Manchester United (MU) kembali meraih kemenangan setelah mengalahkan Leicester City (1-0) di stadion King Power dini hari tadi WIB (2/9/22). Adalah Jadon Sancho yang mencetak gol tunggal dan menjadi pahlawan "Setan Merah" di laga pekan ke-5 lanjutan Liga Inggris. Â
Kemenangan MU mulai menunjukkan wajah konsistensi, sekaligus cara MU melupakan tragedi dua kekalahan yang terjadi di awal musim ini.
Kemenangan di markas Leicester City meninggalkan beberapa pesan. Yang paling pertama, pelatih Erik Ten Hag masih loyal memanfaatkan formasi 4-2-3-1 dengan komposisi skuad yang sama dengan dua laga sebelumnya saat MU meraih kemenangan.
Selain tak mengubah formasi, Ten Hag tetap mempercayakan para pemain yang sama untuk turun pertama. Casemiro, Fred, dan Cristiano Ronaldo dimasukan sebagai pemain pengganti. Hal yang sama juga bisa terjadi dengan Antony yang dibeli dari Ajax dengan harga 100 juta euro.
Bagaimana pun, Antony masih butuh waktu beradaptasi sebelum merasa nyaman dan cocok dengan iklim Liga Inggris. Walau Ten Hag sudah mengenal Antony, MU tak bisa tergesa-gesa untuk mengharapkan performa terbaik dari pemain yang dibeli dengan harga paling mahal musim ini di Liga Inggris.
Kelihatannya, Ten Hag begitu hati-hati dalam mengubah formasi tim yang memberikan performa yang solid di tiga laga terakhir. Hal ini sangat penting agar stabilitas tim tak tergoncang, dan para pemain makin mengenal satu sama lain.
Kedua, lini belakang MU kian solid. Lautaro Martinez telah menjadi tandem yang cocok untuk Verane. Lagi-lagi Harry Maguire dibekukan di bangku cadangan untuk tiga laga secara berturut-turut.
Lini belakang menjadi salah satu masalah kronis MU di musim lalu, termasuk di dua laga awal MU musim ini. Maguire, yang nota bene  kapten tim, terlihat bukanlah bek yang memenuhi standar permainan MU. Akibatnya, Ten Hag tak ada pilihan untuk menepikan pemain timnas Inggris itu.
Sempat dipercayakan pada dua laga awal di musim ini dan berduet dengan Martinez, namun kepercayaan itu berbanding terbalik dengan performanya di lapangan hijau. MU begitu keropos di lini belakang, termasuk saat kalah telak 0-4 dari Brigton di pekan kedua Liga Inggris.
Lini belakang yang solid akan menjadi kunci kesuksesan MU musim ini. Hal ini juga yang akan menjadi salah satu jaminan MU di kala lini depan tak begitu produktif dalam urusan mencetak gol.
Maka dari itu, MU masih meninggalkan pekerjaan rumah yang belum terselesaikan di kala jendela musim transfer pemain sudah ditutup tanggal 1 September ini.
Lini depan MU, terlebih peran posisi formasi satu striker, menjadi pekerjaan rumah yang harus dibenahi. Umumnya, gol-gol yang diciptakan MU dari dua laga terakhir adalah hasil dari kerja para gelandang.
Sementara Rashford atau pun Ronaldo yang dimasukan di babak kedua belum menjadi solusi untuk masalah produktivitas di lini depan.
Jendela transfer pemain sudah ditutup. Pierre-Emerick Aubameyang sempat dilirik MU, namun MU tak seserius yang dilakukan oleh Chelsea.
Aubameyang kabarnya sudah positif bergabung dengan Chelsea, dan hal itu menjadi salah satu cara dari Chelsea untuk mengatasi persoalan di lini depan yang tampak mandek di Liga Inggris sejauh ini.
Ya, sebagaimana Chelsea, MU juga tertantang untuk menemukan sosok yang bisa berperan sebagai striker. Terlebih lagi, Ten Hag yang loyal dalam memainkan formasi 1 striker dengan ditopang oleh tiga gelandang.
Tanpa menafikan kualitas Rashford, A. Martial, atau pun C. Ronaldo, MU bisa menghadapi situasi sulit ketika berhadapan dengan tim-tim yang mempunyai pertahanan solid. Â
Keuntungan untuk Ten Hag ketika para gelandangnya seperti B. Fernandes dan Jadon Sancho sudah aktif dalam urusan mencetak gol atau menjadi pemecah kebuntuan tim. Jadi, ketumpuan di striker bisa diisi oleh oleh para gelandang.
Menimbang produktivitas MU di dua laga terakhir, kemandulan dari posisi striker bisa menjadi batu sandungan untuk MU.
Pekerjaan rumah selanjutnya adalah menjaga keharmonisan di ruang ganti.Â
Bagaimana pun, taktik Ten Hag menyebabkan beberapa pemain, yang sebelumnya mendapat tempat regular di tim harus dipinggirkan.
H. Maguire, C. Ronaldo, Fred, dan L. Shaw harus sering berada di bangku cadangan seiring dengan performa apik skuad MU saat ini. Loyalitas Ten Hag pada skuad dan formasi yang sama membawa tumbal untuk beberapa pemain.
Barangkali Ten Hag agak fleksibel dengan Antony dan Casemiro, karena kedua pemain ini didatangkan di masa kepelatihannya. Apalagi kedua pemain ini dibeli dengan harga yang cukup tinggi, dan sangat sulit bagi keduanya datang ke MU dan berada di bangku cadangan.
Apabila kedua pemain baru ini berhasil beradaptasi dengan iklim sepak bola Inggris dan taktik tim, mereka pun kelak mendapat tempat regular di tim dengan mengorbankan pemain yang tampil regular saat ini.
Sebenarnya, di tengah konsistensi performa skuad saat ini, Ten Hag bisa mengontrol ruang ganti. Tiga kemenangan sangatlah penting bagi Ten Hag untuk membuktikan pengaruhnya di dalam skuad.
Pasalnya, Ten Hag membuktikan bahwa taktinya, dan para pemain yang dipercayakannya sejak menit awal bisa memberikan hasil positif.
Akhir pekan ini, MU akan menghadapi laga sulit yakni kontra Arsenal di depan pendukungnya di Old Trafford. Arsenal menjadi satu-satunya tim yang meraih 100 persen kemenangan di 5 laga terakhir.
Dalam laga pekan ke-6, Ten Hag tertantang tak hanya mengakhiri tren kemenangan Arsenal, tetapi juga tertantang untuk terus membuktikan pilihannya pada formasi dan skuad timnya.
Kemenangan akan menguatkan reputasi Ten Hag di antara para pemain, tetapi kekalahan akan memberikan guncangan kecil yang bisa mempersoalkan taktik mantan pelatih Ajax ini.
Salam Bola
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H