Hidup bertetangga merupakan bagian dari eksistensi kemanusiaan kita sebagai makhluk sosial. Kita membutuhkan sesama dalam interaksi harian kita. Tetangga merupakan sesama yang menjadi bagian yang sulit untuk dilepaskan dari status kita sebagai makhluk sosial.Â
Akan tetapi, hidup bertetangga taklah gampang. Pelbagai persoalan dalam hidup bertetangga sering terjadi. Motifnya bermacam-macam dan akibatnya bisa berupa keretakan relasi dan bisa berujung konflik antara tetangga.Â
Tentunya, kita menginginkan hidup bertetangga yang harmonis dan rukun. Jauh dari konflik, dan lebih akrab dan damai dalam berelasi.Â
Ada tiga sikap penting yang perlu dibangun dalam hidup bertetangga.Â
Pertama, Sikap Respek Ruang Privat Tetangga
Tiap kita memiliki ruang privat. Bahkan, setiap keluarga, yang juga tetangga kita mempunyai ruang privat tersendiri. Ruang privat  itu bisa berupa rumah, kediaman, dan halaman yang sudah dibatasi oleh pagar atau pun penghalang tertentu.Â
Dengan pembatasan itu, kita perlunya menghargai ruang privat tetangga. Penghargaan itu bisa dilakukan dengan pelbagai macam.Â
Misalnya, tak membuang sampah di halaman tetangga. Sampah yang tak sengaja masuk rumah tetangga sebaiknya kita yang berinisiatif untuk membersihkannya sembari rendah hati mengakui kelalaian kita.Â
Selain itu, hal yang kerap terjadi ketika ada tanaman yang cabangnya melampui ke halaman tetangga. Kerap kali daun yang gugur dari tanaman itu akan jatuh ke halaman tetangga.Â
Alih-alih membiarkan hal itu terjadi, lebih kita berinisiatif untuk memotong cabang tanaman dan pohon yang sudah melampui ke halaman tetangga.Â