Babak 16 besar kompetesi Liga Champions baru selesai. Total 8 tim yang berhasil melaju. Real Madrid, Atletico Madrid, Liverpool, Manchester City, Bayern Munchen, Chelsea, Benfica, dan Villareal.
Di babak 16 besar, hemat saya, terjadi beberapa kejutan. Kejutan paling pertama dalam laga antara Paris Saint Germain (PSG) kontra Real Madrid.Â
Dalam laga ini, PSG diunggulkan atas Real Madrid. PSG yang diperkuat trio Messi, Mbappe, dan Neymar dinilai bisa merumitkan Real Madrid.Â
Di leg pertama, PSG unggul 1-0 atas Madrid di Paris. Beruntung bagi Madrid hanya kemasukan 1 gol.Â
Lalu, di leg ke-2 PSG sudah unggul 1-0 atas Madrid di babak pertama. Namun, nasib sial menimpah PSG pada drama 10 menit di babak kedua. Adalah Karim Benzema berhasil melesakkan 3 gol ke gawang Donnarumma dalam waktu yang cukup berdekatan.Â
Alhasil, PSG tersingkir dan Madrid melaju dengan kepercayaan diri yang cukup tinggi. Bahkan gelandang veteran Madrid, Luka Modric menyatakan bahwa jika Madrid bisa menyingkirkan PSG, maka Madrid berpeluang menjadi juara musim ini. Kita nantikan prediksi ini!
Selain PSG, klub kuat asal Liga Italia Juventus juga secara mengejutkan disingkirkan oleh juara Eropa musim lalu, Villareal. Tim asal La Liga Spanyol ini berhasil membungkam pasukan Max Allegri dengan 3 gol tanpa balas pada leg kedua.Â
Di atas kertas, Juve mempunyai kekuatan yang berada di atas Villareal. Menjadi menyakitkan ketika Juve kalah di kandangnya sendiri. Di Turin.Â
Efek tuan rumah tak begitu berdampak bagi Juve. Malahan, Juve terlihat sebagai tim yang tak begitu berambisi di Eropa.Â
Tersingkirnya PSG dan Juve memberikan pesan serentak arti penting untuk setiap tim yang berlaga di babak 8 besar. Pesan paling pertama adalah tak ada tim favorit.Â
Barangkali, mayaritas pencinta sepak bola menilai bahwa tim seperti Bayern, Liverpool, dan Man City menjadi favorit kuat menjadi juara dalam turnamen bergengsi di Eropa. 3 tim bisa menjadi salah satu dari juara pada musim ini.
Bertolak dari situasi yang dialami oleh PSG dan Juventus, status favorit itu sebenarnya tak ada. Tiap tim akan berupaya untuk memenangi laga di babak 8 besar. Termasuk, memainkan taktik negatif dalam meredam kekuatan lawan.
Juventus harus merasa frustrasi dengan gaya permainan Villareal yang cenderung bertahan, terlebih lagi setelah mendapatkan gol. 11 pemain dikonsentrasikan untuk mengunci permainan Juve. Â
Sama halnya, Real Madrid yang tak diunggulkan atas PSG. Madrid hanya mengandalkan serangan balik dan memanfaatkan efektivitas duo Vinicius Jr. dan Karim Benzema dalam meruntuhkan pertahanan Madrid.Â
Makanya, boleh saja tim seperti Liverpool, Man City, dan Bayern masih tampil positif, mereka pun perlu waspada dengan efek kejutan di Liga Champions. Tim-tim seperti Benfica dan Villareal bisa saja merumitkan jalan Man City, Liverpool, Bayern, dan Real Madrid.Â
Maka dari itu, faktor kedua yang perlu dipertimbangkan dari tersingkirnya PSG dan Juventus sekiranya menguatkan faktor kewaspadaan pada tim-tim kuat.Â
Man City menjadi salah satu favorit kuat. Belum pernah merasakan juara Liga Champions menjadi salah satu ambisi besar Man City. Namun, ambisi ini harus berhadapan dengan tim-tim seperti Bayern, Liverpool, dan bahkan Real Madrid.Â
Jika Man City tak waspada pada kekuatan lawan, bisa jadi peluang untuk menjadi juara pertama kalinya bisa kembali melayang. Maka dari itu, Pep Guardiola perlu mewaspadai kekuatan setiap tim. Kecenderungan mengutak-atik skuad bukan lagi pilihan yang tepa dalam menghadapi tim lawan.Â
Begitu juga, tim-tim yang secara tradisi kuat dengan juara Liga Champions seperti Bayern, Madrid, dan Liverpool. Secara tradisi dan pengalaman, tim-tim ini boleh saja dijagokan.Â
Akan tetapi, mereka juga perlu menyadari ambisi tim-tim yang tak terlalu diunggulkan seperti Villareal dan Benfica. Villareal memiliki pengalaman tersendiri di Piala Eropa musim lalu, ketika di final mengalahkan Manchester United. Villareal tak diunggulkan, namun kemudian tim asuhan Unai Emery yang malah menjadi juara.
Apa pun hasil undian untuk babak 8 besar nantinya, yang pasti tak ada yang diunggulkan. Keunggulan di atas kertas bukanlah satu-satunya tolok ukur.Â
Selain itu, setiap tim perlu berwaspada pada setiap tim yang dihadapi. Pendeknya, tak boleh menganggap enteng kekuatan lawan.Â
Salam Bola
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H