Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Sebab Kestabilan Real Madrid dan Peran Rahasia Federico Valverde

24 Oktober 2022   08:28 Diperbarui: 25 Oktober 2022   16:00 1558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Federico Valverde saat merayakan gol ke gawang Barcelona. (Foto: AFP/Thomas Coex via Kompas.com)

Real Madrid berhasil mempertahankan tempat di posisi puncak klasemen sementara setelah mengalahkan Sevilla (3-1) (22/10/22) di pekan ke-11 lanjutan La Liga Spanyol. 

Kemenangan kontra Sevilla itu makin menunjukkan konsistensi dan kestabilan skuad Real Madrid musim ini.

Selepas laga kontra Sevilla sebagaimana yang terlansir di Goal. com (23/10/22), Manajer Carlo Ancelotti menyatakan bahwa sebuah kegembiraan melatih tim seperti Madrid karena para pemainnya saling menghargai dan tak menciptakan masalah. 

Lebih jauh, Ancelotti tak ragu menilai jika Madrid adalah tim terbaik yang pernah dimilikinya sebagai pelatih. 

Pernyataan Ancelotti ini tak berlebihan. Madrid terus memperpanjang rekor tak terkalahkan di setiap kompetesi. Dari 11 laga di La Liga Spanyol, Madrid berhasil meraih 10 kemenangan dan hanya sekali meraih hasi seri tatkal bermain kontra Osasuna.

Performa meyakinkan Madrid di La Liga Spanyol berjalan lurus di Liga Champions Eropa. Dari 4 laga yang dilakonkan Madrid, hanya sekali saja tim ibukota Spanyol ini meraih hasil seri yakni kontra Shaktar Donetsk. 

Kestabilan Madrid di Liga Champions membuka peluang bagi Madrid mempertahankan trofi Liga Champions musim ini. 

Bahkan seperti terlansir dari Tribuna.com bulan Sepetember lalu, pelatih Manchester City, Pep Guardiola menyatakan bahwa Madrid dipandang sebagai favorit Liga Champions musim ini.

Penilaian Guardiola itu sangat beralasan apabila menimbang konsistensi dan kestabilan yang dibangun oleh Ancelotti.  

Ketika di bawah kendali Carlo Ancelotti yang sudah berada di musim  ke-2, Madrid terlihat makin dewasa dalam pelbagai aspek, tak begitu tergoncang saat ada pemain yang hengkang, dan pemain baru langsung cocok dengan gaya permainan Madrid.  

Seperti apa yang diungkapkan oleh Ancelotti, Madrid juga begitu jauh dari isu di dalam skuad. 

Tak ada masalah yang terjadi di antara pemain, apalagi dengan pelatih. Juga, Madrid meladeni isu dari luar lapangan dengan jalan yang cukup diplomatis  agar tak mempengaruhi skuad. 

Misalnya, mencuatnya kembali isu Kylian Mbappe yang menjadi target Madrid musimlalu.

Menanggapi isu seperti terlansir dari RMC Sport, Presiden Madrid, Florentino Perez menyatakan komentarnya sewaktu seremoni penganugerahan Ballon d'Or tentang isu Mbappe. Dia mengungkapkan bahwa dia tak mengikuti perkembangan Mbappe. 

Perez menilai jika Madrid mempunyai para penyerang yang berkualitas dan tak begitu peduli dengan Mbappe. Bahkan Perez menilai bahwa penyerang seperti Vinicius dan Rodrygo bisa memenangi trofi Ballon d'Or.

Pernyataan Perez ini tentu saja memberikan efek positif untuk skuad secara umumnya. Dalam mana, pihak klub mendukung performa setiap pemain, terlebih khusus di lini depan. Efek lanjutnya, hal itu ikut mendukung kepercayaan diri para pemain secara umumnya. 

Ya, isu kedatangan pemain baru kadang mempengaruhi kondisi skuad, terlebih khusus pemain yang berposisi sama dengan pemain yang ditargetkan atau diisukan. Makanya, tanggapan terhadap isu itu perlu secara tepat dan tak berefek pada skuad secara umumnya. 

