Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Pembenahan Juventus dan Efeknya untuk Serie A Italia

12 Juli 2022   06:44 Diperbarui: 14 Juli 2022   11:15 815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Angel Di Maria bergabung dengan Juventus dari Paris Saint Germain. Foto: TANGKAPAN LAYAR Twitter @Juventusfcen via Kompas.com

Sejauh ini, Juventus berhasil mendapatkan dua pemain baru. Paul Pogba dari Manchester United (MU) dan Angel Di Maria dari Paris Saint Germain (PSG).

Menariknya, kedua pemain datang sebagai pemain berstatuskan bebas transfer. Reputasi keduanya tak bisa di ragukan, walaupun Pogba seolah "ditolak" MU, dan Angel De Maria menghadapi masa-masa akhir dari karirnya sebagai pesepak bola. 

Pogba tampil kurang konsisten di MU. Tak ayal, MU enggan untuk memperpanjang kontraknya. 

Namun, dia memiliki rekam jejak yang sangat positif saat masih berseragam Bianconeri sebelum bergabung dengan MU. Bahkan karir Pogba meningkat pesat ketika berseragam Juve.  

Selama tiga musim di Juve, Pogba tampil 177 laga. Dalam tiga musim itu, Pogba berhasil menjadi salah satu aktor yang membantu Juve meraih 9 titel juara, termasuk 4 Scudetto. Berkat performa apiknya bersama Juve, MU memanggil pulang anak akademinya itu.

Sementara itu, Angel Di Maria pergi dari PSG karena merasa masanya di PSG sudah berakhir. Kehadirannya bisa menambah kreativitas lini depan MU. 

Pemain berkaki kidal ini terbilang pemain sayap yang kreatif, pandai menciptakan peluang, dan juga mampu menciptakan gol.  

Di Maria sebenarnya menjadi target kuat Barca. Akan tetapi, negosiasi dengan Barca menjadi mentok karena Di Maria menilai tak sepakat dengan tawaran yang dilimpahkan oleh Barca. 

Kehadiran dua pemain ini bisa menguatkan Juve pada musim depan. Bahkan Juve yang jalannya sempat terseok-seok pada musim lalu siap kembali menjadi penantang serius untuk meraih trofi Serie A Liga Italia dan Coppa Italia. 

Pada dua musim terakhir, performa Juve tak begitu stabil. Duo Milan mampu menguasai level domestik pada dua musim terakhir. 

Perjalanan Juve berangsur pulih ketika Max Allegri membeli pemain baru pada transfer di pertengahan musim. Striker  D. Vlahovic dan gelandang serang D. Zakaria membangkitkan performa Juve. Juve yang sempat terlempar dari 6 besar mampu mengakhir kompetesi di tempat ke-4. 

Peluang Juve untuk kembali berjaya tak lepas dari faktor Max Allegri. Allegri yang dipanggil pulang ke Juve untuk menggantikan Andrea Pirlo dipandang sebagai sosok yang tepat untuk mengembalikan performa Juve pada jalur yang tepat. 

Tak gampang bagi Allegri untuk mewujudnyatakan misi itu. Selain karena kondisi skuad di dalam klub yang agak timpang, juga saingan-saingan di Serie A Liga Italia seperti Inter Milan dan AC Milan sudah melakukan pembenahan skuad yang cukup masif. 

Jadinya, Juve tak hanya menghadapi tantangan dari dalam klub sendiri, tetapi juga dari tim-tim lain di Liga Italia. Kendati demikian, pembenahan selalu mulai dari dalam, di mana Allegri mulai menjajaki pelbagai nama untuk menjadi bagian dari skuad Juve. 

Dua pemain baru di transfer pada pertengahan musim menjadi bukti keseriusan Allegri mengembalikan kualitas Juve. Lalu, setelah musim kompetesi 2021/22 berakhir, Allegri mampu menarik Pogba dan De Maria menjadi bagian dari skuadnya pada musim depan. 

Bukan tak mungkin, Juve masih mendatangkan pemain baru. Terlebih lagi nama seperti Matthijs de Ligt ditargetkan oleh beberapa klub besar di Eropa. Tawaran dari klub-klub besar bisa menggoda de Ligt untuk pindah. 

Makanya, Juve bisa saja merekrut bek handal untuk menutup lubang yang ditinggalkan. Terlebih lagi, Giorgio Chiellini memutuskan untuk mengakhiri kontrak dengan Juve. Maka dari itu, tak pilihan untuk Juve untuk mencari bek handal di lini depan. 

Pembenahan ala Juve sangat menguntungkan kompetesi. Tentu saja, hal ini juga diimbangi oleh klub-klub lain seperti AC Milan, Inter Milan, AS Roma, dan klub-klub lainnya. 

Iklim kompetesi makin meningkat. Komposisi skuad yang dimiliki oleh Juve bisa meningkatkan performa tim dan mendukung Jvue untuk menantang kekuatan Inter dan AC Milan. 

Inter dan AC Milan besar kemungkinan masih menjadi saingan terkuat di Liga Italia pada musim depan. Tak banyak yang berubah dari kedua tim. Sistem kerjanya masih persis sama dengan musim lalu. 

AS Roma yang dilatih oleh Jose Mourinho bisa menambah peta persaingan di Liga Italia. Pengalaman setahunnya di Italia bisa menjadi bekal bagi pelatih yang dijuliki the Special One untuk membuat AS Roma sebagai pesaing kuat di Liga Italia. 

Dengan kekuatan yang dimiliki, Juve bisa memberi warna pada peta persaingan di Serie A Liga Italia. Persaingan ini meningkatkan pamor Serie A di mata pecinta sepak bola. 

Salam Bola

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun