsea agar tempatnya di puncak klesemen tak dikudeta oleh Man City. Juga, hal itu menjadi pembuktian Arsenal menghadapi tim-tim mapan di Liga Inggris.
Tiga hal lain yang bisa menjadi sebab kewaspadaan Arsenal di kandang Chelsea.
Â
Pertama, Upaya Chelsea untuk bangkit
Memang, Chelsea menghadapi nasib tragis pekan lalu saat kalah besar (4-1) dari Brighton pada pekan ke-12 Linggris. Kekalahan itu menjadi kekalahan pertama manajer Graham Potter sebagai pelatih Chelsea.Â
Hal itu pun seolah menyadarkan Chelsea yang sementara berada pada tren positif di tangan Potter. Ya, semenjak diambil alih oleh Potter, Chelsea terlihat bangkit.Â
Kebangkitan itu nampak lewat kelolosan Chelsea ke babak 16 besar di Liga Champions Eropa. Juga, Chelsea berhasil merangkak naik ke posisi 4 besar Liga Inggris. Namun, catatan kebangkitan itu agak tercoreng saat Mason Mount dan kawan-kawan rontok di tangan Brighton.Â
Ya, gegara hasil buruk di kandang Brighton, anak-anak asuh Potter ini digeser keluar dari 4 besar Liga Inggris dan merengsek turun ke posisi ke-6. Maka dari itu, laga kontra Arsenal menjadi momentum untuk bangkit dan serentak memperbaharui performa Chelsea.
Kekalahan bisa berdampak pada posisi Chelsea dan meruntuhkan mentalitas tim. Sebaliknya, kemenangan menguatkan mentalitas tim dan kembali membangun tim ke jalur kebangkitan. Â
Oleh sebab itu, Arsenal pun patut waspada dengan upaya Chelsea yang sementara bangkit. Kunjungan Arsenal boleh jadi dijadikan kesempatan Chelsea untuk memperbaharui mentalitas tim secara umumnya.Â
Kedua, Faktor Graham Potter yang sudah akrab dengan Liga Inggris
Faktor lain yang membuat Arsenal patut waspada adalah keberadaan Potter. Potter yang merupakan mantan pelatih Brighton sudah kenal dengan Arsenal dan liga Inggris pada umumnya.Â
Kendati Chelsea mengganti Thomas Tuchel sebagai pelatih di awal musim, pelatih pengganti juga sudah familiar dengan iklim sepak bola Inggris. Makanya, tak butuh waktu lama bagi Potter beradaptasi dengan iklim sepak bola Inggris.Â
Dari tiga musim Potter duduk sebagai manajer Brighton dan dalam catatan 6 kali pertemuannya dengan Arsenal, Potter terbilang unggul. Brighton berhasil menang 3 kali, kalah 2 kali, dan sekali seri.Â
Kali ini, Potter memiliki keistimewaan karena ketersediaan skuad yang ada di Chelsea. Pastinya, pelatih asal Inggris ini mempunyai senjata ampuh meredahkan kekuatan Arsenal di Stamford Bridge.Â
Hanya saja, Potter masih dipusingkan oleh cederanya beberapa pemain penting seperti N. Kante, M. Kovaci, W. Fofano, R. James, B. Chilwell dan Kepa. Hal ini menjadi tantangan Potter dalam meramu skuad yang tersedia untuk meladeni kekuatan Arsenal yang tampil konsisten pada musim ini.Â
Ketiga, Faktor Pierre Emerick-Aubameyang
Aubameyang akan menjadi salah satu senter dari pertemuan antara Arsenal kontra Chelsea. Sebelum ke Barcelona, Aubameyang menjalani karirnya sebagai pemain Arsenal top Arsenal.Â
Tak tanggung-tanggung, selama berseragam Arsenal, pemain berpaspor Gabon ini mencatatkan 92 goal dari 163 laga. Prestasi terbaik Aubameyang adalah saat membantu Arsenal meraih trofi Piala FA.Â
Berkat dedikasi selama bersergam the Gunners, Aubameyang dijadikan sebagai kapten tim. Akan tetapi, kisah manis Aubameyang di Arsenal berakhir dengan jalan yang tak menyenankan untuk si pemain.Â
Relasinya dengan Manajer Mikel Arteta tak akur. Status kapten Aubameyang dicabut. Jam bermainnya bersama tim inti menjadi kurang.
Muara dari situasi diduga karena tingkah laku Aubameyang yang dinilai melanggar kedisiplinan tim. Â
Alhasil, ketika ada tawaran dari Barca, Aubameyang tak ragu menerima tawaran tersebut, walaupun rela memangkas sejumlah gajinya.Â
Tentang relasinya dengan Arteta, Aubameyang menyatakan bahwa pelatih asal Spanyol tersebut tak tahu menangani pemain yang bernama besar dan berkarakter besar.Â
Sebaliknya, sebagai video promosi dari BT Sport, Aubameyang seolah memberikan pesan khusus dalam laga ini. "Arsenal, tak ada yang personal (Arsenal, it's nothing personal)
Faktor Aubameyang bisa menjadi salah satu kewaspadaan Arsenal di markas Chelsea.Â
Keuntungan Arsenal adalah semenjak kembali ke Liga Inggris, Aubameyang tak begitu tampil konsisten. Dari 11 laga di semua kompetsi, pemain yang kerap melakukan selebrasi mengenakan topeng Spiderman atau black panther ini hanya mencatatkan 3 gol.Â
Kutukan nomor punggung 9 yang berada di Chelsea seolah menghantui Aubameyang. Walau demikian, pengalaman masa lalu di Arsenal bisa saja menjadi motor bagi Aubameyang untuk membuktikan diri sekaligus menunjukkan kepada Arteta tentang apa yang telah terjadi.Â
Dalam lawatannya, Arsenal patut berwaspada pada kekuatan Chelsea. Kewaspadaan itu mendasar apabila menimbang kualitas skuad Chelsesa. Chelsea sementara berupaya bangkit dari kemerosotan, dan dua sosok berpengaruh, yakni Graham Potter sebagai pelatih dan Aubameyang yang nota bene mantan pemain Arsenal bisa menjadi faktor penentu dalam laga ini.Â
Salam Bola
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H