Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Manchester United Tanpa Karakter dan Pembalasan Pribadi ala Diego Simeone

16 Maret 2022   08:13 Diperbarui: 16 Maret 2022   08:21 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Manchester United kalah 0-1 dari Atletico Madrid di Old Trafford. Foto: AFP/Paul Ellis via Kompas.com

 

Manchester United (MU) harus menerima kekalahan 0-1 (agregat 1-2) dari Atletico Madrid di leg ke-2 babak 16 besar Liga Champions (16/3/22). Sedihnya, kekalahan ini disaksikan oleh suporter tuan rumah di Old Trafford.

Kekalahan ini pun menyingkirkan MU dari Liga Champions. Peluang untuk meraih trofi pada musim ini pun makin sempit. Puasa gelar MU di semua kompetesi pun kian panjang.

Selain itu, kondisi MU di klasemen sementara Liga Inggris belum relatif aman. Masih bercokol di tempat ke-5, dan para pesaing untuk masuk ke-4 besar terdiri dari beberapa klub yang juga serius mengincar tempat 4 besar di Liga Champions.

Jika MU tak mempertahankan performa terbaik di Liga Inggris, peluang untuk bermain di Liga Champions bisa melayang.

MU sementara mencari bentuk permainan terbaik. Pergantian Ole Gunnar Solksjaer dengan pelatih interim, Ralf Rangnick tak serta merta memperbaiki situasi di MU.

Situasi terlihat masih persis sama. MU tetap tak tampil konsisten. Bentuk permainan, gegenpressing yang identik dengan filosofi Rangnick, belum terlalu nampak di MU. Barangkali salah satu letak persoalannya kondisi komposisi skuad yang dimiliki oleh Rangnick.

Bagaimana pun, gaya permainan bisa berjalan apabila pelatih memiliki pemain yang cocok dan sesuai dengan pilihan pelatih. Hal itu bisa dibuktikan ketika Juergen Klopp membangun Liverpool.

Sebelum Liverpool berjaya seperti saat ini, Klopp melakukan pencarian para pemain yang cocok dengan gayanya di Liverpool. Dan, hal ini masih berlangsung sampai saat ini.

Berbeda dengan Rangnick yang menerima kondisi skuad sebagaimana yang ditinggalkan Solksjaer. Dengan ini, Rangnick memiliki komposisi skuad yang terbatas untuk gaya yang mau diterapkan.

Praktisnya, dia tak memiliki pemain yang didatangkan dan dipilihnya secara langsung. Selain memanfaatkan para pemain yang tersedia, pada beberapa kesempatan Rangnick coba melirik kualitas yang berada di akademi klub dan memainkan mereka.

Tak pelak, situasi ini tak terlalu mendukung rencana pelatih dalam membangun karakter permainan tim. Tim menjadi gampang diprediksi, dan gampang pula ditundukan oleh lawan, bahkan di kediamannya sendiri.

Ketiadaan karakter sebagai tim pemenangan sementara menghantui MU. Cristiano Ronaldo yang dikenal sebagai pemain pekerja keras dan bermental pemenang tak kuasa untuk menjauhkan kekalahan di depan pendukung sendiri.

Padahal, MU dikenal sebagai tim yang tak gampang tunduk di rumah sendiri. Hasil imbang 1-1 di rumah Atletico Madrid sebenarnya sudah menjadi bekal bagus bagi MU di Old Trafford.

Bermain di rumah sendiri menjadi faktor plus bagi MU. Juga dari komposisi skuad, MU masih berada di atas Atletico.

Namun, yang terjadi MU hanya mendominasi laga tanpa bisa menembus kesolidan barisan pertahanan Atletico. Barangkali Rangnick tak menyadari bahwa berhadapan dengan Atletico, tim harus mengerahkan energi ekstra untuk tidak bobol terlebih dahulu.

Apabila Atletico yang sudah membobol gawang terlebih dahulu, cerita selanjutnya Atletico akan bermain rapat dan memanfaatkan segala cara untuk menghalau bola dari daerah pertahanan.

Terbukti, ketika Atletico sudah mencetak gol di babak pertama, dan di babak kedua permainan MU sudah terkunci di barisan solid MU.

Juga, sebagaimana MU, Atletico juga tak tampil terlalu mentereng di La Liga Spanyol. Kerap tampil tak konsisten berhadapa dengan tim-tim papan tengah. Makanya, MU sebenarnya agak lebih unggul dari Atletico Madrid.

Namun, Atletico lebih unggul dari sisi mental. Tolak tunduk pada gemuruh Old Trafford. Juga tak begitu cemas dengan keberadaan Cristiano Ronaldo di kubu MU.

Bukan rahasia lagi jika Ronaldo merupakan salah satu momok menakutkan bagi Atletico di Liga Champions dan saat Ronaldo masih bermain di La Liga Spanyol bersama Real Madrid. Pada beberapa kesempatan ketika Atletico bertemu dengan tim yang dibela oleh Ronaldo, Atletico selalu tunduk.

Bahkan Ronaldo kerap menjadi salah satu aktor yang menundukan Atletico. Tak berlebihan jika menilai bahwa Ronaldo telah menjadi momok bagi gawang Atletico.

Bahkan D. Simeone pernah menyatakan bahwa jika Ronaldo bukanlah pesepak bola, dia sudah memenangi 3 trofi Liga Champions bersama Atletico Madrid.

Tak heran, keberhasilan Atletico menyingkirkan MU seolah membahasakan akhirnya kutukan Ronaldo bagi Atletico. Lebih jauh, D. Simeone pun bisa membalaskan dendamnya kepada Ronaldo yang mungkin masih berambisi untuk meraih trofi bergengsi ini bersama MU.

Ya, Simeone dan Ronaldo seperti musuh dalam perang dingin. Pernah di Liga Champions di tahun 2019 saat Ronaldo berseragam Juventus bersua Atletico Madrid di babak perdelapan final terjadi drama di antara keduanya.

Di leg pertama, Simeone merayakan gol timnya dengan bahasa tubuh yang cukup mencelah Juve. Rupanya Simeone lupa dengan leg kedua dan keberadaan Ronaldo di Juventus.

Di leg ke-2, Juventus menghantam Atletico. Ronaldo cetak hattrick ke gawang Atletico. Ronaldo juga tak lupa dengan bahasa tubuh Simeone. Sontak saja, Ronaldo menirukan bahasa tubuh yang sama ketika melakukan selebrasi gol kemenangan.

Laga itu hanyalah salah satu contoh, di mana Ronaldo telah menghantui Atletico. Namun, musim ini tuah berpihak ke Atletico Madrid dan Diego Simeone. Pembalasan dendam pribadi Simeone dengan Ronaldo pun tertebus di Old Trafford.

Beruntung, Simeone berhadapan dengan MU yang masih kehilangan karakter untuk menang. Barangkali ini menjadi salah satu faktor, di mana Ronaldo tak bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya.

Ronaldo harus pasrah menerima kekalahan dari Atletico. Kekalahan ini pun menutup peluang bagi Ronaldo untuk mendapatkan gelar bersama MU pada musim ini.

Salam Bola

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun