Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Ini yang Bisa Menyelamatkan Nasib Xavi Hernandez di Barcelona

21 Oktober 2022   07:04 Diperbarui: 22 Oktober 2022   10:30 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Xavi Hernandez, Manajer Barcelona. Foto: Ethan Miller via Kompas.com

Hasil negatif yang menimpa tim Catalan, Barcelona di dua laga terakhir, baik di liga champions Eropa maupun di La Liga Spanyol bermuara pada ketidakpastian tempat Xavi Hernandez di kursi pelatih. 

Dugaan mencuat bahwa nasib Xavi sebagai pelatih Blaugrana bisa berakhir apabila Barca masih memperoleh hasil negatif di laga-laga berikutnya. Bayang-bayang pemecatan seolah menghantui pelatih yang sempat dikaitkan sebagai titisan Pep Guardiola ini. 

Setelah kalah 1-3 dari Real Madrid di Santiago Bernabeu dalam lanjutan La Liga Spanyol (17/10/22) pekan lalu, Barca kembali menghadapi laga-laga sulit di Liga Spanyol. Dini hari tadi (21/10/22), Barca menjamu Villareal di Camp Nou, salah satu tim yang dipandang sebagai kuda hitam di Liga Spanyol.

Barca menang 3-0.  Xavi seolah melewati satu lubang jarum. Di hadapan pendukungnya sendiri, Barca berhasil menunjukkan kualitasnya kontra tim yang berjuluk "Kapal Selam Kuning" ini. 

Efek kemenangan kontra Villareal sangat berarti penting untuk nasib Barca di Liga Spanyol, terlebih khusus juga untuk nasib Xavi di kursi pelatih.

Pertama, Barca Terus dan Harus Menempel Real Madrid.

Madrid tetap berada di puncak klasemen sementara Liga Spanyol setelah di hari sebelumnya menang meyakinkan kontra Elche. Kekalahan Barca di Santiago Bernabeu menyebabkan jarak poin kedua rival abadi di Liga Spanyol ini menjadi 3 poin. 

Jarak 3 poin itu tak bisa dipandang sepele apabila menimbang konsistensi dan keseimbangan Madrid. Madrid menjadi tim yang belum terkalahkan pada musim ini, baik di Liga Spanyol maupun di Liga Champions. 

Pola permainan Madrid tampak sederhana. Tak begitu mementingkan jumlah gol yang dicetak ataupun permainan atraktif. 

Nah, yang terpenting adalah bermain efektif, solid di lini belakang, dan harus menang walau margin golnya begitu sedikit. Juga, Madrid terlihat pandai untuk menjauhi kekalahan. 

Kenyataan ini bisa menyulitkan Barca apabila tak segera memperbaiki performa tim. Terus dan harus menempel Madrid di puncak klasemen adalah salah satu cara agar Barca tak ketinggalan kereta untuk tetap berada pada jalur yang tepat menjadi juara La Liga Spanyol pada musim ini. 

Juara Liga Spanyol menjadi jaminan bagi nasib Xavi sebagai pelatih. Musim masih panjang, dan yang bisa menentukan keberhasilan Barca adalah konsistensi untuk meraih hasil positif. 

Kedua, Kemenangan kontra Villareal mengembalikan mentalitas pemain serentak kepercayaan pada Xavi Hernandez.

Hasil imbang kontra Inter Milan (3-3) di Liga Champions dan kekalahan kontra Madrid di Liga Spanyol menjadi pukulan yang sangat besar untuk mentalitas pemain Barca. Beberapa pemain mendapat sorotan khusus, seperti Gerard Pique, Sergio Busquets, Rapinha, dan bahkan O. Dembele.

Pique dan Busquets dinilai sudah tak layak menjadi bagian dari skuad Barca. Harapannya kedua pemain veteran itu segera meninggalkan Camp Nou.  

Sorotan dari luar lapangan ini tentu saja membuat mentalitas pemain terganggu, dan bisa berujung pada ketidakseimbangan tim. 

Selain itu, Manajer Xavi Hernandez juga mendapat kritik dan sorotan tajam. Isu pemecatan mengitari Xavi. Bahkan nama-nama calon penggantinya sudah beredar di media sosial, termasuk mantan pelatih Chelsea, Thomas Tuchel. 

Xavi sendiri menyadari isu tersebut dan melihatnya sebagai konsekuensi yang sulit untuk dielak. 

Terlebih lagi, musim ini Xavi mendapat keistimewaan besar lantaran bisa mendapatkan beberapa pemain penting untuk skuadnya. Keistimewaan itu sekiranya dibarengi dengan kesuksesan. Kalau tidak, nasibnya sebagai pelatih Barca terancam. 

Makanya, kemenangan kontra Villareal sangat berarti penting untuk pelatih muda ini. Nasibnya sebagai pelatih bisa sedikitnya aman. Mentalitas para pemain kembali naik. Aura positif kembali hadir di skuad Barca agar segera memperbaiki keadaan. 

Tantangannya Barca tak berhenti. Pada laga-laga berikutnya, Barca akan melakonkan laga-laga sulit seperti kontra Athletic Club, Bayern Munchen, dan Valencia. Laga-laga ini bisa saja menjadi penentuan nasib Barca dan Xavi.

Akan tetapi, apabila Barca mempertahankan level permainan yang sama sebagaimana Barca menjamu Villareal di Camp Nou, Barca bisa kembali berada pada jalur yang tepat dan nasib Xavi bisa kembali aman. 

Ketiga, Efektivitas rotasi pemain. 

Salah satu sebab di balik kritik yang dilimpahkan kepada Xavi adalah kekakuannya dan keengganannya untuk melakukan rotasi beberapa pemain, seperti Sergio Busquets, Rapinha, dan O. Dembele. 

Ketiga pemain itu tampak melempem, tetapi Xavi cenderung mempertahankan mereka. Kontra Villareal, Xavi berani mengambil langkah berbeda termasuk membangku cadangan ketiga pemain ini. 

Peran Busuqets diambil alih oleh Frenkie de Jong. Gelandang yang sempat masuk daftar jual ini berhasil menunjukkan kualitasnya dan pantas dijadikan sebagai suksesor Busquets. 

Selain mengontrol aliran bola di lini tengah, De Jong juga berperan aktif dalam memotong aliran serangan Villareal. De Jong termasuk pemain yang tampil gemilang dalam laga kontra Villareal. 

Lalu, Ferran Torres dan Ansu Fati juga mendapatkan tempat di lini depan menemani Roberto Lewandowski. Lewandowski yang mencetak 2 gol ke gawang Villareal tetap konsisten menunjukkan kualitasnya semenjak datang dari Bayern. Hanya saja, pemain berpaspor Polandia ini juga perlu mendapat sokongan dari rekan-rekan setimnya. 

Karenanya, rotasi pemain yang dibuat Xavi dalam laga kontra Villareal sekiranya menjadi referensi untuk melihat peran dan kontribusi setiap pemain. 

Bagaimana pun, Xavi harus mengambil langkah berani, termasuk membangkucadangkan Busquets dan memberikan peran lebih kepada De Jong di lini tengah. 

Selain itu, upaya klub untuk menjual gelandang timnas Belanda harus ditangguhkan karena kelak sangat sulit bagi Barca untuk mencari sosok gelandang yang bisa cocok dengan sistem permainan tim. 

Mempertahankan De Jong dan bahkan membiarkan Busquets pergi bisa menjadi opsi jangka pendek, tetapi berefek jangka panjang untuk Barca. Dari sisi usia dan pengalaman, De Jong sudah familiar dengan iklim Barca dan masih bisa memberikan banyak hal terbaik untuk Barca.   

Rotasi pemain bekerja efektif dan menyelamatkan nasib Xavi Hernandez. Hal ini bisa memberikan jawaban atas situasi Barca untuk beberapa laga sulit ke depannya. 

Salam Bola 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun