Dalam laga ini, pasukan Mikel Arteta terlebih dahulu tertinggal 0-1 dari Fulham akibat kelalaian lini belakang Arsenal.
Perlahan tetapi pasti, Arsenal berupaya untuk menyamakan kedudukan. Momenya ketika kapten tim, Odegaard berhasil mencetak gol penyama keduduk.
Puncaknya, ketika Arsenal unggul 2-1.Â
Gabriel Magalhaes yang menjadi penyebab utama gol pertama Fulham menjadi pemain yang menentukan kemenangan Arsenal dengan memanfaatkan kemelut di depan gawang Fulham.
Sontak saja, suporter Arsenal, para pemain sekaligus pelatih begitu girang merayakan gol Gabriel tersebut. Lautan sukacita membanjiri stadion kepunyaan Arsenal.
Akan tetapi, ungkapan sukacita Arsenal itu malah dipandang sinis. Adalah Richard Keys, seorang komentator olaharga, Â mengritisi selebrasi dari pelatih Mikel Arteta dan anak-anak asuhnya.
Keys menyatakan bahwa selebrasi para pemain Arsenal terlalu berlebihan, seolah-olah Arsenal sudah menjuarai Liga Inggris. Arsenal hanya menang atas tim promosi. Lalu, perjalanan Liga Inggris masih panjang dan nasib Arsenal masih bisa ditentukan di banyak laga.
Kata-kata sinis Keys pada selebrasi Arsenal di laga kontra Fulham akhir pekan lalu terlihat dibungkam oleh Arsenal saat kembali menang kontra Aston Villa. Arsenal tetap menjaga tren kemenangan.
Kemenangan ini tetap menempatkan Arsenal di puncak klasemen setelah pekan ke-5 lanjutan Liga Inggris.Â
Tentu saja, kemenangan ini makin memberikan energi positif untuk Arsenal, sekaligus meruntuhkan kesangsian dan tanggapan sinis dari luar lapangan.
Kemenangan kontra Aston Villa juga terasa spesial, di mana Arsenal terlihat sabar untuk mencari gol dan memenangi laga.Â
Sebagaimana laga kontra Fulham akhir pekan lalu, pasukan Mikel Arteta berupaya sedemikian agar menjauhi hasil seri apalagi hasil kalah.