Harapan itu berakhir hampa. Messi terlihat gagap di tim barunya. Ternyata, tak begitu gampang beradaptasi dengan situasi baru.
Barca adalah tempat nyaman untuk Messi. Dia diaggungkan dan dipuja bak raja kecil di Barca.
Pemain timnas Argentina ini bahkan jarang mendapatkan kritikan apabila Barca mengalami kekalahan. Malahan, pemain lain yang kerap dikambinghitamkan.
Menjadi hal sangat membebankan untuk Messi ketika kepergiannya dari Barca bukan semata-mata kemauannya sendiri, tetapi karena situasi krisis keuangan di Barca.Â
Messi sudah berkorban dengan mengurangi gajinya agar bisa tetap bertahan di Barca. Namun, upayanya itu tak cukup dan relasinya dengan Barca pupus di menit-menit akhir sebelum penandatanganan kontrak.
Akhir kisah, Messi seolah dipaksa angkat kaki dari Barca. Tangisan Messi di ajang perpisahan bisa menandakan kesedihan dan juga kondisi hati atas pengalaman yang tak mengenakan.
Pastinya, ada beban dan sekaligus luka batin karena kenyataan yang harus diterima tanpa didugai sebelumnya. Akibat lanjutnya, performa Messi di lapangan hijau pun bisa ikut terpengaruh.
Semusim Messi melalui masa-masa sulit di PSG. Pada beberapa laga terakhir di Liga Perancis musim lalu, Messi, Neymar, dan Kylian Mbappe bermain apik dan kompak.
Situasi ini menunjukkan bahwa trio ini mulai menemukan satu ritme untuk bekerja bersama. Ini secara tak langsung membahasakan situasi batin Messi yang terlihat mulai at home di PSG.
Buktinya semakin jelas terlihat lewat performa Messi dalam laga kontra Nantes di Piala Super Perancis. Gol yang dibuat oleh Messi ke gawang Nantes merupakan tipikal gol yang selalu dibuat Messi bersama Barca. Tenang melewati pemain belakang, mengecoh kiper, dan kemudian menjeblos bola ke gawang Nantes.