Tengah pekan lalu menjadi momen yang sangat menyesakkan bagi Barcelona. Di rumahnya sendiri, Camp Nou, Barca dikalahkan oleh Frankfurt (3-2) (agregat 4-3) di perempat final Piala Eropa.Â
Kekalahan ini membuat Barca keluar dari turnamen Piala Eropa. Juga ini seolah menutup peluang Barca meraih trofi pada musim ini.Â
Padahal, banyak prediksi menyebutkan jika Barca menjadi favorit juara Piala Eropa. Prediksi ini terlahir ketika menimbang konsistensi Barca di 15 laga terakhir, di mana Barca tak pernah kalah.Â
Prediksi itu tak sesuai ekspetasi. Barca tunduk dengan permainan Frankfurt yang lebih intens dan menggigit.Â
Rupanya, kekalahan kontra Frankfurt seolah menjadi beban mental. Bukannya memperbaiki situasi, Barca kembali mengalami kekalahan kedua di La Liga Spanyol.Â
Lagi-lagi Barca kalah di rumahnya sendiri di tangan tamu Cadiz (1-0) (19/4/22). Kekalahan ini makin melebarkan jalan Real Madrid sebagai juara La Liga Spanyol, dan menutup pintu bagi Barca.Â
Target Barca untuk saat ini adalah tetap berada di dua besar La Liga Spanyol agar bisa bermain di Liga Champions pada musim depan.Â
Barca yang sejak bulan Januari mendapat pujian tiba-tiba menjadi loyo dan tak berdaya. Intensitas permainan tiba-tiba hilang.Â
Boleh jadi, salah satu alasan adalah mentalitas yang sementara jatuh gegara kegagalan di Piala Eropa. Sangat sulit diterima ketika Barca kalah dari tim penghuni tempat ke-9 di Bundesliga Jerman.Â
Selain itu, ini juga bisa membahasakan protes. Protes pada situasi Camp Nou, di mana suporter Frankfurt terlihat mendominasi di Camp Nou.Â