Tentu saja, para pemain senior MU ini sudah dibekali dan dipenuhi oleh pelbagai ide dari para pelatih sebelumnya. Ketidakcocokan bisa saja terjadi apabila ide pelatih berseberangan dengan pengetahuan dan pengalaman para pemain.Â
Makanya, Ten Hag harus memiliki karakter kuat dalam menghadapi para pemain senior MU.Â
Tak masalah dengan para pemain baru karena mereka dikontrak karena faktor Ten Hag. Agak gampang untuk memberikan instruksi karena mereka juga seperti Ten Hag yang sama-sama berada di sebuah lingkungan baru.Â
Upaya Ten Hag untuk membangun pola permainan dan gaya kepelatihannya seperti di Utrecht dan Ajax bisa menjadi titik lemah untuk perjalanan karirnya.Â
Ini menjadi kelemahan apabila Ten Hag tak mempunyai karakter kuat untuk meyakinkan para pemain, terlebih khusus para pemain senior di MU.Â
Pelajaran yang paling nyata dari pengalaman mantan pelatih sementara Ralf Rangnick. Rangnick yang dipnadang sebagai penganut sepak bola gegenpressing gagal meningkatkan performa MU.Â
Taktik itu tak bisa berjalan karena situasi tim begitu komplit. Hal ini bis ameningatkan bahwa daripada membangun gaya permainan di Ajax, Ten Hag perlu membangun sebuah keharmonisan tim yang kuat terlebihh dahulu.Â
Kekompakan tim dinomorsatukan. Pengelanan pada karakter pemain perlu ditekankan. Relasi personal dengan para pemain harus mendapat perhatian utama.Â
Ketika hal ini terjadi, taktiknya pun bisa diterapkan seturut apa yang diingingkan.Â
Salam Bola
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H