Pertama: Orangtua Berlaku sebagai Pendamping daripada Pengontrol.Â
Pertumbuhan dan perkembangan anak tak lepas dari masanya tersendiri. Pengaruh teknologi saat ini ikut memengaruhi tingkah laku dan cara pandang anak. Bahkan hal itu pun merambat dalam kehidupan berkeluarga.Â
Di tengah situasi seperti ini, orangtua sekiranya lebih berperan sebagai pendamping daripada pengontrol. Orangtua perlu melek juga dunia dan masa kehidupan anak agar bisa menjadi pendamping yang terbaik.Â
Ketika orangtua sudah menempatkan diri sebagai pendamping yang baik untuk anak, dia pun mendapat kepercayaan penuh dari anak. Dalam arti, orangtua tak dipandang sebagai sosok yang ditakuti, tetapi sosok yang bisa mengarahkan anak pada hal-hal yang terbaik.Â
Hal ini bisa muncul lewat keberanian anak untuk bertanya tatkala menghadapi masalah atau pun menjumpai hal-hal baru dalam kehidupan mereka. Ketika anak sudah menaruh kepercayaan, orangtua pun gampang menempatkan dirinya sebagai pengontrol anak untuk membedakan mana yang salah dan mana yang baik.Â
Pasalnya, tak sedikit terjadi ketika orangtua langsung menempatkan diri sebagai pengontrol anak yang cenderung membatasi pergerakan anak. Anak boleh saja mengiakan perintah orangtua, namun hal itu bisa dilakukan dalam nada pemberontakan.Â
Efek lanjuntnya pada rasa sakit hati karena orangtua lebih dipandang sebagai sosok yang tak mengontrol daripada pendamping yang mendukung. Sebaliknya ketika orangtua mendamping perkembangan anak secara positif, peka, dan perhatian, anak bisa merasa diri ada sosok orangtua yang bisa dipercayai.Â
Kedua: Beri Apresiasi Anak dengan Cara yang Bijak
Apresiasi untuk anak sangatlah penting. Wajah apresiasi orangtua untuk anak itu bermacam-macam. Umumnya, orangtua memberikan hadiah barang-barang kepada anak.
Namun, sejauh pengamatan ada fenomena pemberian apresiasi yang bisa membuat mentalitas anak terganggu. Misalnya, ketika orangtua mengupayakan untuk menghentikan anak yang menangis atau juga merengek sesuatu, orangtua langsung menyodorkan handphone.Â
Pola seperti ini membuat anak menjadi bergantung. Setiap kali menghadapi masalah dan pekerjaan tertentu, anak selalu menjadi ganjaran atau hadiah apa yang bisa didapatkan.Â