Lebih jauh, relasi di antara pemain sekaligus antara pemain dengan pelatih menjadi salah satu faktor penting dari kestabilan tim. Isu keretakan dan ketidakdisiplinan pemain tak begitu terdengar dari ruang ganti Madrid. 

Bahkan pemain seperti Eden Hazard yang tak kunjung menemukan performa terbaiknya tampak kalem di tangan Ancelotti. 

Sama halnya dengan Asensio dan Lucas Vazquez yang kerap menjadi pilihan kedua di Madrid. Malahan, duo pemain berpaspor Spanyol ini mampu membayar kepercayaan Ancelotti apabila diturunkan sebagai pemain pengganti. 

Artinya, Ancelotti sudah mengontrol ruang ganti. Berkat pengalaman dan reputasi Ancelotti, relasi di antara pemain terkontrol, keharmonisan para pemain ikut merembet di kesatuan tim secara umumnya.

Lebih jauh, Ancelotti juga mampu menemukan formula yang tepat saat ada pemain yang absen saat cedera. 

Terbukti, walau tak diperkuat oleh Karim dalam laga kontra Sevilla, Madrid tetap tampil efektif. Statisitik menunjukkan bahwa Real Madrid  menguasai jalannya laga sekaligus mencatatkan sejumlah peluang penting. 

Absennya Benzema bukanlah halangan untuk Madrid. Ancelotti memainkan trio penyerang muda di lini depan. Rodrygo didapuk sebagai penyerang tengah diapiti penyerang sayap Vinicius Jr. di sisi kiri  dan Fede Valverde di sisi kanan.

Valverde cukup fenomenal pada musim ini. Pemain yang dipandang sebagai anak emasnya Ancelotti kembali mencatatkan namanya di papan skor. 

Pemain timnas Urugay ini mencetak gol ke menit 81. Ini adalah gol ke-6 di Liga Spanyol dan ke-7 dari semua kompetesi dari pemain yang sebenarnya berposisi sebagai gelandang bertahan ini.

Namun, Ancelotti malah cenderung memainkan Valverde di skema tiga penyerang. Tepatnya di penyerang kanan.  

Langkah Ancelotti berhasil. Dengan keberhasilan memainkan Valverde di posisi kanan, Ancelotti tak mempunyai masalah dengan surplusnya gelandang tengah dan memberikan jawaban atas masalah performa para penyerang seperti Asensio, Hazard, dan Vazquez.

Valverde telah menjadi pemain penting Ancelotti musim ini. Seperti terlansir dari Marca.com, Ancelotti sempat menyatakan bahwa apabila Valverde tidak membuat 10 gol pada musim ini,  Ancelotti akan berhenti sebagai pelatih. 

Pemain yang telah mencetak 3 gol dari 3 laga berturut-turut di Liga Spanyol ini terus menunjukkan kualitasnya. Golnya ke gawang Sevilla menjadi koleksi yang ke-7 di musim ini. 

Artinya apabila menimbang kelakar Ancelotti, Valverde berpeluang untuk memenuhi ekspetasi Ancelotti. Terlebih lagi musim masih panjang dan Valverde berada dalam kondisi prima. 

Pemain 24 tahun ini boleh dibilang sebagai senjata rahasia Madrid. Tendangan kerasnya cukup menyulitkan penjaga gawang. Penempatan posisinya kerap jauh dari pengamatan para bek lawan.  

Dengan ini, Madrid tak hanya  mengandalkan Karim Benzema dan Vinicius Jr untuk menjebol gawang lawan. 

Valverde yang ditransformasi menjadi penyerang sayap mulai memberikan kontribusi. Catatan gol yang diciptakan Valverde cukup meyakinkan untuk kategori pemain yang berposisi asli sebagai gelandang. 

Dengan ini, Ancelotti mempunyai pilihan di lini depan. Tak hanya berpaku pada satu dan dua pemain dalam urusan mencetak gol.  

Ancelotti yang kabarnya akan pensiun dari dunia kepelatihan apabila berhenti dari Real Madrid ini telah membuat iklim yang cukup harmonis di Madrid. Akibatnya, Madrid berhasil menemukan kestabilan skuad.

Salam Bola

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun