Hal itu pun seolah menyadarkan Chelsea yang sementara berada pada tren positif di tangan Potter. Ya, semenjak diambil alih oleh Potter, Chelsea terlihat bangkit.Â
Kebangkitan itu nampak lewat kelolosan Chelsea ke babak 16 besar di Liga Champions Eropa. Juga, Chelsea berhasil merangkak naik ke posisi 4 besar Liga Inggris. Namun, catatan kebangkitan itu agak tercoreng saat Mason Mount dan kawan-kawan rontok di tangan Brighton.Â
Ya, gegara hasil buruk di kandang Brighton, anak-anak asuh Potter ini digeser keluar dari 4 besar Liga Inggris dan merengsek turun ke posisi ke-6. Maka dari itu, laga kontra Arsenal menjadi momentum untuk bangkit dan serentak memperbaharui performa Chelsea.
Kekalahan bisa berdampak pada posisi Chelsea dan meruntuhkan mentalitas tim. Sebaliknya, kemenangan menguatkan mentalitas tim dan kembali membangun tim ke jalur kebangkitan. Â
Oleh sebab itu, Arsenal pun patut waspada dengan upaya Chelsea yang sementara bangkit. Kunjungan Arsenal boleh jadi dijadikan kesempatan Chelsea untuk memperbaharui mentalitas tim secara umumnya.Â
Kedua, Faktor Graham Potter yang sudah akrab dengan Liga Inggris
Faktor lain yang membuat Arsenal patut waspada adalah keberadaan Potter. Potter yang merupakan mantan pelatih Brighton sudah kenal dengan Arsenal dan liga Inggris pada umumnya.Â
Kendati Chelsea mengganti Thomas Tuchel sebagai pelatih di awal musim, pelatih pengganti juga sudah familiar dengan iklim sepak bola Inggris. Makanya, tak butuh waktu lama bagi Potter beradaptasi dengan iklim sepak bola Inggris.Â
Dari tiga musim Potter duduk sebagai manajer Brighton dan dalam catatan 6 kali pertemuannya dengan Arsenal, Potter terbilang unggul. Brighton berhasil menang 3 kali, kalah 2 kali, dan sekali seri.Â
Kali ini, Potter memiliki keistimewaan karena ketersediaan skuad yang ada di Chelsea. Pastinya, pelatih asal Inggris ini mempunyai senjata ampuh meredahkan kekuatan Arsenal di Stamford Bridge.Â
Hanya saja, Potter masih dipusingkan oleh cederanya beberapa pemain penting seperti N. Kante, M. Kovaci, W. Fofano, R. James, B. Chilwell dan Kepa. Hal ini menjadi tantangan Potter dalam meramu skuad yang tersedia untuk meladeni kekuatan Arsenal yang tampil konsisten pada musim ini.Â