Ketika Xavi Hernandez dikontrak sebagai pelatih Barcelona di bulan November tahun lalu, Barcelona lagi berada di posisi ke-9 klasemen sementara La Liga Spanyol. Situasi sulit ini dibarengi dengan kondisi skuad yang terlihat minim energi dan motivasi.Â
Pelan tetapi pasti, Xavi coba memperbaiki keadaan. Mulai dengan memanfaatkan jasa dari skuad yang tersedia, walaupun beberapa pemain masih menderita cedera, Xavi coba membangun karirnya di Barca.Â
Hasilnya, memang, tak langsung mengkilap, di mana Barca tersingkir dari Liga Champions dan Copa del Rey. Akan tetapi, ide Xavi begitu jelas. Xavi ingin mengembalikan DNA Barca, di mana permainan yang lekat dengan Tika-taka, tak sekadar menang, dan memanfaatkan kualitas pemain muda dari akademi. Â
Situasi berubah ketika musim transfer dibuka. Tak tanggung-tanggung, Xavi mendatangkan 4 pemain baru. Menariknya, ke-4 pemain ini didatangkan dengan harga yang ramah keuangan Barca.Â
Dibarengi dengan strategi ala Xavi yang sementara terbangun dan perpaduan para pemain baru, Barca perlahan bangkit. Kebangkitan Barca begitu jelas terlihat di bulan Maret, di mana Barca menunjukkan permainan atraktif dan efektivitas mencetak gol yang cukup besar.Â
Sejauh ini, Xavi mencatatkan 14 laga tak terkalahkan di La Liga Spanyol. Bahkan Barca sudah mencatatkan 4 laga terakhir tak terkalahkan.Â
Selain persoalan lini depan yang sudah terpecahkan, juga lini belakang Barca mulai solid. Pique kembali menemukan performa terbaiknya. Lalu, Alba dan Busquests juga tampil sebagai senior yang menjadi mentor untuk para pemain lainnya.Â
Jadinya, kendati Barca masih mengandalkan para pemain senior, para pemain muda bisa mengimbangi tuntutan permainan. Dengan ini, pemain senior tak menjadi titik lemah, karena para pemain muda seperti Pedri, Gavi, Frenkie de Jong, Dembele, F. Torres, Araujo kerap tampil pada level terbaik.Â
Sontak saja, Barca kembali tersenyum. Stadion Camp Nou kembali berubah sebagai tempat yang penuh sukacita. Performa tim kembali menghibur suporter. Kemenangan tim ikut menaikan antusiasme suporter untuk memadati Camp Nou.Â
Barangkali situasi ini jelas terlihat lewat senyuman Pedri yang mencetak gol tunggal ke gawang Sevilla. Gol tunggal itu memberikan kemenangan sekaligus menempatkan Barca di posisi ke-2 klasemen sementara La Liga Spanyol.Â
Kendati untuk mengejar Madrid yang berada di puncak klasemen masih terlihat sulit, Barca paling tidak memberikan efek yang bisa membuat Madrid tertekan. Masih ada beberapa laga yang tersisa, dan Madrid perlu tampil konsisten sebagaimana yang ditunjukan oleh Barca.Â
Senyuman Pedri sewaktu merayakan golnya menunjukkan wajah Barca. Tim bukanlah lagi sekumpulan para pemain yang tanpa motivasi, tetapi tim yang penuh sukacita.Â
Performa Pedri sangat menggambarkan DNA Barca. Tak sedikit yang mulai mengingat performa Pedri dengan Andre Iniesta, gelandang tengah yang pandai mengontrol bola, mengatur arah permainan, dan bahkan mampu mencetak gol dengan teknik yang cukup tinggi.Â
Lebih jauh, DNA Barca juga memerlukan para pemain yang bermain dengan gembira dan penuh motivasi. Persatuan tim dan kepercayaan antara pemain menjadi salah satu landasan kuat agar ide Tika-taka bisa berjalan di lapangan.Â
Bagaimana pun, kondisi batin pemain bisa ikut menentukan performa tim dalam sebuah laga. Ketika tim dalam kondisi prima dan diwarnai oleh situasi batin yang penuh sukacita, performa tim juga ikut terangkat.Â
Pedri yang menjadi sensasi Barca sejak musim lalu menunjukkan bahwa masa depan Barca berada dalam jalur yang tepat. Tak sedikit suporter yang memberikan penghargaan pada gol indah Pedri lewat membungkukan badan mereka.Â
Hingga musim kedua, sinar Pedri makin terang. Senyumannya kian lebar bersamaan dengan performa apik di lapangan hijau.Â
Efek lanjutnya pada karir Xavi Hernandez sebagai pelatih Barcelona. Xavi tak bisa menyembunyikan sukacitanya ketika merayakan gol Pedri ke gawang Sevilla.Â
Betapa tidak, Barca yang memiliki banyak peluang dan tembakan ke gawang Sevilla berupaya mencari gol kemenangan. Tembok pertahanan Sevilla agak solid.Â
Barangkali Sevilla sudah merasa bahwa kali ini mereka menghadapi Barca yang berbeda. Barca yang sudah bangkit dari keterpurukan.Â
Tak heran, Sevilla lebih banyak memainkan serangan balik, dan cenderung mengunci area pertahanan dengan banyak pemain. Akibatnya, Barca beberapa kali melakukan tembakan dari luar lapangan dan berupaya melakukan umpan-umpan silang memanfaatkan efektivitas Aubameyang.Â
Sevilla mungkin mencari hasil seri guna mengamankan posisi kedua. Alih-alih ingin mencari 1 poin, Sevilla tak menyadari daya sihir Pedri di lini tengah.Â
Gol Pedri yang terjadi setelah mengecoh beberapa bek Sevilla itu membuat Xavi ikut melakukan selebrasi di pinggir lapangan. Selebrasi yang bukan saja menunjukkan wajah sebagai seorang pelatih, tetapi sosok yang sudah menyatu kuat dengan DNA Barca.Â
Xavi sementara membangun kembali kekuatan Barca. Walau musim ini, Barca gagal meraih trofi La Liga Spanyol, yang pasti musim depan peluang Barca menjadi jawara begitu kuat bila menimbang pencapaian saat ini.Â
Salam Bola
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H