Hasil laga-laga Liga Champions Eropa dini hari tadi (3/11/22) menggenapi tiket 16 kontestan yang melaju ke babak 16 besar.Â
Memang, ada tim yang sudah diprediksi akann menjuarai grup, dan ada pula yang mengejutkan yang mana berada di peringkat kedua klasemen grup.Â
Paling tidak, empat tim yang selaras dengan prediksi umumnya bahwa akan keluar sebagai juara grup. Bayern Muenchen di grup C, Chelsea di grup E, Real Madrid di grup F, dan Manchester City di grup G.Â
Selebihnya, prediksi terbilang 50:50 karena faktor komposisi grup yang dihuni oleh tim-tim yang mempunyai kekuatan yang relatif sama. Bahkan ada tim yang keluar dari prediksi seperti nasib Liverpool di grup A dan PSG di grup H. Keduanya berada di peringkat kedua. Â
Status Muenchen, Madrid, Chelsea, dan Manchester City yang berada sebagai pemuncak klasemen grup bukanlah hal yang mengejutkan. Man City dan Muenchen melewati kualifikasi grup tanpa meraih kekalahan.Â
Catatan Muenchen lebih mengagumkan. Berada di grup C, yang dipandang sebagai grup neraka, Muenchen menjadi satu-satunya tim yang meraih seratus persen kemenangan di kualifikasi grup. Produktivitas Muenchen pun tinggi. Â
Artinya, Muenchen harus dipandang sebagai favorit kuat pada musim ini. Kendati ditinggalkan oleh mesin golnya, Roberto Lewandowski, Muenchen lebih bermain sebagai tim, dan tak berpatok pada satu atau dua pemain dalam urusan mencetak gol.Â
Berkat kemenangan besar kontra Celtic (5-1) Madrid berhasil berada di puncak klasemen. Hanya saja, Madrid pernah menderita satu kekalahan di kualifikasi grup. Walau demikian, Madrid di tangan juru taktik Carlo Ancelotti kerap membuat perbedaan.Â
Terbukti, kesuksesan Madrid menjadi juara Liga Champions musim lalu. Madrid tampil mencengangkan, bukan karena dominasinya di setiap laga, tetapi juga faktor efektivitas dan mentalitas dalam menghadapi laga-laga sulit.Â
Tak ayal, keberhasilan Madrid meraih trofi ke-14 Liga Champions lebih dipandang sebagai faktor tradisi dan mentalitas tim asal ibukota Spanyol itu.Â
Hal itu bisa terulang lagi karena Madrid masih mempertahankan gaya yang sama, dengan pelatih berpengalaman Carlo Ancelotti.Â
Chelsea yang juga berada di puncak klasemen sementara berada dalam situasi yang belum sepenuhnya stabil.Â
Pergantian pelatih di awal musim, kedatangan beberapa pemain muda, dan perubahan kepemilikan klub sejak pertengahan musim lalu membuat tim asal kota Inggris itu pasti berupaya keras untuk menghindari rintangan di babak ke-16 besar.Â
Ketika ada tim yang sudah diprediksi bisa menjadi pemuncak klasemen grup, ada pula yang mengejutkan. Kejutan terjadi karena berada di posisi ke-2 di klasemen grup. Â
Kejutan pertama itu terjadi pada Paris Saint Germain (PSG). Tim yang bertabur bintang ini harus duduk di peringkat ke-2 di bawah Benfica yang menang besar di kandangn Maccabi Haifa (6-1).Â
Kemenangan tipis PSG di Turin tak bisa membuat PSG bertahan di posisi puncak. Lionel Messi dan kawan-kawan kalah produktivitas dari Benfica.Â
Selain PSG, kejutan juga terjadi pada Liverpool. Liverpool yang tampil konsisten di empat musim terakhir di Liga Champions juga harus puas duduk di peringkat ke-2. Tim asuhan Jurgen Klopp ini juga kalah selisi gol dan head to head dari Napoli.Â
Situasi PSG dan Liverpool ini membuka peluang terjadinya big match di babak 16 besar.  Ya, resiko terbesar dari kejutan hasil kontestan yang tembus babak 16 besar adalah pertemuan di antara tim-tim besar.Â
Bisa jadi terjadi pertemuan antara PSG dengan tim-tim Liga Inggris seperti Man City, Chelsea dan Tottenham. Bahkan skenario tersulit untuk PSG adalah bersua kontra Bayern Muenchen atau pun Real Madrid. Â
Pertemuan awal antara Man City dan PSG, barangkali disesalkan lantaran ke-2 tim kaya ini terbilang sementara mencari cara untuk meraih trofi perdana di Liga Champions.Â
Namun, nasib sulit dielak apabila kedua tim yang dimiliki oleh pengusaha Timur Tengah ini bersua di babak 16 besar.Â
Selain itu, pertemuan ulangan final musim lalu antara Madrid kontra Liverpool juga terbuka. Hasil ini bisa menjadi momen Liverpool membalas kekalahan tipis pada final musim lalu di Paris.Â
Bahkan Liverpool berpeluang bermain kontra Muenchen. Ini akan menjadi situasi yang sulit untuk Liverpool yang sementara tampil tak konsisten pada musim ini lantaran Muenchen sementara berada dalam kondisi terbaik. Â
Selain itu, hal yang lain bisa terjadi apabila PSG bertemu tim-tim medioker yang berada di puncak klasemen seperti Napoli, Porto, dan Tottenham. Ini bisa menjadi keuntungan untuk tim-tim ini melaju ke babak selanjutnya.
Sama halnya juga tim-tim unggulan di peringkat pertama yang berjumpa tim-tim medioker di tempat ke-2. Hal itu menjadi keuntungan untuk melaju ke babak selanjutnya. Â
Keberadaan tim-tim unggulan di tempat ke-2 bisa menyebabkan persaingan di babak 16 besar menjadi panas. Bahkan hal itu bisa menyababkan terjadinya laga yang dipandang sebagai final yang terlalu dini.Â
Di lain pihak, kondisi ini membuat persaingan makin ketat di Liga Champions. Kejutan pun bisa kembali terjadi.Â
Lebih jauh, pertemuan di babak selanjutnya akan bergantung pada strategi tim memanfaatkan permainan kandang dan tandang. Situasi ini juga dibarengi dengan mentalitas setiap tim dalam menghadapi dan mengatasi situasi sulit.Â
Keberhasilan Madrid musim lalu adalah contoh nyata. Madrid mampu keluar dari situasi sulit dengan menunjukkan mentalitas kerja keras dan pantang mundur dalam segala situasi. Mentalitas ini akan menjadi salah satu kunci kesuksesan setiap tim melewati rintangan.Â
Babak 16 besar bisa akan menjadi pertarungan seru di antara klub-klub besar. Hal itu juga akan mempengaruhi jalan dan peta menuju partai final di Istanbul, Turki.Â
Salam Bola
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H