Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Magnet Ganjar, Kiblat Jokowi, dan Dilema PDIP

21 Oktober 2022   18:11 Diperbarui: 31 Oktober 2022   07:45 2072
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketika Presiden Jokowi melakukan kunjungan ke Jawa Tengah. (Foto: Dok. Humas Pemprov Jateng via Kompas.com)

Bahasa tubuh Jokowi, entah sengaja ataukah tidak, dikaitkan dengan sinyalemen politik Jokowi. Secara tak langsung hal ini juga mengarah pada kiblat Jokowi yang bisa mempengaruhi arah dukungan dari para relawan dan loyalis  Jokowi di Pilpres 2024.  

Situasi Ganjar juga menjadi tantangan tersendiri untuk PDI-P. Dari sisi persentasi suara di DPR, PDI-P mempunyai kewenangan untuk mencalonkan presiden. Nama Puan Maharani mencuat ke permukaan, dan dinilai sosok yang kemungkinan diusung oleh PDI-P. 

Akan tetapi, PDI-P juga perlu berwaspada pada persentasi survei yang mengunggulkan Ganjar.  

Melansir berita dari Kompas. id (19/10/22), dari Survei Indikator Indonesia yang berakhir pada bulan September 2022, nama Ganjar berada di peringat teratas keterpilihan apabila maju sebagai presiden. Tercatat Ganjar mendapat 29 persen, diikuti Prabowo dengan 19,6 persen dan Anies 17, 4 persen. 

Hasil survei ini juga sejalan dengan Charta Politika. Masih terlansir dari Kompas.id (19/10/22), surveri Charta politak yang dibuat pada September 2022 juga menempatkan Ganjar di puncak dengan 31.3 persen, Prabowo 24, 4 persen, dan Anies 20, 6 persen.

Dari survei ini dan pergerakan di akar rumput terlihat bahwa popularitas Ganjar tak boleh disepelehkan. Gubernur Jawa Tengah ini mempunyai potensi yang besar untuk partai politik di Pilpres 2024. 

Tentu saja, hal ini membawa dilema besar untuk PDIP. Manuver dan safari politik Puan Maharani sementara berjalan. Baliho Puan beredar pada beberapa tempat. 

Lalu, Puan juga tampak mengikuti pelbagai kegiatan, yang lebih dipandang sebagai kegiatan kepentingan politik. 

Di tempat lain, nama Puan tak masuk tiga besar apabila menimbang survei yang tercatat dalam dua lembaga survei sebagaimana terlansir di Kompas. id (22/10/22). 

Artinya, PDIP mempunyai pekerjaan yang cukup besar untuk mengangkat pamor Puan agar namanya bisa masuk dalam survei tersebut. 

Atau juga, apabila PDIP mati-matian mengusulkan Puan sebagai calon di Pilpres, PDIP harus legowo dengan partai lain seperi Gerindra yang mencalonkan Prabowo atau pun Anies yakni menjadi cawapres dari salah satu capres ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun