Liverpool dan Manchester United memiliki rekam jejak persaingan yang sangat ketat di Liga Inggris. Persaingan ini tak hanya memanas di lapangan hijau, tetapi juga di antara suporter kedua tim.Â
Liverpool menunjukkan dominasi kuatnya atas Manchester United (MU) di 4 musim terakhir. Pada musim ini saja, Liverpool berhasil mengalahkan MU, baik di Old Trafford maupun di Anfield.Â
Menyakitkan bagi MU ketika Liverpool menang besar nan meyakinkan atas MU. Pada putaran pertama Liga Inggris di Old Trafford, MU dibantai 5 gol tanpa balas. Di putaran kedua, MU dikalahkan dengan 4 gol tanpa balas. Total 9 gol yang dibuat Liverpool ke gawang MU pada musim ini.Â
Artinya, suka atau tidak, suporter MU harus mengakui kedigdayaan Liverpool. Situasi ini seolah berbanding terbalik ketika di tahun 90-an, MU di bawah asuhan Sir Alex Ferguson.Â
Saat itu, Liverpool seolah-olah jadi "bulan-bulanan" MU. Bahkan suporter Liverpool harus tutup telinga dan mata ketika menyaksikan tim mereka dikalahkan oleh MU serentak dominasi MU di Liga Inggris.
Saat ini, situasi berpihak pada Liverpool. Kemenangan 4-0 kontra MU (20/4/22) dini hari tadi WIB mempertegas supremasi Liverpool atas MU.Â
Suporter Liverpool patut mengeraskan suara sebagai tanda dukungan kepada timnya dan sekaligus "ejekan" halus untuk MU. Bahkan sudah beberapa kali, suporter Liverpool kian percaya diri menyanyikan "You'll never walk alone" di kandang MU.Â
Performa Liverpool meningkat semenjak berada di tangan Jurgen Klopp. Sementara itu, MU melempem ketika Sir Alex Ferguson mengakhiri karir kepelatihannya sebagai pelatih.Â
Performa MU tak membaik di bawah pelatih interim Ralf Rangnick. Rangnick yang dipandang sebagai salah satu pioner permainan gegenpressing yang dianuti oleh Jurgen Klopp terlihat sulit memperbaiki performa MU.Â
Boleh jadi, Rangnick tak memiliki para pemain sebagaimana yang dimiliki oleh Klopp. Atau juga, para pemain sulit menerima dan menerjemahkan gaya permainan itu di lapangan hijau.Â