Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Peluang Perancis Jadi Juara Bertahan dan Asa Pemain Muda USMNT

1 April 2022   08:14 Diperbarui: 1 April 2022   16:30 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Hari ini (1/4/22), komisi sepak bola dunia FIFA akan melakukan undian group untuk penyisihan Piala Dunia 2022 di Qatar. Di balik undian ini, muncul pelbagai spekulasi dan prediksi.

Spekulasinya mulai dari peluang grup neraka hingga tim yang beruntung. Juga, prediksi pun bermuara mengenai tim mana berpeluang keluar sebagai juara dunia.

Turnamen 4 tahun sekali ini menjadi ajang yang paling dinantikan. Penantian ini dibarengi dengan harapan tim kesayangan atau pun jagoan keluar sebagai juara.

Tak sedikit kita orang Indonesia menjagokan tim tertentu karena faktor komposisi pemain yang membela sebuah negara.

Apabila seseorang memfavoritkan Lionel Messi, maka peluang untuk menjagokan Argentina sangat besar. Begitu pula, apabila tak menyukai Lionel Messi, maka harapan agar Argentina tersingkir juga muncul.

Itulah nasib kita yang hanya masih menjadi penonton turnamen piala dunia. Kita menjagokan sebuah tim bukan karena ikatan tanah air, tetapi karena faktor pemain, kualitas permainan sebuah tim, hingga faktor nama besar dari sebuah negara.

Perancis merupakan juara Piala Dunia 2018 di Rusia. Bermaterikan banyak pemain top yang bermain di klub-klub top Eropa, Perancis bisa kembali dijagokan dan sekaligus difavoritkan untuk mengangkat trofi pada Piala Dunia 2022 di Qatar.

Rata-rata skuad Perancis yang bermain di Rusia akan kembali dipanggil Didier Deschamps. Yang mungkin berbeda ketika Deschamps akan kembali mempercayakan Karim Benzema di lini depan Perancis.

Hal ini sudah dibuat Deschamps sewaktu memanggil Benzema bermain di Piala Eropa. Benzema sempat dibekukan dari timnas karena kasus yang menimpah dirinya. Namun, Deschamps terlihat kepincut profesionalitas Benzema di Madrid.

Kendati Perancis tak mencapai final, namun Benzema tampil sebagai salah satu striker yang cukup tajam di Piala Eropa.

Performanya juga bersama Real Madrid pada musim ini menjadi salah satu jaminan kalau Benzema akan dipanggil untuk bermain di Piala Dunia 2022. Barangkali yang bisa menghalangi Benzema adalah masalah cedera.

Selain Benzema, Deschamps juga beruntung dengan kebangkitan Ousmane Dembele yang bermain di Barcelona. Sejauh ini Dembele menjadi pencetak assist terbanyak di La Liga Spanyol walau jumlah jam bermainnya cukup minim.

Pergerakannya di sisi sayap kanan Barca kerap merepotkan barisan pertahanan lawan. Performa Dembele ini memberikan asa baru bagi Deschamps di lini depan.

Keberhasilan Perancis mengalahkan Spanyol dan menjadi juara di UEFA Nations League bulan Oktober 2021 lalu membuktikan bahwa Perancis siap sedia menghadapi Piala Dunia 2022.

Maka dari itu, tak berlebihan jika tim yang berjuluk Ayam Jantan ini berpeluang untuk menjadi juara bertahan. Komposisi skuad Perancis termasuk yang terkuat di dunia.

Tantangan Deschamps adalah mengolah sistem permainan yang tepat. Bagaimanapun, sepak bola selalu menekankan permainan tim daripada menekankan sisi kualitas individu semata-mata.

Skuad Perancis juga mempunyai para pemain yang kerap menunjukkan kualitas individu. Kylian Mbappe dan Dembele termasuk dua pemain yang berani melakukan penetrasi di antara para bek lawan.

Persoalannya ketika penetrasi mereka itu malah mengabaikan posisi rekan-rekan setim yang berada pada posisi yang menguntungkan untuk mencetak gol. Situasi seperti itu yang bisa menjadi tantangan dan batu sandungan bagi tim.

Padahal, bermain efektif menjadi salah satu harga mati di tengah format kompetesi Piala Dunia. Kualitas individu harus dikontrol dan lebih mementingkan tim dalam mendapatkan kemenangan.

Tantangan terbesar timnas Perancis adalah bagaimana menciptakan tim yang menekankan permainan tim. Deschamps sudah membuktikan itu di piala dunia 2018. Akan tetapi, kegagalan di Piala Eropa bisa menjadi pelajaran berharga.

Ketika Perancis dinilai sebagai favorit, timnas Amerika Serikat (USMNT: United States Men National Team) datang dengan segudang pemain muda. Pelatih Amerika Serikat mengikutkan para pemain muda yang tampil baik di Eropa seperti Christian Pulisic (Chelsea), Weston McKennie (Juventus), Giovanni Reyna (Dortmund), dan Sergio Dest (Barcelona).

Dengan kualitas para pemain muda ini, timnas AS tak boleh dipandang sebelah mata apalagi dinilai tim pelengkap piala dunia. Situasi sudah berbeda.

Selain banyak pemain muda yang berkualitas, iklim sepak bola di AS sudah bertumbuh dengan baik. Liga MLS (Major League Soccer) kerap menjadi perhatian publik.

Walau liga ini masih dipandang sebagai tujuan dari pemain-pemain top dari liga-liga Eropa yang mau pensiun, paling tidak iklim kompetesi sudah meningkat.

Stadion terlihat penuh penonton. Laga-laganya mulai ditonton oleh negara-negara lain. Para pemain muda asal AS mulai berkiprah di klub-klub top Eropa. Bahkan mereka menjadi pemain penting yang menarik perhatian di Eropa.

Artinya, timnas sepak bola AS sudah berkembang. Ini juga menjadi awasan bagi negara-negara yang berada satu grup dengan AS. Para pemain muda AS bisa menjadi kuda hitam di piala dunia di tengah tim-tim kuat seperti Perancis, Belgia, Inggris, Brasil, dan Argentina.

Ketika timnas Perancis masih difavoritkan, timnas AS patut diwaspadai. Darah anak-anak muda bisa menjadi gangguan pada tim-tim yang dipandang favorit.

Salam Bola

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun