Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kesamaan Gaya Liverpool dan Real Madrid Saat Menang "Big Match"

17 Oktober 2022   08:02 Diperbarui: 17 Oktober 2022   08:13 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Moh Salah mencetak gol tunggal sekaligus gol kemenangan Liverpool kontra Man City. Foto: AFP/Oli Scarff via Kompas.com

Hasil selalu menjadi kata kunci dan akhir dari sebuah pertandingan sepak bola. Terlepas dari bagaimana sebuah tim tampil dan bermain, pada akhirnya penilaian dan takaran selalu bermuara pada hasil akhir. 

Hasil akhir juga kerap membahasakan bagaimana sebuah tim bermain. Bermain bagus, cantik, dan mendominasi belum tentu menghasilkan kemenangan. Sama halnya, bermain pragmatis dan bertahan bisa saja menghadirkan kemenangan besar. 

Dua laga besar di Eropa, antara Real Madrid kontra Barcelona di Santiago Bernabeu (16/10/22) dalam lanjutan pekan ke-10 La Liga Spanyol dan laga antara Liverpool kontra Manchester City dalam lanjutan pekan ke-10 di Liga Inggris menunjukkan bagaimana hasil akhir membahasakan gaya permainan dari tim yang menang. 

Madrid menang 3-1 atas rival abadinya Barca. Kemenangan ini kembali mengantarkan Madrid ke puncak klasemen sementara Liga Spanyol. Sebaliknya, kekalahan ini seolah menabur rasa asam pada kondisi Barca yang berpeluang besar tergeser dari Liga Champions Eropa musim ini. 

Sementara itu, Liverpool menang tipis kontra Man City 1-0 di Anfield. Kemenangan ini menunjukkan status Liverpool sebagai saingan kuat untuk Man City. Rivalitas kedua tim belum berakhir walaupun Liverpool mengalami ketidakstabilan di beberapa laga terakhir di Liga Inggris. 

Kemenangan kontra Man City bisa menjadi dorongan moral yang bisa mengembalikan mentalitas Liverpool untuk kembali berada di jalur yang tepat. Padahal, dalam lawatan Man City ke Anfield, Liverpool dipandang sebagai underdog jika menilik performa tim berjuluk the Reds ini di Liga Inggris.  

Di balik kemenangan Madrid dan Liverpool di pekan ke-10, ada dua hal yang boleh dibilang skenario dan strategi Madrid dan Liverpool yang persis sama.  

Pertama, Madrid dan Liverpool bermain efektif 

Dari statistik terlihat Madrid dan Liverpool kalah dalam penguasaan bola dan tembakan ke gawang apabila dibandingkan dengan lawan-lawan mereka. 

Madrid yang berhasil mengkudeta klasemen sementara dari Barca hanya mencatatkan 43 persen penguasaan bola dengan 8 tembakan ke arah gawang Barca. Sebaliknya, Barca mendominasi laga dengan 57 persen kontrol bola dan mencatatkan 18 tembakan ke gawang. 

Namun, Madrid bermain efektif. Memanfaatkan kecepatan Vinicius Jr di sisi kiri dan naluri gol Karim Benzema dan efektivitas F. Valverde, Madrid sudah unggul 2-0 di babak pertama.  

Madrid berhasil memanfaatkan cela lengah di antara kelalaian dan ketidakcekatan lini belakang Barca. Barca yang cenderung menyerang dan melakukan tembakan demi tembakan ke gawang Madrid tak bisa mengantisipasi pergerakan pemain Madrid yang lebih bermain solid dan rapi dalam melakukan serangan balik. 

Sama halnya dengan Liverpool. Menariknya, gol tunggal Liverpool yang dicetak oleh Moh Salah merupakan buah assist dari kiper Alisson. Melihat posisi terbuka Salah di antara bek Man City yang cenderung bergerak ke depan, Alisson langsung memberikan umpan terukur ke Moh Salah yang hanya dikawal oleh satu bek Man City. 

Kecerdikan Salah menerima umpan Alisson membuat bek Man City terkecoh dan tinggal menempatkan Salah satu lawan satu dengan kiper Man City Ederson. Tanpa membuang peluang, Salah menceploskan bola ke gawang Man City. 

Liverpool kembali bermain efektif kontra Man City. Man City mendominasi laga. Liverpool hanya menguasai 36 persen, dan mencatatkan 13 tembakan ke gawang. Sebaliknya, Man City menguasai laga 64 persen dengan 6 tembakan tepat sasar ke gawang Liverpool.

Madrid dan Liverpool berhasil menang kontra tim besar karena bermain efektif. Efektivitas itu nampak ketika mampu melihat celah dan kelengahan lini belakang lawan dan pandai dalam melakukan serangan balik. 

 

Kedua, Madrid dan Liverpool tak Terprovokasi dengan Dominasi lawan

Setelah laga kontra Madrid, Manajer Barca Xavi Hernandez mengakui kedewasaan para pemain Madrid. Kedewasaan itu ditandai oleh ketenangan para pemain Madrid meladeni permainan dan dominasi anak-anak asuhnya. 

Madrid bermain terorganisir. Lini belakan mampu mematikan pergerakan striker Roberto Lewandowski. Alhasil, para pemain Barca cenderung melakukan tendangan spekulasi ke gawang Madrid.

Ketenangan Madrid membuat Barca tampak tak terorganisir. Ketika lini depan berupaya mencari gol dan membalas ketertinggalan, lini belakang tak cepat mengantisipasi pergerakan para pemain Madrid saat melakukan serangan balik. 

Skenario permainan Madrid begitu sederhana. Ketika mendapatkan bola dari para pemain Barca yang melakukan serangan, serentak saja Madrid melakukan daya kejut untuk melakukan serangan balik. Gaya counter attack ini menjadi petaka yang membuat Barca tak berkutik. Madrid tenang meladeni Barca, dan ketenangan itu malah membuat permainan Barca tak terorganisir.  

Begitu pula dengan Liverpool. Man City datang ke Anfield dengan membawa kekuatan penuh yang sementara on fire di Liga Inggris. Striker Erling Haaland yang sudah mengoleksi 15 gol di Liga Inggris pada musim ini menjadi andalan Man City dan dipandang menjadi ancaman nyata untuk Liverpool. 

Meladeni kekuatan Man City, Liverpool cenderung bermain tenang dan tak terprovokasi dengan dominasi. Bahkan keran gol Haaland akhirnya berhenti saat berhadapan dengan kesolidan lini belakang Liverpool. Haaland bukannya tanpa peluang penting. Namun, kesolidan lini belakang dan ketangkasan Allison membuat Haaland tak berkutik. 

Ketika Man City sibuk melakukan serangan, mereka terkecoh dengan posisi Salah yang seolah digantung di lini depan. Tanpa membuang kesempatan, Allison yang mendapatkan bola langsung memberikan umpan terukur ke Salah di lini depan Liverpool. Man City malah yang terkecoh dengan ketenangan Liverepool dan berujung petakah bagi anak-anak asuh Pep Guardiola ini. 

Konsenstrasi penuh dibarengi dengan ketentangan skuad dalam meladeni permainan mendominasi menjadi salah satu kunci kemenangan penting Madrid dan Liverpool. 

Madrid dan Liverpool bermain efektif saat menundukkan lawan mereka. Efektivitas itu bekerja dengan lancar lantaran Madrid dan Liverpool bermain dengan tenang dan tak gampang terprovokasi dengan dominasi lawan. 

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun