Beruntung, GWS memiliki sosok pemain seperti Curry yang tak hanya pandai melakukan tembakan tripoin, tetapi juga pergerakannya kerap menjadi hantu menakutkan pola permainan Boston.
Tak ayal, Curry pantas disematkan sebagai MVP partai final NBA berkat performa apiknya selama turnamen ini.Â
Di laga ke-6 partai final, Curry menjadi faktor pembeda, tak hanya untuk GWS tetapi untuk proses berjalannya pertandingan.Â
Sangat berbeda ketika Curry diistirahatkan. Pola permainan GWS gampang terbaca lawan. Namun, ketika GWS bermain, permainan GWS berubah total.Â
Status GWS yang sempat dipandang  sebelah mata bisa dilawan oleh GWS dengan bermain apik tanpa terlalu peduli dengan kekuatan yang dimiliki oleh lawan.
Apa yang ditunjukan oleh GWS kerap terjadi dalam dunia olahraga. Jangan sekali-kali menganggap enteng lawan.Â
Selain itu, status tak difavoritkan bisa menjadi motor yang meningkatkan permainan tim. Ini bisa menjadi daya kejut untuk tim yang merasa superior.
Merasa diri superior yang cenderung mengganggap enteng lawan kerap kali membuat tim tak waspada.Â
Situasi GWS bisa menjadi pelajaran berharga untuk timnas Indonesia yang hendak berlaga di Piala Asia 2023 mendatang.
Menimbang lawan-lawan yang bertanding pada Piala Asia 2023, timnas Indonesia tak terlalu diperhitungkan untuk berjalan jauh.Â
Kendati demikian, semangat timnas Indonesia tak boleh luntur sebelum bertanding di turnamen sepak bola paling bergensi di Asia. Malahan, itu bisa menjadi motor yang bisa menggerakkan timnas untuk bermain sebaik mungkin.